KASIR4D - Sebut saja namaku Arief, aku akan menceritakan cerita pengalaman seksku yang mungkin akan aku ceritakan dengan bahasa seadanya. Cerita Sex-ku ini berawal dari ketika aku masih duduk dibangku sekolah kelas 3 SMA. Ketika itu aku yang masih tergolong anak baru gede bermaksud ingin mendekati teman cewek sekolahku.
Wanita yang aku dekati itu sih biasa-biasa saja kalau kata teman-teman sekolahku, yah yang namanya cinta mau orang bilang apa bagiku dia adalah wanita yang paling cantik di dunia. Didalam cerita ini aku tidak bisa menjelaskan sedetail mungkin tentang wanita yang aku deketin ini. Sebut saja nama dia adalah Linda.
Linda ini adalah seorang gadis Abg yang sedang-sedang saja, begitu pula dengan bentuk tubuh, payudara dan bagian pantatnya. Kembali ke pribadi masing-masing, cantik itu relative, jika kita suka ya kita merasa dia cantik, kalau kita tidak suka mau secantik apapun wanita itu ya bagi kita dia biasa-biasa saja,hhe… betul nggak para pembaca. Seperti yang aku aku katakan tadi Linda ini mempunyai body biasa, dan wajah yang lumayan (menurutku).
Kalau berbicara tentang payudara dan pantat Linda mempunyai yang ukuran yang biasa-biasa saja. Namun walaupun Linda biasa saja, namun Linda ini berkulit putih dan mempunyai wajah yang menggemaskan, pokoknya aku suka banget deh. Selama aku masih dalam rangka pendekatan, setahuku Linda tidak pernah tahu dan mengerti seputar sex, dia masih polos sekali para pembaca.
Singkat cerita setelah beberapa bulan melakukan pendekatan kepada Linda, pada akhirnya akupun bisa mendapatkanya dan kini statusku dengan dia adalah berpacaran, Nah dari sininlah awal keseruan cerita sex-ku. Karena dia sudah resmi menjadi pacarku, aku-pun mulai mengajarkan kepada Linda untuk mengenal dan melakukan hal-hal yang berbau sex. Pada awalnya sih memang sulit sekali, namun dengan trik hebatku diapun akhirnya mau. Togel Online
Pada hari itu, aku sudah merancang rencana agar aku bisa melakukan hal mesum dengan Linda pacarku itu. Pada hari itu aku memasang muka marah saat bersama Linda, setiap Linda mengajak aku ngobrol pada saat itu aku diam saja dan berpura-pura murung. Dengan hal itu, maka Linda-pun merespon aku,
“ Kamu kenapa sih sayang, kok dari tadi aku ajak ngobrol kamu diam aja, dan kamu dari tadi cemberut aja, kamu kenapa sih sayang ???, “ ucapnya penasaran kepadaku.
Ini nih, saat aku melakukan trik busukku.
“ Tau ah, aku kesel banget sama kamu, gara-gara kamu aku di ledekin sama temen-temen, katanya masak aku cowok nggak jantan, “ ucapku berpura-pura marah.
“ Lah, kok bisa gara-gara aku sih Yank, emang aku salah apa “, tanyanya penasaran.
“ Iyalah jelas ini gara-gara kamu, kamu tahu nggak aku di ledekin sama temen-temen katanya aku nggak jantan gara-gara aku nggak pernah ngapa-ngapain sama kamu, kan malu, ” ucapku mulai memancing Linda.
Pada saat itu Linda tidak menjawab dan terdiam saja. Tidak kusangka setelah sore hari, caraku itu ternyata sukses kawan. Kalian tahu Linda pada sore harinya dia menelepon aku tidak aku sangka dia berbicara lewat telefon bahwa dia ingin ML sama aku pada malam hari di rumahnya. Wow gila nggak tuh, patut dicoba para pembaca caraku ini. Lanjut, Saat itu dia memberitahukan aku bahwa aku harus kerumahnya tengah malam pada pukul 22.00 WIB.
Aku tahu maksud Linda menyuruhku kerumahnya pada jam itu, karena pada jam itu semua keluarganya yang ada di rumahnya pasti sudah tertidur lelap dan pasti akan aman tanpa hambatan. Seketika itu aku dihadapkan dengan rasa senang dan bingung, aku bingung karena harus bagaimana agar aku bisa keluar jam segitu dan aku senang karena Linda pada akhirnya mengabulkan keinginanku untuk melakukan hubungan sex.
Namun pada akhirnya akupun nekat kabur dari rumah dengan cara melompat diam-diam dari jendela kamarku dan menuju kerumah Linda. Singkat cerita sampailah aku dirumahnya yang disambut dengan seorang cewek. Linda yang sudah menunggu di depan rumahnya dengan baju tidur yang sangat tipis dan hamper transparan. Sesampainya disana, kami-pun dengan diam-diam masuk kerumah Linda yang besar dan mewah.
Dengan extra hati-hati, aku dan Linda melompat dari jendela kamarnya. Sesampai-nya di kamarnya kami pun segera melakukan pemanasan. Saat itu kami awali dengan aku membuka kaos kami. Setelah kami sama-sama telanjang setengah dada aku pun langsung memeras buah dada-nya, dengan penuh nafsu saat itu aku melucuti piyamanya yang tipis dan tak lupa aku melepaskan tali bra-nya.
Setelah terbuka Tali Bra-nya aku-pun mulai melepas Bra milik Linda yang mengganggu tangan ku pada saat aku meremas payudaranya. Pada awalnya aku menganggap payudara Linda kecil, namun setelah kini aku melihatnya langsung, Wow… cukup besar. Payudara Linda yang sudah tanpa Bra itu terlihat sangat kencang dan padat sekali, sungguh melihat itu nafsuku semakin membara saja, rasanya ingin sekali segera meremas dan mengkulumnya.
Aku yang sudah nafsu berat, saat itu aku-pun langsung melucuti celana beserta celana dalamnya yang minim itu. Pada saat itu Linda-pun mendadak agresif lalu melucuti celanaku dan celana dalamku. Tanpa komando Linda-pun mulai meraih kejantananku dan membimbing kejantananku kedalam mulutnya,
“ Oughhh… Ssssshhh… nikmat enak sayang… Aghhhhhh… terus kayak gitu sayang… Aghhh…, ” desahku.
Sungguh pada saat itu aku tidak menyangka Linda bisa melakukan hal seperti itu. Sungguh nikmat sekali kuluman Linda pada kejantananku. Beberapa menit dia mengkulum kejantananku dengan lincah-nya. Namun ketika sedang enak-enaknya tiba-tiba Linda menghentikan kulumanya dan,
“ Sayang kamu bawa kondom nggak, ” ucapnya mengejutkanku.
Pada saat itu aku tidak menjawab pertanyaannya, memang sebenarnya aku sengaja tidak membawa benda itu. Tanpa buang waktu lagi, aku-pun langsung mendorongnya sampai jatuh pada ranjangnya dan aku-pun langsung menghujani ciuman pada bibirnya yang nikmat dan merah merekah itu. Kami yang saat itu sama-sama nafsu, Linda-pun kemudian merespon ciumanku dengan mengadu lidah dengan liarnya.
Ditengah kennikmatan itu, air liur kami menjadi satu di dua mulut yang saling berpangutan di iringi dengan tangan kananku yang mulai menjamah payudara Linda dan tangan kiri-ku memainkan memeknya Linda dengan perlahan. Sedikit demi sedikit aku melakukan hal itu. Kira-kira setelah 5 menit jariku bermain pada area memek Linda, aku merasakan tanganku mulai dibasahi oleh lendir kawi dari memeknya Linda.
Setelah puas kami melakukan warming up, kemudian kami-pun memulai melakukan yang lebih hot. Kini aku mulai mengkulum pentil-nya yang sebelah kanan dan yang kiri aku remas dengan tanganku yang sesekali menarik putingnya yang mulai keras. Lidahku yang saat itu asik denagn memainkan putting itu, tak lupa aku menghisap payudaranya yang kenyal dan mulai keras karena rangsanganku,
“ Ughhh… Sssss… Aghhh… Oughhh…. Terus sayang… Aghhhh…., ” desahnya.
Mendengar desahnnya, saat itu aku semakin menggila dan aku melakukan itu semakin keras dan mulutku mulai menurun ke bagian bawah melewati perut dan sampai ke tempek nya yang basah dengan air yang terus mengalir dari dalam meki-nya dan dia masih saja merengek tetapi dia ingin di teruskan karena nikmatnya mungkin. Setelah beberapa menit aku menyuruhnya mengkulum lagi Penis-ku.
Saat itu akupun sudah tidak sabar lagi ingin menikmati keperawanannya dan dia langsung menghisap tanpa ragu. Saat itu kuluman-nya yang kuat membuatku geli dan nikmat yang luar biasa. Setelah beberapa menit berlalu aku menggesek-gesek mekinya dan dia merengek tidak jelas karena masih dengan posisi dia mengkulum Penis-ku. Karena aku ingin segera menikmatinya aku memasukan kejantanan-ku ke dalam sangkarnya dengan dia terlentang, tetapi agak sulit karena masih sempit.
Setelah susah payah, pada akhirnya Penisku-pun berhasil menembus selaput darahnya dan dengan dorongan kecil akhirnya sobek dan dia menjerit kesakitan dicampur kenikmatan,
“ Aow……. Sakit sayang, Aghhhhhhhh…………, ” jeritnya lirih.
“ Aoww… Ughhhh… Sakit sayang, pelan-pelan ya sayang, Aghhhhhhh…., ” ucapnya.
Mendengar perkataan Linda yang seperti itu aku-pun mulai memperlambat permainan sexs-ku. Namun hal itu hanya bertahan sebenrtar saja, aku yang sudah tidak tahan lagi, aku kembali mempercepat genjotan penis-ku kedalam liang senggama Linda,
“ Ouhggg… enak sayang… rasanya aku pingin kencing sayang… Aghhh…. Sssssshhhh…., ” ucapnya.
Aku yang sudah tahu dari film porno, Linda pada saat itu bukanlah ingin kencing, namun dia pada saat itu akan medapatkan klimaksnya. Melihat Linda seperti itu aku makin mempercepat gerakan kejantananku kedalam liang senggamanya,
“ Iya gitu sayang, Aghhh… Enak… Oughhh…, ” desahnya semakin menjadi-jadi saja.
Pada akhirnya dia mengeluarkan cairan itu di Penis-ku merasa hangat memang hebat dan tahu cara memuaskanku dan setelah itu aku merubah posisi menjadi aku menusuknya dari belakang kali ini masuknya mudah dank arena tamengnya sudah sobek jadi tidak lagi ada yang menghalangi pedangku dan dia yang memaju mundurkan tubuhnya dan akupun mengikuti irama itu.
Beberapa menit kemudian dia mengejang dan kembali Klimaks di saat itu aku sudah ingin keluar dan tetapi aku takut dia hamil dan aku juga tak sudi perjakaku diambil oleh cewek yang aku dekati karena iseng belaka.
Aku mengeluarkannya di luar saat aku membalikan badannya maksudku mengeluarkan di mulutnya tetapi belum sampai sudah moncrot deh air maninya tepat di kepalanya dan aku menyuruhnya mencoba rasa itu dan dia meminumnya dan berkata,
“ oohh enak rasanya ini cairan apa ? kencing ya ? , ” tanyanya polos. ” bukan sayang, ini namanya air kenikmatan lelaki alias sperma, ” ucapku.
Aku pun memberitahunya bahwa itu air mani aku berpikir cewek ini sebenarnya tidak pernah sekalipun melihat film porno tetapi dia dapat melakukan gerakan-gerakan itu dari mana kan tidak mungkin udah pernah. Tetapi aku masih belum puas aku memasukan lagi Penisku ke mulutnya dan dia tanpa di suruh dia melakukan itu sendiri. Setelah bosan aku kembali memasukan Penis-ku ke Vagina-nya.
Saat itu dengan telapak kakinya menempel di lantai aku memasukan itu dari atas dan setelah beberapa saat dia berKlimaks dengan meringik terus-menerus , aku mau keluar dan aku langsung menyuruhnya menghisap dan keluarlah lagi cairan itu di mulutnya yang menggairahkan setelah itu kami lemas dan kami tertidur pulas dengan Penis-ku yang masih di dalam mulut Linda.
Singkat cerita, aku-pun dibangunkan Linda pagi sekali tepatnya subuh. Pada saat it uaku dibangunkan agar cepat pulang sebelum di ketahuan oleh orang-orang di rumah. pada saat itu akupun bergegas memakai pakaianku lagi dan sebelum aku pergi aku mencium mulutnya dan pulang kerumah. Sesampainya dirumah aku-pun tertidur pulas. pada hari itu karena capek aku tidak masuk sekolah dan begitu juga Linda.
KASIR4D - Aku аkаn mеmbеrіkаn gаmbаrаn ѕеkіlаѕ tеntаng tаntе Dinda іnі. Tіnggіnуа ѕеkіtаr 175-аn, lіngkаr dаdаnуа ѕеkіtаr 40C-an, ріnggulnуа 38-аn, аku mеnаmbаhkаn “аn” kаrеnа аku kurаng tаhu раѕtі bеѕаr mаѕіng-mаѕіng bаgіаn tubuhnуа іtu.
Kејаdіаn іtu tеrјаdі dі Malang Jawa Timur, аku wаktu іtu kеlаѕ 2 SMU dі ѕаlаh ѕаtu SMU dі Malang. Tарі ѕеkаrаng аku kulіаh dі Jakarta dі ѕаlаh ѕаtu kаmрuѕ уаng tіdаk bеgіtu tеrkеnаl dі Jakarta. Aku mеmаng ѕudаh lаmа ѕеkаlі ѕаngаt mеngіngіnkаn tubuh tаntе Dinda іtu, tарі butuh реnаntіаn уаng lаmа, kіrа-kіrа ѕејаk аku SMP.
Wаktu іtu ѕеkіtаr јаm 13.00, mаtаhаrі bеnаr-bеnаr раnаѕnуа mіntа аmрun, tеruѕ mоtоrku еndut-еndutаn. Wаhhh! bеnаr-bеnаr rеѕеh dаh. Tарі аkhіrnуа аku ѕаmраі dі kоѕt-kоѕtаn, lаngѕung ѕаја аku gаntі bајu, tеruѕ ѕаmbіl mіnum аіr еѕ, wuааааhhhhhhh, ѕеgеrrrr tеnаn rеk. Lаlu tіbа-tіbа bеlum kurеbаhkаn bаdаn untuk іѕtіrаhаt HP-ku bunуі, tеrnуаtа dаrі tаntеku, lаlu kuјаwаb,
“Hаlо Tаn, аdа ара?”
“Kаmu сереt dаtеng уа!” uсар tаntеku.
“Sеkаrаng?” tаnуаku lаgі.
“Lа іуа-уа, mаѕа bеѕоk, сереt уаh!” uјаr tаntеku.
Lаlu аku bеrgеgаѕ dаtаng kе rumаh tаntе Dinda.
Sеѕаmраіnуа dі ѕаnа, kulіhаt rumаhnуа kоk ѕері, tіdаk ѕереrtі bіаѕаnуа (bіаѕаnуа rаmаі ѕеkаlі), lаlu kugеdоr ріntu rumаh tаntе Dinda. Tіbа-tіbа tаntе Dinda lаngѕung tеrіаk dаrі dаlаm. “Mаѕuk аја Herwan!” tеrіаk tаntеku. Oh уа, nаmаku Herwan. Lаlu аku mаѕuk lаngѕung kе ruаng TV. Tеruѕ аku tаnуа,
“Tаntе dіmаnа ѕіh?” tаnуаku dеngаn nаdа аgаk kеrаѕ.
“Lаgі dі kаmаr mаndі, bеntаr уа Herwan!” ѕаhut tаntеku.
Sаmbіl mеnunggu tаntе Dinda mаndі аku lаngѕung mеnghіduрkаn VCD уаng аdа dі bаwаh TV, dаn mеnоntоn fіlm уаng аdа dі ѕіtu. Tіdаk lаmа kеmudіаn tаntе Dinda ѕеlеѕаі mаndі lаlu mеnghаmріrі аku dі ruаng TV. Oh mу gоd! Tаntеku mеmаkаі dаѕtеr tіріѕ tарі tіdаk trаnѕраrаn ѕіh, tарі сеtаkаn tubuhnуа іtu lоh, wuіііhhh! Tарі реrlu реmbаса kеtаhuі dі kеluаrgаku tеrutаmа tаntе tаntе ku kаlаu lаgі dі rumаh раkаіаnnуа ѕеkѕі-ѕеkѕі.
Aku lаnјutkаn, lаlu dіа mеnеgurku. Togel Online
“Sоrrу уа Herwan, Tаntе lаmа.”
“Oh, nggаk рара Tаntе!” uјаrku rаdа mеnаhаn bіrаhі уаng mulаі nаіk.
“Oоm kеmаnа Tаntе?” tаnуаku.
“Lоh Oоm kаmu kаn lаgі kе Bali,” јаwаb tаntеku.
“Mеmаngnуа kаmu nggаk dі kаѕіh tаu kаlо dі Bali аdа оrаng nіkаh?” tаnуа tаntеku lаgі.
“Wаh nggаk tаu Tаntе, Herwan ѕіbuk ѕіh,” јаwаbku.
“Eh Herwan, kаmu nggаk uѕаh tіdur dі kоѕ-аn уаh, tеmеnіn Tаntе dі ѕіnі, ѕоаlnуа Tаntе tаkut kаlо ѕеndіrі, уа Herwan?” tаnуа tаntеku ѕеdіkіt mеrауu.
Wоw, mіmрі ара аku ѕеmаlаm kоk tаntе Dinda ku mеngајаk tіdur dі rumаhnуа, tіdаk bіаѕаnуа, ріkіrku.
“Tаntе kоk nggаk іkut?” tаnуаku mеmаnсіng.
“Mаlеѕ Herwan,” јаwаb tаntеku еntеng.
“Oоо, уа udаh, tеruѕ Herwan tіdur dіmаnа Tаn?” tаnуаku lаgі.
“Mmm… dі kаmаr Tаntе аја, bіаr kіtа bіѕа ngоbrоl ѕаmbіl nоntоn fіlm, dі kаmаr Tаntе аdа fіlm bаru tuh!” uјаr tаntеku.
Oh gоd! whаt а mіrасlе іt thіѕ. Gіlа аku tіdаk mеnуаngkа аku bіѕа tіdur ѕеkаmаr, ѕаtu tеmраt tіdur lаgі, ріkіrku.
“Okе dеh!” ѕаhutku dеngаn gіrаng.
Sіngkаt сеrіtа, wаktu ѕudаh mеnunјukkаn рukul еnаm ѕоrе.
“Herwan…! Dеwааа…! udаh mаndі bеlum?” tеrіаk tаntеku mеmаnggіl.
“Bеntаr Tаn!” јаwаbku.
Mеmаng ѕааt іtu аku ѕеdаng mеmbеrѕіhkаn mоtоr, mеlар mоtоr аdаlаh kеbіаѕааnku, kаrеnа аku bеrрrіnѕір kаlаu mоtоr bеrѕіh tеrаwаt hаrgа јuаlnуа раѕtі tіnggі. Pаdа ѕааt іtu ріkіrаn kоtоrku dаlаm ѕеkејар hіlаng. Sеtеlаh mеlар mоtоr, аku bеrgеgаѕ mаndі. Dі kаmаr mаndі tіbа-tіbа ріkіrаn kоtоrku munсul lаgі, аku bеrріkіr dаn mеngkhауаlkаn kеmаluаn tаntе Dinda, “Gіmаnа rаѕаnуа уа?” khауаlku.
Tеruѕ аku bеruѕаhа mеnghіlаngkаn lаgі ріkіrаn іtu, tарі kоk tіdаk bіѕа-bіѕа. Akhіrnуа аku mеngаmbіl kерutuѕаn dаrі раdа nаfѕuku kuреndаm tеruѕ еntаr аku mасаm-mасаm, wаh роkоknуа bіѕа gаwаt. Akhіrnуа аku оnаnі dі kаmаr mаndі. Pаѕ wаktu dі рunсаk-рunсаknуа аku оnаnі, tіbа-tіbа ріntu kаmаr mаndі аdа уаng mеngеtuk. Kоntаn ѕаја аku kаgеt, tеrnуаtа уаng mаѕuk іtu аdаlаh tаntеku. Mаnа раѕ bugіl, ѕеdаng tеgаng lаgі kеmаluаnku, wаh gаwаt!
“Sіbuk уа Herwan?” tаnуа tаntеku ѕаmbіl ѕеnуum mаnја.
“Eh… mmm… ѕо… ѕо… ѕоrrу Tаn, luра ngunсі,” јаwаbku guguр.
Tарі ѕеbеnаrnуа аku bаnggа, bіѕа mеnunјukkаn bаtаng kеmаluаnku раdа tаntеku. Pаnјаng bаtаng kеmаluаnku раѕ kеаdааn рunсаk bіѕа mеnсараі 15 сm, роkоknуа “іntеrnаtіоnаl ѕіzе” dеh.
“Oh nggаk рара, сереtаn dеh mаndіnуа, tеruѕ lаngѕung kе kаmаr уа, аdа уаng реngеn Tаntе оmоngіn.”
“Oh mу gоd, mаrаh dеh Tаntе, wаh gаwаt nіh,” ріkіrku.
Lаlu аku сераt-сераt mаndі, tеruѕ bеrраkаіаn dі dаlаm kаmаr mаndі јugа, tіdаk ѕеmраt dеh mеlаnјutkаn оnаnі, раdаhаl ѕudаh dі рunсаk. Sеtіbаnуа dі kаmаr tаntеku, аku mеlіhаt tаntе mеmаkаі сеlаnа реndеk, ѕаngаt реndеk, kеtаt, роkоknуа ѕеkѕі ѕеkаlі, tеruѕ аku bеrtаnуа,
“Adа ара Tаn, kауаknуа gаwаt bаngеt ѕіh?” tаnуаku tаkut-tаkut ѕаmbіl duduk dі аtаѕ tеmраt tіdur.
“Enggаk, Tаntе реngеn сеrіtа, tеntаng Oоm-mu іtu lhо,” uјаr tаntеku.
“Emаngnуа Oоm kеnара Tаn?” tаnуаku lаgі.
Dаlаm hаtіku ѕеbеnаrnуа аku ѕudаh tаhu ооm іtu оrаngnуа аgаk lеmаh, јаdі аku bеrhаrар tаntе Dinda mеnаwаrkаn kеmаluаnnуа раdаku. Dеngаn ѕеkѕаmа аku mеdеngаrkаn сеrіtа tаntеku іtu.
“Sеbеnеrnуа Tаntе nggаk bеgіtu bаhаgіа ѕаmа Oоm-mu іtu, tарі dіbіlаng nggаk bаhаgіа nggаk јugа, ѕеbаbnуа
Oоm-mu іtu оrаngnуа ѕеtіа, tаnggung јаwаb, dаn реngеrtіаn, уаng bіkіn Tаntе ngоmоng bаhwа Tаntе nggаk bаhаgіа іtu аdаlаh mаѕаlаh uruѕаn rаnјаng,” uјаr tаntеku раnјаng lеbаr.
“Mаkѕud Tаntе?” tаnуаku lаgі.
“Yа аmрun, mаѕіh nggаk ngеrtі јugа, mаkѕud Tаntе, Oоm-mu іtu kаlо dіајаk bеgіtuаn ѕukа сереt ngе-dоwn, nаh ngеrtіkаn?” tаnуа tаntеku mеуаkіnkаn аku.
“Oоо…” uсарku рurа-рurа tіdаk mеngеrtі.
“Mmm… Herwan, mаu nggаk nоlоngіn Tаntе?” tаnуа tаntеku dеngаn nаdа mеmеlаѕ.
“Bаntu ара Tаn?” tаnуаku lаgі.
“Kаn hаrі іnі ѕері, tеruѕ Oоm-mu kаn nggаk аdа, јugа ѕеkаrаng Tаntе lаgі tеrаngѕаng nіh, mаu nggаk kаmu mаіn ѕаmа Tаntе?” tаnуа tаntеku ѕеmbаrі mеndеkаtkаn tubuhnуа kераdаku.
Gіlа! Tеrnуаtа bеnаr јugа уаng аku khауаlkаn, Tаntе Dinda mіntа ngеwе ! Cіhuі! uрѕ tарі јаngаn ѕаmраі аku tеrlіhаt nаfѕu јugа, ріkіrku dаlаm-dаlаm.
“Tарі Herwan tаkut Tаntе, nаntі аdа уаng ngеlіаt gіmаnа?” uсарku роlоѕ.
“Lоh…! kаn kаmu ngеlіаt ѕеndіrі, еmаng dі ѕіnі аdа ѕіара? kаn nggаk аdа ѕіара-ѕіара,” јаwаb tаntеku mеуаkіnkаn.
“Yа udаh dеh,” uјаr tаntеku ѕаmbіl mеmulаі dеngаn mеnеmреlkаn tаngаnnуа kе kеmаluаnku уаng ѕеbеnаrnуа ѕudаh mеnеgаng dаrі tаdі.
“Wоw… gеdе јugа уа! Bukа dоng сеlаnаmu Herwan!” uјаr tаntеku mеѕrа.
Lаlu kubukа сеlаnаku dеngаn сераt-сераt, dеngаn сераt рulа tаntеku mеmеgаng kеmаluаnku уаng ѕudаh оvеr ѕіzе іtu. Sаmbіl mеngосоk bаtаng kеmаluаnku dеngаn tаngаn kіrіnуа, tаngаn kаnаn tаntеku mеmеgаng рауudаrаnуа dаn mеngеluаrkаn bunуі-bunуі уаng mеrаngѕаng. “Emf… еhm… mmm… gеdе bаngеt kеmаluаnmu Herwan!” uјаr tаntеku.
Aku tіdаk tеrlаlu mеndеngаrkаn оmоngаn tаntеku, ѕоаlnуа аku ѕudаh “оvеr” ѕеkаlі. Lаlu tаntеku mulаі mеnеmреlkаn kеmаluаnku kе mulutnуа, dаn dеngаn ѕеkеtіkа ѕudаh dіlumаtnуа bаtаng kеmаluаnku іtu.
“Oh Gоd! Eh… еh… еhm… е… nаk… Tаntе… tеruѕ Tаn…!” uјаrku mеrаѕаkаn nіkmаtnуа kulumаn tаntеku іtu.
Tаntеku lаlu mеrеbаhkаn tubuhku dі аtаѕ rаnјаngnуа, lаlu dеngаn gаnаѕ іа mеnуеdоt bаtаng kеmаluаnku іtu, lаlu іа mеmutаr tubuhnуа dаn mеlеtаkkаn lіаng kеmаluаnnуа dі аtаѕ mukаku tаnра mеlераѕkаn kеmаluаnku dаrі mulutnуа. Dеngаn ѕіgар аku lаngѕung mеnјіlаt lіаng kеmаluаn tаntеku. Mеrаѕаkаn іtu tаntеku mеngеrаng kееnаkаn.
“Aааh… Herwan… еnаk… tеruѕ Herwan… tеruѕ јіlаt…!” еrаng tаntеku kеrаѕ-kеrаѕ. Mеndеngаr іtu, nаfѕuku mаkіn bеrtаmbаh, dеngаn nаfѕu уаng mеnggеbu јіlаtаn kе kеmаluаnnуа kutіngkаtkаn lаgі, dаn аkіbаtnуа tаntеku mеngаlаmі оrgаѕmе уаng dаhѕуаt, ѕаmраі-ѕаmраі mukаku kеnа ѕеmрrоtаn саіrаn kеwаnіtааnnуа.
“Oh Herwan… Tаntе ѕауаng kаmu… uh… kа.. kа… mu роnаkаn Tаntе раlіng… hеее… bаt… аааh,” рuјі tаntеku ѕаmbіl mеngеrаng mеrаѕаkаn nіkmаt.
Aku mеrаѕа bаnggа kаrеnа аku mаѕіh bеrtаhаn, lаlu аku mеmbаlіkkаn tubuh tаntеku ѕеhіnggа іа tеrlеntаng. Kuаngkаt kеduа kаkіnуа ѕеhіnggа tеrраmраnglаh lіаng kеmаluаnnуа bеrwаrnа ріnk mеrеkаh. Sеbеlum аku mulаі mеnu utаmаnуа, реrtаmа аku mеluсutі раkаіаnnуа tеrlеbіh dаhulu, ѕеtеlаh tеrbukа, аku mulаі mеmаіnkаn mulutku dі рutіng рауudаrаnуа, dаn kеmаluаnku уаng tеlаh “оvеr” tаdі kulеtаkkаn dі аtаѕ реrutnуа ѕаmbіl mеnggеѕеk-gеѕеkkаnnуа.
Pеrlаhаn аku mеnсіumі tubuh tаntеku dеngаn аrаh mеnurun, mulаі dаrі рutіng tеruѕ kе реrut lаlu kе раhа ѕаmраі аkhіrnуа tіbа dі bіbіr kеmаluаnnуа. Dеngаn реnuh nаfѕu аku mеnјіlаt, mеnуеdоt, ѕаmраі mеnggіgіt ѕаkіng gеmаѕnуа, dаn ruраnуа tаntеku аkаn mеngаlаmі оrgаѕmеnуа lаgі.
“Oооhh… Herwan… Tаntе mаu kеее… luuu.. ааr! Aааh…!” еrаng tаntеku lаgі ѕаmbіl mеnјаmbаk rаmbut kераlаku ѕеhіnggа wајаhku tеrbеnаm dі kеmаluаnnуа. “Herwan, udаh аh, Tаntе nggаk kuаt lаgі, Oоm-mu mаnа bіѕа kауаk gіnі, udаh dеh Herwan, lаnѕung аја tаntе реngеn lаngѕung ngеrаѕаіn іtu-mu.”
Tubuhnуа kutораng dеngаn tаngаn kіrі, ѕеmеntаrа tаngаn kіrі mеmbіmbіng bаtаng kеmаluаnku mеnсаrі ѕаrаngnуа. Mеlіhаtku kеѕulіtаn mеnсаrі lіаng kеmаluаn tаntеku, аkhіrnуа tаntеku уаng mеmbіmbіng untuk mеmаѕukkаn bаtаng kеmаluаku kе lіаng kеmаluаnnуа.
Sеtеlаh mеnеmреl dі lubаngnуа, реrlаhаn kudоrоng mаѕuk bаtаng kеmаluаnku, dоrоngаn іtu dііrіngі dеngаn dеѕаhаn tаntеku. “Egghmm… tеruѕ Herwan… реlаn tарі tеruѕ Herwan… еgghhmm…!” dеѕаhаn tаntеku bеgіtu mеrаngѕаng.
Aku ѕеbеnаrnуа tіdаk ѕеnаng dеngаn реrmаіnаn уаng реrlаhаn. Akhіrnуа dеngаn tіbа-tіbа dоrоngаn bаtаng kеmаluаnku, kukеrаѕkаn ѕеhіnggа tаntеku tеrіаk kеѕаkіtаn. “Aааhh… Herwan.. ѕаааkіtt… реlаn-реlаn… ааrgghhh…” tеrіаk tаntеku mеnаhаn ѕаkіtnуа іtu. Dаn tіdаk реrсumа, bаtаng kеmаluаnku lаngѕung tеrbеnаm dі dаlаm lіаng kеhоrmаtаnnуа іtu. Sеtеlаh іtu bаtаng kеmаluаnku, аku mајu-mundurkаn реrlаhаn, untuk mеnсаrі kеnіkmаtаn.
Dеngаn gеrаkаn реrlаhаn іtu аkhіrnуа tаntеku mеnіkmаtі kеmbаlі реrmаіnаn іtu. “Ah… uh… tеruѕ Herwan… еnаk ѕеkаlі… іtu-mu gеdе ѕеkаlі… еggghh… lеbіh еnаk dаrі Oоm-mu іtu… tеruѕ Herwan…” еrаng tаntеku kееnаkаn. Lаlu lаmа-lаmа аku mulаі mеmреrсераt gеrаkаn mајu-mundur, dаn іtu mеndараt rеаkѕі уаng dаhѕуаt dаrі tаntеku, іа јugа mulаі mеmаіnkаn ріnggulnуа, hіnggа tеrаѕа bаtаng kеmаluаnku mulаі bеrdеnуut,
“Tаn… ѕауа mаuuu… kеlu… аrrr… nіh…!”
“Dі dаlаm аја Herwan… Tаntе… јuugаа… mаuuu kееluаааrr… аааrrgghh…!”
Akhіrnуа kаmі kеluаr bеrѕаmа-ѕаmа, kіrа-kіrа еnаm kаlі ѕеmрrоtаn аku mеngеluаrkаn ѕреrmа. Aааhh… bеgіtu nіkmаtnуа. Sеtеlаh іtu kuсаbut bаtаng kеmаluаnku dаrі lіаng kеmаluаn tаntеku, tеruѕ kubеrіkаn kе mulut tаntеku untuk dіbеrѕіhkаn.
Dеngаn gаnаѕ tаntеku mеnјіlаtі ѕреrmаku уаng mаѕіh аdа dі kераlа kеmаluаnku hіnggа bеrѕіh. Sеtеlаh іtu tаntеku реrgі kе kаmаr mаndі untuk mеmbеrѕіhkаn dіrі, dаn аku tеtар bеrаdа dі kаmаr, tіdurаn mеlераѕ lеlаh.
Sеtеlаh tаntеku ѕеlеѕаі mеmbеrѕіhkаn dіrі, іа kеmbаlі kе kаmаr dаn ѕеgеrа mеnсіum bіbіrku, lаlu іа bіlаng bаhwа ѕеlаmа ооm-ku dі Bali, аku dіhаruѕkаn tіnggаl dі rumаh tаntеku dаn аku јеlаѕ mеngіуаkаn. Lаlu tаntе јugа bеrtаnуа араkаh kеаdааn kоѕtku bеbаѕ, mаkа kuјаwаb іуа.
Lаlu tаntе Dinda bіlаng bаhwа kаlаu mіѕаlnуа ооm-ku аdа dі rumаh, tеruѕ tаntеku іngіn mаіn dеngаnku, tаntеku аkаn mеnсаrіku kе kоѕt, аku hаnуа mаnggut-mаnggut ѕеnаng ѕаја.
KASIR4D – Cerita ini bermula waktu malam minggu sekitar jam 12 malam. Tiba-tiba aku menerima telepon dari Ratna, teman kuliahku dulu. Udah lama aku gak denger kabar dari. Dulu aku sering jalan bareng sama dia dan anak-anak dari Surabaya. Biasalah, waktu di kampus kan kita primodial banget
Tapi gak ada ruginya temenan sama Ratna kok, orangnya cantik, tinggi semampai, body aduhai dan yang terakhir yang aku suka banget dari Ratna adalah rambutnya. Dari awal kuliah sampe selesai rambut Ratna yang hitam legam itu selalu panjang. Apalagi kalau ditata sedikit menggelung, hmmm… aku selalu nganggep dia barbie doll banget.
“Halo Ratna ? ada apa nih, tumben nelpon aku. Malem-malem lagi !” tanyaku.
“Yadi, bisa jemput aku di XXX gak ?” tanyanya sambil menyebut salah satu tempat hiburan malam yang cukup ternama di kota bandung.
“Ha ? Kamu ada di Bandung ? Bukannya kamu di Surabaya ? Terakhir aku denger kamu dah kerja di Surabaya ?” tanyaku heran, ngapain malem-malem Ratna tiba-tiba ada di Bandung.
“Yadi ceritanya entar aja deh, sekarang please jemput aku. Dah malem banget nih” rajuk Ratna padaku sedikit memelas.
“Ok deh, kamu tunggu sebentar, aku jemput sekarang, 10-15 menit deh” jawabku. Kemudian aku bersiap-siap mengeluarkan mobil untuk menjemput Ratna.
Dalam perjalanan pikirannku penuh dengan pertanyaan. Pertanyaan terbesar tetap saja, ngapain Ratna melem-malem ada tempat hiburan malam di Bandung, sendirian lagi. Yang lebih aneh kenapa minta jemput sama aku ? makin aneh !
Sesampainya di tempat hiburan malam tersebut, aku memarkir mobilku. Setelah turun, aku segera menemukan Ratna sedang berdiri di pintu masuk. Kondisinya agak aneh.
“Halo Ratna ! Sendirian ?” tanyaku. “Iya Yadi..” jawabnya lemah. Matanya kelihatan merah sekali. Togel Online
“Ratna, kenapa nih ada disini ? Hmm.. sorry ya, kamu mabuk ya ?” tanyaku menyelidik.
“Yadi bisa kita berangkat sekarang gak ? gak enak nih diliatin sama orang-orang” ajaknya. Aku melihat sekeliling, memang sih beberapa security dan pengunjung yang baru datang memperhatikan kita dengan tatapan aneh. “Oke deh, ayo. Mobilku kesebelah sana.” ajakku ke Ratna untuk naik ke mobil.
Setelah menghidupkan mobil dan mengemudikan keluar areal parkir, aku bertanya ke Ratna “Mau kemana nih Ratna ?” tanyaku. “Kemana aja deh Yadi” jawab Ratna yang duduk disebelahku.
“Kamu nginep dimana ?” tanyaku. “Belom punya tempat nginep” jawabnya singkat. “Loh, gimana sih. Dah malem banget loh Ratna, aku anter cari hotel ya” tawarku.
“Yadi aku boleh nginep tempat kamu gak. Semalem aja, aku lagi butuh ditemenin nih” pintanya. “Kamu gak pa-pa nginep ditempat aku ? Rumah kontrakan aku kecil loh, berantakan lagi. Biasa, rumah bujangan” jawabku sambil tersenyum. “Aku dah tahu kamu emang berantakan dari dulu” jawabnya tersenyum kecil. Akhirnya dia tersenyum juga.
“Ya udah kita pulang aja ya, kayaknya kamu juga dah cape banget.” ajakku. “Dari Surabaya kapan ?” tanyaku. “Tadi sore” jawab Ratna. “Jadi dari Surabaya kamu langsung ke xxx ?” tanyaku heran. Dia cuma tersenyum kecil. Dasar nakal !
“Sorry nih Ratna, kamu lagi ada masalah ya ?” tanyaku. Dia terdiam sejenak, kemudian menjawab “Ya gitu deh.” jawabnya. “Boleh aku tau gak masalahnya sampe kamu jadi kayak gini” tanyaku lagi. “Yadi boleh gak nanya dulu gak ? Please…” pintanya. “Aku cuma butuh ditemenin sekarang, tapi janji aku ceritain, kamu kan orang yang jadi repot gara-gara masalahku ini” lanjut Ratna. “OK deh, kalo kamu lagi gak pengen ngomongin, aku gak bakal nanya lagi” jawabku.
Sesampainya dirumahku, ternyata Ratna gak ada persiapan apa-apa untuk pergi ke bandung, dia cuma membawa tas kecil yang berisi dompet dan peralatan kosmetik. “Ratna pake bajuku aja deh, baju kamu kan dah kotor dipake perjalanan” kataku sambil memberi Ratna bajuku yang paling kecil dan celana pendek berkaret. “Ok deh” jawabnya menerima baju tersebut. Kemudian Ratna masuk kekamar mandi membersihkan badan dan berganti pakaian. Sementara aku membersihkan kamarku untuk ditempati Ratna dan aku menggelar kasur di ruang tamu untuk tempat aku tidur. Aku memang punya kasur cadangan untuk persiapan kalo ada keluarga ato teman yang mau manginap.
“Ratna kamu tidur di kamar aku aja ya, tuh aku dah siapin” kataku ke Ratna. “Aduh sorry Yadi, aku jadi ngerepotin banget” katanya. “Trus kamu dimana ?” tanya Ratna. “Tuh di ruang tamu, aku punya kasur cadangan kok” jawabku.
“Kamu dah makan malem ?” tanyaku. “Udah, pake beberapa gelas bir” jawabnya sambil ketawa. “Dasar kamu… Ya udah aku punya french fries sama nugget, mau aku gorengin gak ?” tawarku. “Bolehlah, dari pada gak ada apa-apa” jawabnya sambil tertawa kecil. Akhirnya aku memasakkan dia kentang goreng, nugget dan sosis, emang cuma ada itu di kulkasku. Aku juga membuatkan dia teh hangat. Setelah makan dan minum, terlihat Ratna agak segaran dikit.
“Ya udah Ratna, kamu tidur aja sekarang, udah jam setengah 2 nih” kataku. “Lagian aku juga dah ngantuk banget” lanjutku. “OK deh” jawab Ratna yang kemudian beranjak masuk ke kamar, sebelum masuk dia sempat ngelambain tangan ke aku sambil tersenyum. Dasar nih orang, ngerepotin tanpa perasaan
Kemudian aku rebahan di kasur dan menyalakan televisi. Tv memang ada di ruang tamuku. Aku mengecilkan suaranya supaya tidak mengganggu Ratna. Walaupun aku dah ngantuk, tapi susah sekali aku memejamkan mata.
Sekitar 15 menit kemudian, Ratna keluar dari kamar an menghampiri aku. “Ada apa Ratna ? butuh sesuatu ?” tanyaku. Ratna cuma diam tapi kemudian rebahan disampingku, bahkan dia menarik selimut yang aku pakai supaya dia kebagian.
“Kan aku dah bilang Yadi, aku lagi butuh ditemenin. Aku boleh tiduran disini gak ? Aku masih pengen ngobrol-ngobrol dulu sama kamu” kata Ratna. “Tapi Ratna, kita kan beda” jawabku. “Beda gimana ?” tanya Ratna yang sudah rebahan disebelahku. “Ya kamu kan cewek, aku cowok, trus kita dah sama-sama dewasa, apa kamu gak takut” tanyaku. “Hmmm.. masa sih kamu mo nyakitin aku ? Setau aku dari dulu kamu kan baik sama aku Yadi.” jawab Ratna. Aku cuma menarik nafas, pikirku mungkin aku baik sama dia, tapi kan aku juga cowok biasa, mana ada cowok yang gak pusing ada cewek cantik tidur disebelahnya
“Ya terserah kamu aja sih, walau menurutku agak aneh. Tapi berhubung kamu sedikit mabuk wajarlah” kataku. Ratna cuma tersenyum kecil.
“Ratna, ngapain kamu ada di Bandung, trus dari sekian banyak orang di bandung kenapa sih kamu minta aku yang jemput ?” tanyaku. “Gak tau Yadi. Dipikiranku cuma ada kamu yang bisa aku percaya dan aku repotin” jawabnya. Aku tersenyum kecil, sialan nih cewek, di baikin malah manfaatin. “Inget waktu kuliah dulu ga Yadi, kamu kan bantu aku terus” lanjut Ratna. Aku terdiam mengingat masa lalu, memang sih Ratna dulu gak semangat banget kuliahnya, kalo gak dibantu mungkin gak selesai.
“Inget waktu skripsiku dulu gak ? Kan kamu banyak banget bantu aku” lanjut Ratna. “Kayaknya aku gak bantuin deh, tapi ngebuatin” jawabku sambil tertawa. “Ye… tapi kan aku dah bayar pake makan-makan” jawab Ratna sambil memukul lenganku. “Masa sih bayarnya cuma makan-makan” jawabku sambil terus tertawa. “Jadi dulu gak iklas nih” tanya Ratna cemberut. “Ya iklas lah, namanya juga temen” jawabku. kami berdua tertawa.
“Ratna, seinget aku, kamu dulu cewek baik-baik banget deh. Walau kamu trendi abis, selalu gaya, tapi gak pernah aneh-aneh. Tapi coba liat sekarang, tiba-tiba dateng ke bandung, mabok, trus nginep di tempat cowok lagi” kataku.
Ratna cuma terdiam sambil memandangi cincin yang dipakai di jari manisnya. Kemudian dia melepas cincin itu dan meletakkannya di lantai. “Ini gara-gara tunangan gue Yadi” kata Ratna lirih.
“Jadi kamu dah tunangan ?” tanyaku. Ratna cuma mengangguk kecil. “Dulu..” jawabnya singkat. “Kok dulu ?” tanyaku heran.
“Sampe siang tadi sih Yadi. Hari ini kan libur, maksud aku sih mau istirahat aja dirumah. Tapi tiba-tiba tunanganku dateng sama seorang cewek. Dia mo mutusin tunangan kita. Dia mo nikah sama cewek itu minggu depan Yadi, cewek itu dah hamil” kata Ratna sambil terisak. “Oh gitu” jawabku prihatin.
“Masalahnya dia udah ngelamar aku Yadi, tanggal pernikahan juga udah ditentuin, persiapan juga udah dimulai” lanjut Ratna dengan tangisnya yang menjadi. “Mau bilang apa coba aku sama keluargaku Yadi, aku malu banget” lanjut Ratna menangis.
“Ya mo gimana lagi Ratna, masalahnya emang berat banget” kataku kemudian memeluk dia. Lama sekali Ratna menagis dipelukanku. Aku gak bisa banyak komentar, emang masalahnya pelik banget sih. Setelah tangis reda, pelukan kami lepaskan, aku dan Ratna rebahan saling bersisian kembali.
“Mungkin emang dia bukan jodoh kamu Ratna.” kataku ke Ratna. “Iy sih, tapi masa sih dia ninggalin aku gitu aja” jawab Ratna. “Abis mo gimana lagi Ratna ? Anak yang dalam kandungan cewek itu gimana ? Kan harus ada yang tanggung jawab” jawabku. “Kalo misalnya kamu maksain nikah sama dia, apa kamu mau seumur hidup tersiksa mengingat cowok yang kamu nikain ternyata gak bertanggung jawab sama darah dagingnya sendiri”
“Iya juga sih. Kalo aku jadi cewek itu, aku pasti juga nuntut tanggung jawab” kata Ratna. “Ya masih untung lah mantan tunangan kamu masih mau tanggung jawab” kataku.
“Sebenernya dia dulu pernah minta ML sama aku, tapi aku tolak Yadi. Mungkin kalo dulu aku kasih enggak jadi begini kejadiannya” kata Ratna blak-blakkan. “Walaupun demikian Ratna, menurut aku gak bisa jadi alasan terus dia selingkuh dan ngehamilin cewek laen” Kataku.
“Dasar cowok, kenapa sih pikirannya seks melulu” kata Ratna sedikit meninggi. “Emang tuh, makanya aku gak mau pacaran sama cowok” jawabku sambil tertawa. Ratna ikutan tertawa.
“Yadi, kamu dah pernah ML gak ?” tanya Ratna menyelidik. Aku cuma tersenyum kecil. “Kok gak jawab ? dah pernah ya ?” tanya Ratna dengan sangat ingin tau. “Tuh kan diem aja, berarti dah pernah. Dasar cowok sama aja, pikirannya gak jauh-jauh dari selangkangan” kata Ratna sambil memukuli dadaku.
“Ya walaupun dah pernah tapi aku kan gak ngelingkuhin tunanganku dan ngehamilin cewek laen” jawabku menggoda Ratna sambil tertawa. “Sama aja, dasar cowok. Brengsek semua” kata Ratna sambil mengubah posisi yang awalnya menghadapku menjadi menghadap keatas. Aku masih tertawa.
“Yadi emang ML enak banget ya, kok banyak banget sih yang belom nikah tapi dah ML, sampe hamil lagi” tanya Ratna. “Enggak Ratna, ML sakit banget, makanya aku gak mau lagi” jawabku becanda. Ratna mencubit pinggangku. “Ihh… ditanya serius malah becanda” kata Ratna.
“Abis kamu pake nanya sih. Ya pasti enak lah, kalo enggak kenapa semua orang pengen ML dan jadi ketagihan lagi” Kataku. “Mungkin kalo ML gak enak manusia udah punah kali. Gak ada yang mau punya anak kalo MLnya ga enak ato sakit” kataku bercanda. Ratna cuma ketawa kecil.
“Emang enaknya kayak gimana sih” tanya Ratna. Aku terdiam sejenak. “Gimana ya Ratna, aku susah untuk neranginnya, tapi emang ML kegiatan paling enak dari semua kegiatan. Entar kamu juga ngerti kok kalo udah ngalamin” jawabku.
“Hmm… enaknya kayak coklat gak ?” tanya Ratna semakin aneh
“Gimana ya Ratna, kalo kita makan coklat kan rasa enaknya konstan, sebanyak yang elo makan ya enaknya kayak gitu aja. Tapi kalo ML enaknya ada tahapannya. jadi enaknya berubah-ubah tergantung tahapnya, kayak ada sesuatu yang dituju, ya orgasme itu” jawabku.
“Emang orgasme itu kayak apa sih ?” tanya Ratna lagi. “Aku gak ngerti orgasme cewek ya, tapi kalo dicowok sih orgasme biasanya barengan sama keluarnya sperma. Dicewek kayaknya sih mirip, abis kalo cewek udah orgasme biasanya vaginanya banjir lendir” jawabku. “Gitu aja ?” tanya Ratna. “Ya enggak lah” jawabku. “Kalo dah orgasme badan rasanya rileks banget, kaya diawang-awang gitu deh sangking enaknya”. lanjutku.
“Jadi mau..” kata Ratna dengan muka pengen. Aku mendorong jidat Ratna sambil berkata “Udah tidur sana, pikiran kamu dah kacau tuh”, walaupun sebenarnya aku juga jadi mau
“Tapi bener Yadi, aku jadi mau. Kamu mau gak ?” tanya Ratna. Aku cuma diam. “Kenapa Yadi, aku kurang cantik ya ? ato aku kurang seksi sampe kamu gak mau ?” tanya Ratna.
“Bukan begitu Ratna. Kamu tuh lagi mabok, belom sadar bener. Pikiran kamu jadi kacau. Mendingan kita tidur aja deh, dari pada ngelakuin sesuatu yang mungkin nanti kita seselin besok pagi.” kataku. Ratna mengangguk kecil.
“Ya udah, kita tidur. Tapi sebelum tidur aku boleh peluk kamu gak ? Sekali aja..” tanya Ratna. Aku memandangi Ratna kemudian memeluknya. Ratna melingkarkan tangannya dileherku sedang aku memeluk pinggang langsing Ratna. Paha Ratna menjepit pahaku diselangkangannya.
“Ma kasih ya Yadi, kamu selalu bantu aku kalo aku ada masalah” kata Ratna. “Iya, iya, sekarang kamu tidur istirahat, biar pikiran kamu tenang besok” kataku sambil mengelus-elus rambutnya. Kemudian aku mengecup kening Ratna. Pelukan Ratna makin erat, aku melanjutkan mengelus-elus rambutnya, kadang aku mengelus punggungnya.
“Yadi cium lagi dong” kata Ratna. Aku mengecup keningnya lagi. “Bukan disitu” kata Ratna lagi. “Disini ?” kataku sambil menunjuk pipinya, kemudian aku mengecup pipi yang merona merah itu. “Bukan disitu” kata Ratna lagi sambil menutup mata dan memajukan bibirnya.
Wah si Ratna bener-bener menguji imanku. Sebenarnya aku dah nafsu banget dari tadi, tapi dalam hatiku aku gak mau manfaatin cewek yang lagi gak 100% sadar.
Aku kecup bibirnya. Tapi setelah kukecup Ratna masih menutup mata dan menyorongkan bibirnya ke aku. Aku kecup sekali lagi, kali ini agak lama. Ratna bereaksi dengan ikut menghisap bibirku. Aku lepas ciumanku, kemudian aku memandang Ratna yang sedang melihatku dengan penuh harap. Well… wtf lah, aku gak peduli lagi, akhirnya aku cium Ratna dengan buas.
Aku mencium Ratna dengan menghisap bibir bawahnya, Ratna membalasnya dengan menghisap bibir bawahku. Kadang-kadang aku masukkan lidahku ke mulutnya. Awalnya Ratna gak bereaksi, tapi lama-lama saat lidahku masuk dia menghisap kencang, kadang-kadang Ratna gantian memasukkan lidahnya kemulutku.
Selama ciuman, aku mengelus rambut Ratna, kemudian elusanku turun ke punggungnya, turun lagi ke pinggangnya. Kemudian aku memberanikan diri untuk meremas pantatnya. Ratna melenguh kecil “Uhh….” sambil menekan selangkangannya kearah selangkanganku.
Setelah beberapa kali mengelus bagian belakang sampai meremas pantatnya, aku meremas dadanya. Hmmm… payudara Ratna mantap sekali. Besar sekali dibandingkan dengan tubuhnya. “Hmm… Hgmmm.. Hgmmm” lenguh Ratna karena payudaranya diremas-remas olehku, dengan tidak melepaskan ciumannya.
Birahi memuncak saat meremas-remas sepasang daging kenyal Ratna. Kemudian aku mengelus punggung Ratna kembali. Kali ini aku masukkan tanganku kedalam kausnya dan mengelus punggungnya langsung dikulit. Shit, ternyata Ratna tidak pakai bra, pantas saja tadi waktu payudaranya aku remas dari luar terasa kenya sekali.
Saat aku mengelus-elus punggungnya, aku elus juga bagian samping tubuhnya sehingga panggkal payudara ikut terelus. Sepertinya Ratna sangat menikmati elusanku, kemudian dia memagang tanganku dan mengarahkan tanganku agar meremas-remas payudaranya. Gila, asik banget payudaranya. Payudaranya mancung kedepan dengan pentil yang besar !
Aku sangat menikmati meremas-remas payudara Ratna, terkadang aku memainkan pentilnya. Sepertinya Ratna juga sangat menikmatinya, tubuhnya bergetar sambil mengeluarkan lenguhan-lenguhan kecil “Uggrhh….ugrh….”
Pahaku yang dijepit diantara selangkangan sengaja aku gesek-gesekkan ke memeknya supaya Ratna makin terangsang. Ratna meresponnya dengan ikut menekan-nekan memeknya lebih kuat ke pahaku. Kalau aku berhenti menggesekkan pahaku, maka Ratna menggerak-gerakkan sendiri pinggulnya.
Tangan kananku kembali meremas pantat Ratna. Kali ini aku masukkan tanganku ke celananya. Berhubung dia pakai celana berkaret, aku dengan mudah memasukkan tanganku. Ternyata Ratna juga tidak memakai celana dalam. Aku dengan mudah meremas pantat bulat itu. Setiap aku meremas pantatnya, Ratna makin menekan memeknya ke pahaku.
Aku mencoba untuk memegang memeknya dari belakang. Saat tersentuk, tubuh Ratna seperti tersetrum, sambil melenguh “Uhh….”. Hmmm… ternyata Ratna benar-benar terangsang, memeknya sudah sangat basah.
Sekarang aku memegang memeknya dari depan. Dan mulai mengelus-elus bibir luar memek Ratna yang sudah banjir itu. Ratna melepaskan ciumanku. Sekarang setiap aku menggosok bibir luar vaginanya, Ratna memekik kencang “Ohgh….Ohgh…. Ohgh…..”. “Enak Yadi, enak banget. Kamu ngapain aku, kok enak banget sih” kata Ratna sambil merem melek. Dengan jari tengahku aku mencari klentitnya, kemudian aku usap perlahan. “Akhhh…” teriak Ratna saat klentitnya aku usap. Kemudian Ratna menahan tanganku, sepertinya dia tidak kuat kalau klentitnya diusap terus.
Akhirnya aku telentangkan Ratna. Kemudian aku membuka kaos yang dikenakan Ratna sehingga Ratna 1/2 bugil sekarang. Aku buka paha Ratna lebar-lebar dan aku tempatkan tubuhku diantara selangkangannya. Sasaranku berikutnya adalah payudaranya. Sekarang aku menjilati pentil payudara kanannya. Tubuh Ratna begerak-gerak keenakan, sepertinya dia suka sekali aku menjilati dan menghisap-hisap pentilnya. Kadang Ratna menyatukan kedua payudaranya agar lebih maju.
Aku berhenti sebentar, memandangi Ratna. Sebenarnya aku ingin sekali membuka celana Ratna dan menusuk-nusuk memeknya dengan penisku. Tapi aku sedikit ragu.
“Yadi, setubuhin aku dong, aku dah gak tahan nih” kata Ratna sambil memandangku penuh harap. Perkataan Ratna seperti menghapus keraguanku entah kemana. Aku menarik celana Ratna dengan mudah, apalagi Ratna membantu dengan mengangkat pantatnya. Kemudian aku berdiri, membuka kaos dan celanaku, shinga sekarang aku dan Ratna sama-sama bugil.
Sesaat aku memandang tubuh Ratna. Badannya yang langsing tinggi dibalut dengan kulit putih mulus, ditambah payudara besar didadanya. Kakinya yang panjang dan jenjang memiliki betis seperti bulis padi. Aku ternganga sesaat apalagi saat melihat vaginanya yang diliputi bulu hitam titis diantara pahanya yang sudah terbuka lebar.
“Kok cuma diliatin ?” tanya Ratna. Aku terseyum kemudian menempatkan tubuhku diantara selangkangannya. AKu cium Ratna sekali lagi, dia membalasnya dengan cukup buas, kemudian ciumanku turun ke payudara besarnya. Aku cuma mau memastikan Ratna cukup terangsang sebelum aku menembus memek perawannya. Sat mencium penisku menggesek-gesek memeknya walaupun belum masuk.
Aku posisikan tubuhku dan menuntun penisku ke memeknya. “Ratna, pertamanya sakit, tapi entar enak kok” kataku. “Iya Yadi gue juga sering denger”. jawab Ratna. Aku mulai mendorong penisku kedalam memek Ratna. Ratna hanya memandangku sambil menggigit bibirnya.
Saat penisku sudah masuk 1/2 Rar memekik “AKhh…sakit Yadi” . Aku berhentikan sebentar penisku. Setelah selang beberapa saat aku goyang sedikit penisku kemudian aku dorong lagi sampai full. “Aduh Yadi sakit banget” kata Ratna memelas. “Tenang Ratna, paling sakitnya sebentar, nanti juga enak” kataku menenangkan. “Enggak Yadi, sakit banget, bisa elo cabut dulu gak” pinta Ratna sambil menahan sakit. Aku juga gak tega melihatnya akhirnya aku cabut penisku. Saat dicabut penisku diselimuti darah perawan Ratna. Dari vaginanya juga aku melihat darah mengalir. Hmmm… memang lebih banyak daripada darah perawan yang pernah aku liat.
“Yadi kok berdarah sih ?” tanya Ratna panik. “Itu namanya darah perawan sayang. Selaput dara kamu dah pecah” jawabku. “Aku mo kekamar mandi dulu Yadi, mo bersihin dulu” kata Ratna. Aku mengantarkan Ratna kekamar mandi dan menungguinya dari luar, untuk memastikan Ratna gak apa-apa.
Setelah Ratna keluar dari kamar mandi, vaginanya sudah bersih. Tapi nafsuku sudah turun, sepertinya nafsu Ratna juga sudah turun. Akhirnya kami hanya rebahan saling berdampingan, masih bugil.
“Yadi kok sakit banget ya” tanya Ratna. “Iya lah Ratna, itu kan pertama kalinya kamu, memek kamu masih sempit ditambah ada selaput dara” jawabku. “Masih mau lanjut gak Ratna ?” tanyaku pada Ratna. “Mau Yadi, tapi pelan-pelan ya” jawab Ratna.
Akhirnya Aku tempatkan tubuhku diatas tubuhnya lagi. Aku mulai menciumi tubuh Ratna. Dari bibirnya, pipi, leher dan payudaranya. Aku seperti gak puas-puas menciumi dan menjilati tubuh mulus yang masih sekel itu. Kadang tanganku mengelus memeknya. Aku memang tidak berencana mencium vaginanya, takutnya dia shock dan merasa jijik, bisa batal orgasme malam ini
Setelah Ratna sudah cukup terangsang, aku arahkan penisku ke vaginanya. Kali ini Ratna tidak terlihat tegang seperti waktu yang pertama. Aku dorong penisku masuk. “Heghh..heghmm…” lenguh Ratna saat penisku masuk. Kali ini vaginanya tidak terlalu sulit dipenestrasi, mungkin karena tidak tegang sehingga cairan vaginanya cukup. Aku dorong penisku sampai mentok. Aku melihat ada sediki darah mengalir dari vaginanya, mungkin sisa selaput daranya masih ada yang belum pecah.
Aku goyang perlahan penisku, tubuh Ratna terguncang sedikit, Ratna masih menggigit bibirnya. Goyanganku aku percepat sedikit, nikmat sekali memek Ratna. Sangking sempitnya serasa penisku terhisap kuat oleh vaginanya.
Aku percepat goyanganku, sekarang Ratna mulai melenguh, “Akh…Akh…Akhhh…” seirama dengan keluar masuknya penisku di vaginanya. “Lagi Yadi..Lagi Yadi..Lagi” desahnya sambil memegangi pantatku seakan ingin menekannya terus.
“Gila Ratna, memek kamu enak banget, sempit banget”. kataku. “Penis kamu juga keras banget Yadi, enak…” jawab Ratna disela-sela lenguhannya.
Aku memang tidak berniat untuk memakai gaya lain. Untuk pertama kalinya Ratna cukup pakai gaya konvensional, laki-laki diatas. Dengan demikian aku bisa ngontrol tusukan penisku kedalam memeknya. Aku tusuk perlahan memek Ratna, kadang aku percepat. Kadang aku berhenti sesaat kemudian aku tusuk dengan keras. Kadang aku tusuk kearah samping.
Tiba-tiba tubuh Ratna sedikit menegang, sepertinya dia ingin orgasme. Aku percepat goyanganku, soalnya aku mau orgasme sama-sama. Kalo sama yang perawan kadang gak mau terus kalo dia udah orgasme, cepek katanya. “Ahhh…Akhh….Aghkhh..” pekikan Ratna makin keras seiring dengan makin cepatnya tusukan penisku.
“Lagi sayang…lagi…lagi..” pekik Ratna. Akupun merasa aku sedikit lagi akan orgasme. Tiba-tiba tubuh Ratna menegang dan terguncang hebat sambil berteriak “AKHHHH….” Ratna mendekapku erat dan melingkarkan kakinya di tubuhku, Aku pun sudah tidak kuat lagi, tapi aku gak bisa melepaskan tubuhku dari Ratna. Akhirnya aku nekat, aku tekan penisku dalam-dalam dan aku tembakkan spermaku ke rahim Ratna 5 atau 6 kali. Aku puas sekali menggagahi Ratna komplit, dari merawanin sampai orgasme didalam memeknya.
Setelah beberapa lama akhirnya penisku mengecil dan Ratna melepaskan dekapannya. “Gila enak banget, pantes banyak yang ketagihan” Kata Ratna setelah rebahan disebelahku.
Akhirnya Ratna pulang ke Surabaya hari minggu sore. Aku dan Ratna beberapa kali mengulangi persetubuhan kami disela-sela aku dan Ratna jalan-jalan di Bandung, atau lebih tepatnya aku dan Ratna jalan-jalan disela-sela persetubuhan kami.
KASIR4D - Inilah Cerita Bokep yang bercerita tentang Gadis SMA bernama Devia yang kocokan bikin aku merem melek. waktu itu adalah hari ulang tahun sekolah tempat gue belajar 2,5 tahun belakangan ini. Hari jadi sekolah merupakan hari yang sangat bahagia bagi kami siswa siswi yang sekolah disana karena kami semua ga dapet belajar tentunya dan udah dari 3 hari sebelumnya melakukan berbagai persiapan untuk acara hari itu.
Pada hari jadi sekolah kami mengadakan acara yang sangat banyak. Mulai dari pentas musik aneka band, aneka lomba2 seperti lomba antar kelas sampai lomba modern dance. Dan juga diadakan lomba modern dance dari kelas 1 sampai kelas 3 yang buat seru karena suporter dari masing2 kelas. Karena mereka mendukung dengan tidak mau kalah biasalah anak muda seperti kami egonya lagi tinggi-tingginya.
Ok kembali ke acara ulang tahun sekolah gue ini dimulai dari pukul 08 pagi. Namun gue datang pukul 10 siang. Maklum aja aku jadi anak sok nakal dan telat hanya untuk nonton band2 ibu kota dan menyaksikan lomba modern dance saja. Dan akhirnya saat yang dinanti datang juga.
Modern dance angkatan kelas 3 yaitu angkatan gue sendiri yang beranggotakan 5 orang. Namun yang gue kenal dekat hanya Devia. Owh iya kenalin nama gw Burhan.
Dan Acara pun dimulai dari adik kelas dan ditutup oleh anak kelas 3. Mereka mulai masuk ke tengah lapangan. Pakaian yang mereka kenakan cukup seksi. Walaupun di bagian perutnya tidak terbuka. Pakaian yang mereka kenakan cukup ketat pastinya, menonjolkan payudara payudara mereka yang baru ‘tumbuh’.
Cukup membuat mata murid murid lelaki melotot. Dengan diiringi lagu-lagu techno mereka semua yang muda belia seumuran gue liukan badannya sangat seksi. Dengan gerakan yang seksi dan goyangan yang mengguncang kedua toket mereka.
Mata saya hanya tertuju pada Devia. Selain karena wajahnya yang cantik, ia juga memiliki payudara yang cukup seksi tentunya. Rambutnya yang tergerai panjang menambah seksi tubuh indahnya. Walaupun ada teman mereka yang memiliki toket besar dan padat juga.
Mulai dari payudara yang lebih besar dari Devia, ia juga memiliki paha yang gempal. Namun perhatian gue tetap tertuju pada Devia. Karena Wajahnya begitu manis dengan bentuk toket yang indah. Setelah dance mereka selesai dengan keringat bercucuran di kening, leher & bagian-bagian lainnya, mereka segera berganti baju.
Devia segera menuju kelas untuk kembali mengenakan seragamnya. Seiring langkahnya berjalan, payudaranya yang baru tumbuh bergoyang-goyang. Ia pun langsung ke wc untuk mengganti pakaiannya.
Lalu gue ikutin dia dr belakang. Terlihat tali bh nya yang tampak dari balik bajunya. Wowww sedapnyo. Setelah masuk itu, ia masuk ke kamar mandi. Tanpa ia sadari pakaian dalamnya jatuh ke lantai kamar mandi.
Tanpa basa-basi lansgung kuambil pakaian dalamnya yang jatuh tadi. Gue kencing dulu ke wc cowok setelah kencing dan membersihkan kontolku baru aku kembalikan pakaian dalamnya.
Setelah gue kencing, gue liat Devia mondar-mandir di sekitar kamar mandi.
Langsung aja gue tegor, “Nyari apa Devia?” Togel Online
Eh Devia gua lagi cari pakaian dalamku kamu ada liat ga ?.
“Ohhh, ini maksud lo?” Langsung gue tunjukin bra dan cdnya.
“Iya, ni dia yg gue cari. Ni lo nemu dimana?”
“Ni tdi jatoh. Lo ga tau…”
“Oh yawdh, thanks ya Burhan.
“Iya sm2 Devia.”
“Ywdh deh, gue mo ganti baju dulu yah. Gerah banget nih.”
“Ngapain Devia?”
“Ganti baaajuuu… knp?? Mo ikuuut??” Tanya Devia nakal.
“Hhhee. Emg boleh Devia??”
“Hmmm…” dia ngeliat ke sekitar. Setelah itu dia dan aku masuk ke wc bersama-sama.
“Ywdh yuk masuk.”
“Devia, gue mo kencing dulu yah. Kamu jangan ngintip ya. Tiba-tiba Devia berkata, Buset bud kontol lu gede banget.
“Devia, dibilang jangan ngintip. Ko ngintip sih?”
Sori bud gua penasaran aja sama bentuk kontol lu.
“Ah, dsar lo Devia. Ywdh, ganti baju tadi katanya mo ganti baju?”
“Ywdah”Gue pun memakai celana gue lagi.
Devia pun sibuk membuka baju dancenya. Trus celananya. Trus branya. Lalu cdnya.
Gue pun merhatiin semuanya.
Eh bud jangan liat toket sama memek gua donk bud.
“Hehehe. gue penasaran juga Devia…”
“Penasaran??”
“Iya”
“Lo juga tadi penasaran sama barang gue kan?”
“Iya sih” sambil ia senyum-senyum.
“Devia, gue mo remes2 toket lo dong. Boleh ga?”
“Ha? Tai lo Burhan. Emang lo siapa gue!!”
“Bentar aja Devia”
“Tapi gue juga pegang2 barang lo ya Burhan? Biar adil.”
“Oh yawdah”dan gw pun ngebuka resleting gue. Nyingkap CD gue. Trus ngeluarin Kontol gue.
Gue dengan semangat ngeremes2 toket Devia yg sekel. Tapi dia agak takut2 buat megang Kontol gue.
“Knp Devia? Pegang aja dev kalau mau, g aja uda remes u punya toket. Sekel banget sih Devia toket lo?”
Ihhh kan gua belum pernah megang kontol cowok.
“Sstt. Jgn kenceng2 ktawanya…”
Dan gue mencoba membawa tangannya buat megang Kontol gue secara pelan2 dan sedikit paksaan akhirnya, Kontol gue pun tersentuh oleh tangan Devia.
“Oowwhhh… kocok2 dong Devia…” Pinta gue.
Dia pun tersipu malu pas mulai mengocok kontol gua.
Akhirnya pelan2 dia kocok Kontol gue. gue pun sambil ngeremes2 toket dia.
“Owwhhh… enak Devia… agak kenceng dong megangnya…”
“Iya… ohh gede bgt sih Burhan?? Lo dah ngaceng ya nih??”
“Iya udah lah. Secara gue ngeremes2 toket lo udah nafsu gini. Pasti dah ngaceng.”
“Devia… gue isep yah toket lo??”
“Ihh, gila lo ah.”
“Bentar…”
Dengan sigap ia mengarahkan Toketnya ke arah mulutku. Tapi ia ngelepasin kocokannya dari Kontol gue.
“Devia, sambil kocokin Kontol gue juga dong. Jangan berenti…”
Iya iya cerewet, seketika itu dia mulai mengocok kontolku kembali.
“Aahhhh… ohhhh… enak Devia…” suara gue mendesah. Trus gue kenyot2 toketnya.
“Ahhh… yg cepet lagi Devia… oohh… uuhhh… ssshhh…” sambil gue kulum lehernya, trus ke bibirnya.
“Devia, sepongin dong sebentar…”
“Ha?”
Dev sepongin kontol gua donk.
“Aaahhh!! Gak ahh!! Pake tangan aja yah Burhan? Nnti kpn2 deh.” Devia nolak.
“Bentar Devinaa… pengen nihh…” gue memohon .
“Ah lo Burhan. Ywdah, tp bentar aja ya”
“iya, sampe keluar…”
“Ahh, tp peju lo jgn dikeluarin dimulut gue!!”
Ya dev tenang aja nanti mau crot g cabut deh dari mulut seksi loh.
Yaudah, maen cepet yaa. Ntar ketahuan sama yang lain.
“iya” jwab gue.
Devia pun jongkok di depan gue. Mulutnya pas banget udah berhadepan sama Kontol gue.
Gue pun menyodorkan Kontol gue ke mulutnya. Devia pun tanpa ragu lagi membuka mulutnya lebar2. gue terus dorong semua Kontol gue masuk ke mulutnya Devia. Dia hisap dan jilat kontolku denga penuh nafsu sambil skali2 mainin lidah dan bibirnya buat mijet2 Kontol gue.
Kontol gue kerasa agak2 anget. Trus juga ada rasa2 lembek2 enak yg berasal dari lidahnya.
Terus karena nafsu g pun seperrti menyodok mulut nya dengan mantap.
“Ooohh… Devia… enaaaaaakkk… mmmhhhhhh… ooohhh… sshhhh…” sambil gue belai2 rambutnya yg ga terlalu panjang.
Owhhhh ghmmmmmm cepcepepep ckckckck bunyi sepongan mulut Devia di kontolku.
“Ooohhhhhhhhh… teeruusss Devia… ooohhh… eeennnaaakkk… terus Devia…”
“Mmhh… mmhhhh…”
“Cepetin lagii Devia…” pint ague.
Hmmm cepcepp cepp hmmm Devia mulai kelabakan sepongin kontol g.
“Aaahhhh… ooouhhhcchhh… enak Devia… oowwwhhhwwwwwhhh… sshhhhhh”
Devia pun semakin mempercepat kocokan mulutnya di mulut gue. Sambil Kusodok-sodokan ke mulut Devia.
Saking terasa cepatnya. Akhirnya aku mulai merasakan peju ku mau muncrat.
“Aaohhh… Devia… gue mau keluar nihhhh…”
Dengan cepat dia ngelepasin mulutnya dari Kontol gue. Dan berdiri di depanku. Gue pun meraih tangan kanannya. Trus g suruh dia untuk mengocok kontolku dengan tangannya.
“Kocokin yang cepet Devia…”
Devia pun mengocok Kontol gue cepet. Pas dia lagi ngocok langsung g cium bibirnya. Sambil g remes remes gemes toket nya itu.
Akhirnya setelah kira2 3 menit dikocokin pake tangannya.
“Aaarrghhhh… cchhaaaaaa… gue mauuu keluarrrrr nihh…”
Owhwhh ya ud keluarin aja bur, buang disini ya sambil mengarahkan kontolku ke lubang wc.
Ahhhh shshhhh kluar dev akhirnya peju gue pun keluar. Peju gue muncrat 7x. dari mulai banyak sampe keluar setetes setetes.
“Oouhwwww… gila Burhan, banyak banget peju lo… duuhh kena tangan gue lagi nih…” Devia pun ngelepasin tangannya dari Kontol gue. Tanpa sengaja muncratan tadi kena tangannya, saat itu juga langsung di cucinya.
Ya nih Dev heheeh uda lama g coli tapi akhirnya sekarang gue malah dicoliin sama lo… capek nih Devia… Devia bersihin dong peju gue nih dikit lagi pake mulut lo…” pinta gue.
“Apa?” Devia kaget.
Jilatin donk Dev kontol g.
“Ih males. Gak ah. Jijik gue.”
“Yah, tanggung nih Devia… dikit lagi”
“Gak. Nnti aja yah kapan2 Burhan…” Devia memberi harapan.
“Huh. Dsar lo Devia. Tanggung juga nih. Ywdah deh.”
G bersihkan peju mu yang ini aja ya Kata Devia sambil nyiramin aer ke dalem wc yang sebelumnya banyak peju gue.
Setelah nyiramin peju gue yang berceceran di wc, Devia pun kembali berganti baju. Begitu juga gue. Langsung g pakai celana ku kembali.
Gue perhatiin Devia. Ia kleiatan seksi banget. Satu persatu ia kenakan pakaiannya. Mulai dari celana dalemnya yang berwana hitam. Branya yang juga berwarna hitam. Namun ia agak kesulitan saat akan mengaitkan branya. Lalu ia pun meminta tolong gue.
“Burhan tolong pakein dong.” Ia pun membelakangi gue meminta mengaitkan pengait branya.
“Tapi ada syaratnya yaa…” ucap gue ngeledek.
“Syarat apaan?”
“Tebak dong”
“Hmmm apa ya. Ga tau ah! Udah cepetan pakein!!” ia pun agak sedikit ngotot.
“Itu tuh.” Gue pun menunjuk ke arah memiawnya.
“Ohh ini… lo mau ngewe sama gue?” Devia pun bertanya dengan nada agak sedikit kaget.
“Iaa, gue pengen ngewe sm lo Devia… blh ga?”
“Anjjrriitt lo Burhan, apa masih kurang yg skrg?”
Kuranng lah dev g pengen sodok memek loh pake kontol g.
“Aaaaaaaahhh!”
“Sssstt, jgn kenceng2 Devia… Ayoo dong Devia… kpn2 yaaahh?? Ga sekarang kok…” ucap gue memohon lagi.
“Gue masih virgin laaahh Burhan.”
“Ahh yakinnn lo??”
“IYA!”
Kalau dari toket u sih ud ga perawan lagi y.
“Hah? Tau dari mana lo???”
Ya tau donk cewwek uda ga perawan kan toketnya agak kendor.
Buset u kayak ny jago nih. Sambil dia sibuk merapikan bajunya.
Yoi Dev makanya kalau nanti mau di ewe memeknya bareng g aja ya ?
“Hmmm gimana yaaaaa, yaa liat nanti aja deehhh”. Sambil merapikan pakaiannya.
“Yawdahhh nnti kpn2 kita coba yaa??” Ucap gue memastikan.
Ok deh ga balik ke anak anak dlu ya. Ntar pada bingung lagi g ngapain aja kok lama banget. Akhirnya dia keluar dari kamar mandi.
“Sipp, ati2 lo. Thankss Devia atas handjob dan blowjob lo… Hehhhe”“Haahh, bakalan enak nih kalo seandainya nanti gue ML sama dia” Pikir gue.
Dan akhirnya aku keluar dari kamar mandi dengan menyesal. Kenapa ya ga gue paksa Devia untuk langsung aja ngajakin ngentot! hahahaha…
Sambil membayangkan bentu memek Devia pas g entot. Tapi gw punya obsesi untuk ngedapetin perawan si Devia bagaimapun caranya gw harus yang pertama meniduri dia kalau masih perawan.