Sakura - Text Select

Wednesday, March 31, 2021

Teguh Yang Membuat Aku Puas


KASIR4D - Perkenalkan namgue Teguh gue adalah karyawan dari pegawai swasta di Bandung, baru dua bulan ini gue bekerja di kantor baruku karena dengan kantor yang lama gue digaji rendah ketimbang kantor baruku ini.

Suatu hari setelah makan siang gue mendapat telpon dari Ibu Ita dimana dia yang dulu mengetes wawancara saat masuk kekantornya, beliau berposisi sebagai manager keuangan karena jasanya dia gue bisa masuk di kantor ini dan tentunya gue sangat menghormati beliau.

Halo bu, selamat sianga sapa saya menjawab telpon.

Halo Teguh..a jawab dia Riang sekali.

Ada yang saya bisa saya bantu tanya saya, basa-basi sih.

Ah enggak cuma ngecek kamu aja. Dah makan siang tanyanya ramah.

Oh sudah bu, baru ajaa jawabku.

Gimana kerja disini, ada masalah tanya bu ita lagi.

Wah enggak bu, tapi memang saya baru mulai sih, baru membiasakan diri dengan keadaan kerja disinia jawab saya singkat.

Gimana gajinya, dah cukup tanyanya dengan suara menggoda.

He..he..he.. maunya sih tambah lagi bua jawab saya sambil tertawa.

Hah.. segitu aja udah tinggi kan balas bu ita sedikit ka. 

Iya bu, becanda tadi..a jawabku singkat.

Oh.. kirain.a jawabnya. Eh Teguh nanti sore sehabis kantor kamu ada kerjaan gak tanya bu ita. Enggak kayaknya bu, ada apa emangnyaa tanygue sedikit heran.

Hmm.. ada yang ingin saya bicarakan, agak pribadi sih, makanya saya ingin bicaraiinnya sehabis kantor aja nantia jawab bu ita.

OK bu, saya gak ada janji untuk sore sampe malem nantia jawab saya.

OK nanti gue tunggu di kafe xxx nanti sorea kata bu ita.

OK bua jawab saya. Togel Online

Ok kalo gitu, oh iya, golongan darah kamu apa tanya bu ita sebelum mengakhiri pembicaraan. Ba jawabku penuh kebingungan.

OK deh gue tunggu nanti sorea kata bu ita lalu menutup telponnnya. Sejenak gue terdiam penuh kebingungan, tapi gue kembali bekerja sebab pekerjaanku lumayan menumpuk.

Selah pulang kerja gue arahkan mobilku ke kafe xxx yang dijanjikan tadi. Dalam perjalanan gue diselimuti kebingan yang amat sangat.

Bu Ita Ada apa manager keuangan kantorku itu mau menemuiku, soal urusan pribadi lagi. Dan yang paling membuatku bingung adalah dia sempat menanyakan golongan darahku, untuk apa ?

Sebagai informasi, Bu ita berumur sekitar 34-35 tahun. Masih cukup muda untuk menjadi manager keuangan, tapi memang dia berasal dari keluarga yang berteman dekat dengan pemilik perusahaanku. Ditambah lagi suaminya, pengusaha yang dulu jadi sahabat pak Faisal presdir perusahaanku sewaktu kuliah.

Oh iya bu ita sudah bersuami, tapi sayang mereka belum dikaruniai anak. Tapi mungkin karena hal itu bu itu terlihat masih seperti wanita muda. Badannya tinggi semampai, ramping tanpa lemak. Kulitnya kuning langsat dengan rambut lurus sebahu.

Matanya berbinar selalu bersemangat dan bibir tipisnya itu selalu menarik perhatiannku. Hanya ada satu kata yang dapat mewakili bu ita Cantik.

Sesampainya di kafe xxx, gue melihat bu ita melambai kearahku dari meja yang agak dipojok. Kafe itu memang agak sepi, pelanggannya biasanya eksekutif muda yang ingin bersantai selah pulang kerja. 

Sore bu, maaf agak terlambata katgue sambil menyalaminya.

Oh gak pa-paa kata bu ita sambil mempersilakkan gue duduk.

Selanjutnya gue dan bu ita mengobrol basa-basi, bercerita tentang kantor, dari yang penting sampe gosip-gosipnya. He..he..he.. gak guna bang.

Selah beberapa lama akhirnya gue mengajukan pertanyaan. Oh iya bu, sebenernya ada apa ya mengajak saya bertemu disinia tanygue memulai.

Oh iyaa jawabnya. Mendadak wajahnya sedikit pucat.

Beberapa saat ibu ita terdiam. Kemudian mulai berkata Begini Teguh, kamu tau kan kalo gue sudah berkeluarga ? Gue menganguk kecil untuk menjawabnya.

Tahun ini adalah tahun ke 10 pernikahankua lanjutnya. Kemudian dia mengeluarkan sebuah foto dari dalam dompnya. Ini foto suamiku waktu sebelum nikah, gimana mirip kamu gak He..he..he.. kayak ngacaa jawabku sambil mengembalikan foto tersebut.

Sebenernya gue makin bingung arah pembicaraan bu ita. Kamu tau kan gue dan suamiku belum dikaruniai anak tanyanya lagi Iyaa jawabku bingung.

Jadi begini Teguh, gue dan suamiku sudah mencoba beberapa cara. Tapi belum berhasil. Sedang umurku semakin bertambah, makin sulit untuk bisa punya anak. Memang kami sudah tau masalahnya ada disuamiku dan dia sekarang dalam terapi pengobatan, tapi mungkin suamiku butuh bantuan lain.. dari kamua kata bu ita.

Bantuan dari saya ? maksudnya bu tanygue yang sudah dipuncak kebingungan. Mungkin kamu bisa bantu suamiku untuk membuahi gue katanya pelan. Maksudnya saya menyumbang sperma untuk bayi tabung ibu dan suami ibu tanygue tergagap.

Bukan, gue sudah pernah coba cara itu dan gagal. Sperma suamiku terlalu lemah. Kalau gue ulangi sekarang tentu suamiku curiga. Lagi pula sulit untuk menukar sperma suamiku dengan spermamu nantia jawab bu ita. Jadi tanygue lagi.

Gue pingin kamu meniduri gue, membuahi gue sampai gue hamila jawabnya singkat. Gue cuma bisa ternganga terhadap permintaan bu ita yang ku anggap sangat gila itu. Tenang, jangan tguet kahuan. Kamu mirip sekali dengan suamiku, apalagi golongan darah kalian sama, jadi anak yang lahir nanti akan sulit sekali diketahui siapa ayah sebenarnya kata bu ita meyakiniku.

Akhirnya terjawab kenapa dia tanya golongan darahku tadi. Mungkin alasan bu ita begitu gampang menyujui waktu gue wawancara dulu salah satunya adalah rencana ini Trus bagaimana kita melguekannya tanygue selah menenangkan diri.

Kamu ada waktu malem ini ? Kebulan suamiku lagi keluar kota sampai besok.atanya bu ita. Gue available.a jawabku. Kemudian bu ita menelpon kerumahnya, memberitahukan pembantunya dia tidak pulang malam itu sambil memberi alasan. Kemudian dia mengajakku ke hotel xxx.

Setelah cek in, kami langsung masuk kamar. Didalam kamar, tidak ada pembicaraan yang berarti. Bu ita langsung ijin untuk mandi, selah dia selesai, gantian gue yang mandi. Selah gue keluar dari kamar mandi, gue melihat bu ita yang hanya memakai bathrobe tiduran sambil menonton tv. Gue kemudian duduk di pinggiran tempat tidur.

Bagaimana, kita mulai tanygue dengan perasaan gugup. Soalnya biasanya gue ML tujuannya cuma untuk senang-senang, bahkan pakai alat kontrasepsi agar pasangan MLku tidak hamil. Kalau ini malah tujuannya pengen hamil.

OK jawab bu ita kemudian bergeser memberi gue tempat untuk naik kempat tidur. Gue berbaring disampingnya kemudian berkata Bu, mungkin tujuan kita supaya ibu bisa hamil, tapi apa bisa kita melguekan persubuhan ini seperti layaknya orang lain yang mencari kepuasan juga.

Gak pa-pa sayang jawab bu ita. Gue rela kok kamu tidurin. Malah sejujurnya kamu tuh bangkitin nafsuku bang. Ngingin gue diawal-awal pernikahankua jawab bu ita nakal. Gue kemudian mengecup dahi bu ita, sesuatu yang selalu gue lguekan sebelum meniduri wanita. Bu ita terseyum kecil. Kemudian gue mengecup bibir bu ita.

Bibir tipis yang selalu menarik perhatianku itu ternyata nikmat juga. Kemudian gue mulai mencium bibirnya lagi, kali ini lebih lama dan lebih dalam. Sambil mencium bibir mu ita, tanganku mulai bergerilya. Pertama-tama gue elus rambutnya, bu ita membalas dengan sedikit meremas kepalgue. 

Kemudian tanganku turun untuk mengelus-elus tubuhnya, walaupun masih dari luar bathrobe. Masih sambil berciuman, perlahan gue buka tali bathrobenya. Selah membuka sebagian bathrobe bagian atasnya, gue langsung mengelus payudaranya, ternya bu ita sudah tidak memakai bra. Awalnya gue hanya mengelus, tapi kemudian berubah menjadi meremas.


Payudaranya masih kenyal, walaupun sudah sedikit turun, tapi sangat nikmat untuk diremas. Kemudian gue mulai memilin-milin putingnya. Bu ita merintih pelan, kemudian melepaskan ciuman. Gue kemudian turun sedikit untuk mulai menjilati puting bu ita. Gue muail menjelati puting yang kiri sedang payudara yang kanan gue remas dengan tangan. Kemudian berganti gue menjilati yang kanan sambil meremas payudara yang kiri.

Sesekali gue gigit-gigit kecil, tapi sepertinya bu ita tidak terlalu suka, dia lebih menyukai gue menyedot kencang putingnya. Tangan kananku kemudian turun kebawah untuk membuka bathrobe bagian bawahnya hingga tubuhnya terlihat semua. Bathrobe hanya menyangkut di tangannya. Tanganku mulai mengelus pahanya. Perlahan gue buka sedikit pahanya untuk mengeluspaha bagian dalamnya, begitu mulus kulit bagian itu.

Tanganku naik keatas menuju selangkangan, ternyata bu ita masih memakai CD. Gue tak mau langsung ke vaginanya hingga tanganku beralih ke pantatnya. Gue meremas pantat yang bulat ini dari dalam CDnya, sebab gue selipkan tanganku ke dalam celananya. Jujur gue adalah penggemar pantat dan pinggul wanita. Apalagi wanita seperti bu ita ini.

Pinggulnya ramping tapi pantatnya besar membulat. Perlahan remasan kepantat bu ita gue alihkan ke depan. Di garis vaginanya gue merasa sudah banyak cairan yang keluar dari vaginanya. Kemudian gue mengelus vaginanya mengikuti garis vagina. Perlahan gue tusuk vaginanya dengan jari tengahku. Tubuh Bu ita tersentak, pinggulnya diangkat seperti mengantarkan vaginanya untuk melahap jariku lebih dalam. Jariku gue keluar masukkan perlahan, bu ita merintih semakin keras.

Gue turun kebawah, ingin menjilat vaginanya. Tapi Bu Ita menahan tubuhku. Gak usah Teguh, gue malua kata Bu Ita. Langsung masukin aja sayang, gue dah gak tahana lanjut bu ita. Gue memposisikan tubuhku diatas bu ita. kemudian gue lebarkan pahanya nsehingga selangkangannya terbuka lebar. Gue arahkan penisku ke vaginanya.

Perlahan gue usahpak penisku ke permukaan vaginanya, tapi bu ita memandangku dengan penuh harapan supaya gue cepat memasukkan penisku ke vaginanya. Perlahan gue dorong penisku untuk measuk ke vaginanya. Vaginanya masih ser, mungkin karena belum pernah melahirkan. Gue mulai mengeluar masukkan penisku dari vaginanya, sedangkan bu ita merintih keras siap penisku menghujam vaginanya.

Sesekali gue mencium bibirnya, tapi dia lebih suka merintih sambil memejamkan matanya menikmati siap gesekan vaginanya dengan penisku. Tangan bu ita mencengkram bahuku, sepertinya dia ingin tubuhh kita bergesekan keras agar payudaranya tergesek oleh dadgue.

Mas terus mas, terusa rintih bu ita. Sepertinya dia membayangkan suaminya yang menyubuhinya. Sebenernya gue agak cemburu, tapi gue pikir-pikir lebih baik daripada dia merintih memanggil namgue, nanti dia kebiasaan bisa berabe kalau dia memanggil namgue waktu bersubuh dengan suaminya.

Tiba-tiba tangan bu ita mencengkram pantatku seakan membantu dorongan penisku agar lebih kuat menghujam vaginanya. Pinggulnya pun semakin aktif bergerak kekanan-kekiri sambil kadang berputar. Sungguh beruntung gue bisa menikmati tubuh molek bu ita yang sangat ahli bercinta. Tiba-tiba tangannya menekan keras pantatku kearah vaginanya. Sepertinya dia sudah orgasme. Tubuhnya menegang tidak bergerak.

Guepun menghentikan pompaanku ke vaginanya sebab tangannya begitu keras menekan pantatku. Selah tubuhnya berkurang kegangannya gue mulai pompaanku perlahan. Cairan orgasmenya membuat vaginanya semakin licin. Memang vaginanya jadi berkurang daya cengkramnya, tapi kelicinannya memberikan sensasi yang berbeda.

Gue mengangkat tubuhnya untuk berganti posisi. Tapi bu ita menolak sambil berkata Teguh please, kali ini gaya konvensional aja ya gue pengen nikmatin besok-besok yaa. Gue melakkan tubuh bu ita lagi. Goyangan pinggulnya makin menggila, begerak kekiri dan kekanan, tapi gue paling suka saat berputar. Sungguh hebat goyangan bu ita. Mungkin itu goyangan terbaik dari wanita yang pernah gue tiduri. Tangannya kembali menekan keras pantatku, bu ita sudah sampai di orgasme keduanya.

Tubuhnya sangat tegang kali ini, sampai perlu lama untuk kembali normal. Selah berkurang kegangannya, gue berkata Bu apa kita sudahin dulu ? kayaknya ibu sudah lemas sekali kata gue. Gak pa-pa Teguh, gue pengen sperma kamu, terusin aja.a jawab bu ita. Gue mulai memompa lagi vaginanya dengan penisku.

Kali ini vaginanya sudah benar-benar basah. Bu ita sudah mengurangi gerakannya, mungkin dia sudah terlalu lemas. Gue konsentrasikan pompaanku ke vaginanya hingga bu ita mulai merespon lagi. Sebenarnya gue sudah dikit lagi ejguelasi saat bu ita tiba-tiba berteriak kencang Arrrhgh.. Teguh gila enak banga jeri bu ita sambil menjepit tubuhku dengan kedua pahanya. Adu gila Teguh. gue dah 3 kali keluar kamu belum keluar juga.

Ayo dong Teguh, gue cari pejantan bukan cari gigoloa kata bu ita lemah. Gue sebenernya kasian dengan bu ita, tapi gue juga sedikit lagi ejguelasi. Gue goyang perlahan penisku. Kali ini gue benar-benar konsentrasi menggapai orgasmeku. Tak berapa lama gue merasa spermgue sudah sampai diujung penisku. Bu saya dikit lagi keluar bu.a katgue sambil meniukmati sensasi luar biasa. Kasir4D

Bu ita membantu dengan menggoyangkan pinggulnya sambil menahan pantatku agar penisku tidak lepas dari vaginanya. Agkh.a, crot..crot..crot..crot empat kali sperma gue ku siram derask ke liang vaginanya. Bu ita menahan pantatku kuat-kuat agar spermgue masuk kerahimnya dalam-dalam. Tahan sebentar Teguh, supaya spermanya masuk semuaa kata bu ita sambil menahan pantatku kearah selangkanyannya.

Selah beberapa menit baru bu ita melepaskan cengkramannya. Gue kemudian merebahkan tubuhku disampingnya. Malam itu gue menggagahi bu ita sampai 3 kali. Sama seperti yang pertama, gue tumpahkan seluruh spermgue ke liang vaginanya. Selah itu persubuhannku dengan bu ita jadi acara rutin. Minimal 2 kali seminggu gue menyubuhinya.

Gue bahkan dilarang bersubuh dengan wanita lain, agar spermgue benar-benar 100% masuk ke rahimnya. 2 bulan kemudian bu ita positif hamil, tapi sampai saat ini, saat kehamilannya memasukki bulan ke 3, gue masih rutin menyubuhi bu ita. Sepertinya bu ita tidak bisa menolak kenikmatan digagahi olehku, dan gue tentu aja gak mau kehilangan goyangan dasyat bu Ita.

Tuesday, March 30, 2021

Dipaksa Ngentot Dengan Supir Pribadiku


KASIR4D - Sebelumnya perkenalkan nama saya Redo, umur saya 28 tahun dan masih melajang, sekarang saya bekerja sebagai driver di sebuah perusahaan taksi ternama di Indonesia di kota Kembang. Pengalaman ini saya dapat sewaktu saya masih bekerja sebagai driver shuttle bus pada sebuah perusahaan otobus di kota pelajar.

Tugas saya adalah mengantarkan penumpang dari pool bus langsung ke alamat yang dituju. Waktu itu jam sebelas malam saya ngopi di kantin pool bus bersama beberapa rekan saya, kebetulan waktu itu saya dapat jatah nganter penumpang dari bus yang terakhir pada hari itu, ditemani sesama driver dan cleaning service saya menikmati secangkir kopi ginseng yg memang sengaja saya pesan biar badan lebih seger dan nambah tenaga malam itu karena setelah selesei mengantar penumpang nantinya saya mau berbenah tempat kost saya untuk hari selanjutnya pindah ke kost yang baru.

Tidak terasa akhirnya bus terakhir yang saya tunggu pun akhirnya tiba, begitu bus berhenti langsung beberapa penumpang keluar dari bus dan langsung diarahkan oleh pramugara bus kearah shuttle yang nantinya akan saya kemudikan. Ternyata hanya bersisa 4 penumpang yang harus saya antar, 3 orang laki-laki dan satu orang perempuan berjilbab. Satu per satu penumpang saya antarkan dan terakhir tersisa satu perempuan berjilbab tadi yang memang tempat tinggalnya paling jauh.

Saya menanyakan arah ke tempat tujuan perempuan tersebut dan dari situlah kami terlibat pada sebuah obrolan yang nantinya membuat saya bertindak nekat.Dari obrolan tersebut saya ketahui bahwa dia masih kulian semester 4 di sebuah PTN terkenal di kota pelajar ini. Namanya Rita. Setelah kita nyambung dalam obrolan perempuan tersebut meminta ijin untuk pindah ke bangku depan sekalian biar gampang nunjukin jalan ke saya.

Setelah dia pindah kedepan baru saya bisa mengamatinya dan ternyata dia sangat manis, tampangnya mirip artis Citra Kirana, tapi body nya jauh berbeda, Rita memiliki payudara yang membusung dengan indahnya, entah berapa ukuranya tapi terlihat sangat jelas karena dia memakai kaos lengan panjang yg press body, dari situ saja saya sudah punya pikiran kotor, membayangkan bisa meremas dan mengenyot putingnya, maklum masih bujang dan jomblo pula, haha.. Akhirnya kami sampai juga pada tempat yang kami tuju, ternyata adalah sebuah tempat kost.

Tempatnya dikelilingi oleh kebun dan disebelahnya ada sebuah rumah lumayan besar tapi kelihatan gelap, entah ada penghuninya atau tidak. Rita pun turun dan mengucapkan terimakasih kepada saya disertak senyumnya yang bisa membuat lelaki klepek klepek. Saya pun memutar balik mobil yang saya kendarai, lumayan jauh juga saya nyari ruang buat bisa putar balik karena jalanya emang sempit. 

Sewaktu saya melewati depan kost itu lagi saya lihat Rita masih beediri diluar pagar, saya pun menghentikan laju mobil saya dan bertanya kepada Rita, “kok masih diluar mbak?” Rita pun menjawab dengan raut muka gelisah, “iya nih mas, yang jaga kost kayaknya gak ada, temen kost ku juga udah pada tidur”. Togel Online

Saya pun turun dari mobil dan mendekati Rita, “memangnya gak bawa kuncinya mbak?” Dia dengan wajah agak kebingungan, “kebetulan kemaren ketinggal di kamar sewaktu mau pergi, ini aku telepon temen kost ternyata gak ada mau bangun, ini masih kost baru yang nempatin baru 3 orang”.

“Trus gimana mbak?” “Gak tau juga mas, saya bingung mau gimana, mana disini sepi banget pula” Mendengar kata sepi pikiran kotorku pun muncul lagi Yaudah mbak saya temenin disini sampai ada yang bangun” “Makasih mas, saya juga takut kalo sendiri” Dari situ saya mulai mengamati lekuk badanya dari belakang, pantatnya yang padet tertutup rok panjang.

Pusaka keramatku pun akhirnya mulai bereaksi sedikit demi sedikit. Rita terlihat masih mencoba menelfon temenya yang ada didalem. Otak kotorku pun mulai tak karuan dan celanaku semakin terasa sempit. Aku terus mengamati lekuk tubuhnya yang aduhai. Aku pun mulai mengamati keadaan sekitar yang memang benar sepi banget. Tiba tiba Rita mengagetkan saya dan bertanya “mas bisa bantu aku panjat pager gak?”

Dan masih dalam keadaan kaget kujawab “bisa mbak, mau gimana manjatnya?” Rita pun diam dan kelihatan sedang berfikir. Pagernya tu kira kira setinggi dua setengah meter. “Mas bantuin angkat aku bisa gak? Angkat dari belakang aja” Saya pun mengangguk dan Rita mulai memiposisikan diri merapat pada pagar.

“Saya angkatnya gimana mbak?” “Angkat di pinggul aja mas sampai aku bisa meraih bagian atas tembok” Aku pun menempatkan diri dibelakang dia dan memegang pinggulnya, tanpa sengaja si otong nyenggol pantat montoknya Rita dan semakin berontak aja si otong. Dengan kekuatan penuh aku angkat pinggulnya dan Rita pun berhasil merain bagian atas tembok, dia terlihat kesusahan buat bisa menaikan badanya ke tembok.

“Mas bantuin dorong donk, aku gak kuat” Lalu akupun tanpa pikir panjang langsung kudorong pantatnya. Terasa kenyal dan sekel banget! Si otong makin menggila aja nih! Aku terus mendorong Rita dengan sedikit memanfaatkan kesempatan untuk meremas pantatnya! Rita pun melotot kearahku dan berkara “mas apa apaan sih?!” Kaget, akupun melepaskan tanganku dan Rita terjatuh. Rita langsung bangkit dan marah marah.

“Mas jangan kurangajar manfaatin kesempatan deh!” Tanpa pikir panjang aku langsung membekapnya dan mencekiknya dari belakang sambil mengancamnya “kamu mau kucekik sampai mati atau nurut aja biar sama sama enak” Dia masih saja meronta dan kucekik dia lebih keras, akhirnya dia berhenti meronta dan kulepas bekapanku pada mulutnya Ampun mas jangan apa apain saya” Tanpa kujawab langsung saja kuremas susunya yang gede itu, dia pun meronta lagi dan berteriak “Toloooooooong….” 

Kaget dengan teriakan itu segera kubekap mulutnya dan kucekek lagi sambil mengawasi keadaan sekitar, masih sepi dan sunyi. “Sekali lagi berani teriak mati kamu” Kulepaskan bekapanku dan tampak dia meneteskan air matanya. “Iya mas, tapi tolong jangan perkosa saya” Dia pun tanpa kubimbing langsung berjalan kearah pintu mobil dan masuk ke bagian jok paling belakang. Aku pun langsung mencumbunya lagi dan kali ini dia membalas dengan ganasnya. Kubuka kancing celana dan resletingku, kukeluarkan si otong dari kandangnya, dia sudah berdiri dengan gagahnya.

“Mbak, isepin ya sampai keluar, daripada mbak kuprerawanin” Rita pun mengangguk dan lamgsung mengarahkan mulutnya ke kepala si otong yang lumayan gede, mulai dengan dicium dengan lembut, dia mulai menjilati dan memainkan lidahnya di kepala si otong. Diisep donk mbak, masukin ke mulutmu..” “Iya mas, sabar” Rita pelan pelan mulai mengulum penisku, pelan tapi pasti penisku mulai dimainkanya dengan mulut mungilnya. Karena udah konak banget kemudian kurebahkan tubuh Rita di jok dan aku memposisikan penisku didepan mulutnya dan dia kembali mengulum penisku.

Pelan pelan pinggulku mulai bergerak maju mundur memasukan penisku kedalam mulut Rita, dia hanya bias pasrah menerima hujaman penisku. Lama kelamaan goyanganku makin cepat dan penisku makin dalam masuk ke mulutnya, dia mencoba mendorong badanku dengan kedua tangannya tapi sia sia, aku terus memperkosa mulutnya hingga akhirnya terasa kenikmatan yang tiada tara aku memuntahkan spermaku kedalam mulut Rita, dia hanya bias menggeleng gelengkan kepalanya tanpa bias berbuat apa apa, sambil kukocok sendiri sampai semua spermaku tuntas keluar didalam mulutnya aku pun mencabut penisku, Rita kelihatan mau memuntahkan spermaku, dia mau membuka pintu mobil tapi kucegah, “Telanlah sayang, atau kamu mau kucekik lagi?” Rita pun menatapku dan mengganguknan kepalanya, sambil menahan tangis dia pun mencoba untuk menelan spermaku yang masih ada didalam rongga mulutnya.

Akhirnya dia mampu menelan habis semua spermaku yang ada di mulutnya. Setelah itu dia mulai merapikan kembali bajunya yang sudah berantakan. Tapi aku masih belum merasa puas, meskipun aku tidak berniat buat merawanin dia tapi aku juga pengen maenin memeknya.Aku pun mulai mendekatinya lagi dan meraba pahanya yang masih terbungkus rok panjang, dia menepis tanganku dan masih menangis. Aku mengelus pipi lembutnya dan menatap matanya, “aku pengen puasin kamu juga cantik, aku janji gak akan merawanin kamu, aku Cuma pengen maenin memek kamu”.

Rita pun menatapku dengan tatapn aneh, aku raba lagi pahanya dan kali ini gak ada penolakan dari dia, mungkin ini lampu hijau buatku bertindak lebih jauh pikirku. Aku pun mulai menelusupkan tanganku kedalam roknya, melewati pahanya yang hangat dan sangat mulus akhirnya tanganku sampai di pangkal kenikmatan Rita. Ternyata celana dalamnya sudah basah, mungkin karena daritadi susunya terus kumaenin kali ya.

Pelan pelan aku mulai menyibakan rok nya, pahanya yang putih mulus pun pelan pelan mulai tersingkap, penisku pun terasa mulai bangkit lagi, tapi aku hanya berniat pengen muasin si Rita tanpa harus kuperkosa, ada sedikit rasa penasaran pengen liat gimana seorang perawan berjilbab jika orgasme. Aku pun mulai meraba nanmenekan dengan halus gundukan mungil yang masih terbalut celana dalam, terasa ada beberapa rambut kemaluanya yang keluar dari celana dalamnya.

Aku memandang wajah Rita yang sudh kelihatan pasrah, “celananya dibuka aja ya sayang? Aku pengen jilatin memek kamu.” Rita tidak menjawab tapi juga tidak menolak waktu aku mulai menarik turun celana dalam warna pink miliknya, malah dia sedikit mengangkat pantatnya agar lebih mudah aku melapaskan celana dalamnya.

Setelan terbuka celana dalamnya akupun takjub melihat apa yang ada dibalik celana dalamnya, vagina yang masih rapet dan dikelilingi rambut kemaluan yang lebat banget tapi tercukur rapi. Aku pun mendekatkan wajahku dan mulai menciumi pangkal pahanya, bagian atas vaginanya dan akhirnya sampai juga dilubang vaginanya. Aku memakai kedua jempolku dan kubuka vagina itu hingga Nampak klitoris mungilnya, tanpa aba aba aku langsung hisap klitorisnya dengan lembut.

“aaaaahhhh….” Rita pun mendesah dan memegang kepalaku, ini adalah desahan pertama yang kudengan dari Rita. Aku pun terus menghisap bagian dalam vaginanya dan melesakan lidahku menusuk kedalam vaginanya. Rita pun menggelinjang tidak karuan dengan nafas yang memburu. Dan akhirnya Rita pun mengeluarkan lenguhan dan desahanya tanpa ditahan lagi. “aaaahhhh…. Mmmhhh…. Ahhh….”. aku pun menghentikan hisapanku dan memandang kearah wajahnya, dia masih membuka mulutnya dan masih terdengar deru nafasnya.

Aku tersenyum kepadanya, kembali dia menatapku dengan tatapn aneh tanpa berkata apa apa. Aku bertanya kepada Rita, “enak gak sayang? Diterusin gak?” daaaan dia pun akhirnya menjawab pertanyaanku, “enak banget mas, terusin lagii…”

Dan tanpa dikomando aku kembali menghisap dan menjilati vaginanya, setelah lima menit aku gempur dia dengan jilatanku akhirnya dia menekan keras kepalaku ke vaginanya dan badannya mengejang sambil melenguh, “aaaahhhhhh maassss…..” aku rasakan ada cairan yang keluar dari vaginaya, aku pun menghentiklan hisapanku dan memainkan vaginanya dengan tanganku, jari jariku mengelus elus klitorisnya yang sudah berlumuran cairan kenikmatan yang keluar dari vaginanya. Aku pun mencium bibir Rita dan dia membalas ciumanku dengan ganasnya… agak lama kami berciuman daan sio otong udah dalam posisi siap tempur lagi.

Aku bombing tangan Rita ke penisku dan kuarahkan dia untuk mengocoknya. Rita pun melepas ciumanku dan berkata “mas masukin aja ya, aku udah gak perawan kok, aku pernah diperkosa sama papa tiriku waktu aku SMA” aku pun memandang wajahnya yang sudah pasrah tanpa berkata apa apa, Rita pun mengangguk untuk memastikan lagi ucapanya. Tanpa dikomando lagi aku mebuka kedua kakinya dan menempatkan ujung penisku ke mulut vaginanya, kugesek gesekan kepala penisku ke klitorisnya, Rita pun mulai mendesah “aaaahhh aahh masukin aja maaass, aku udah gak tahaaan.. masukiiiinn”. 


Aku pun pelan pelan mulai memasukan penisku ke vagina Rita. Terasa sangat sempit sekali, pijatan dinding vaginanya terasa kenceng banget, agak susah aku masukinya. Setelah seluruh batang penisku amblas di vaginanya aku mulai menggoyang pelan pinggulku, kulihat Rita membuka mulutnya dan menahan suara desahan dari mulutnya, sambil kugenjot aku pun menggoyangkan pinggulku makin cepat, setelah lima menit dalam posisi Rita duduk dan aku menggenjotnya dari depan aku pengen ganti posisi, “sayang, kamu gantian diatas ya?” Rita pu dengan polosnya menjawab “aku belum pernah mas, aku gak bisaa

Baiklah, mungkin dia masih amatir dan aku pun terus menggoyangkan pinggulku, sambil kugenjot dia aku memandang wajahnya yang manis mengenakan jilbab menambah pesonanya, tanmganku yang daritadi memegang pinggul Rita sekarang mulai menjamah lagi kedua bukit kembar yang daritadi nganggur, tanpa kusuruh Rita pun menaikan kaos dan membuka kait bra nya, sambil terus menggerakan pinggulku aku pun meremas remas kedua susunya. Sepuluh menit kemuadia aku terasa udah mau keluar lagi, kupercepat genjotanku daaan akhirnya aku sampai di puncak kenikatan keduaku mala mini, aku mengeluarkan pejuhku didalam vagina Rita.

Tubuhku ambruk menindih tubuh Rita, terasa deru nafasnya yang cepat. Kubiarkan penisku menacap di vagina Rita sampai penisku mengecil sendiri. Kucabut penisku yang disusul cairan sperma keluar dari vaginanya. Rita pun meraih tas kecil yang daritadi dia bawa dan mengambil tissue dari dalam tas nya. Dia membersihkan vaginanya dan merapikan pakaianya. Aku masih terduduk menahan nikmat dan capek belum sempat mengenakan lagi celanaku, aku melirik kea rah Rita, “sayang, bersihin adekku donk, bukan pake tissue tapi pakai mulut kamu”. 

Rita hanya tersenyum dan segera melahap penisku yang sudah mengecil, dibersihkanya sisa cairan dari dalam vaginanya dengan mulutnya. Setelah itu aku memakai kembali celanaku. “aku temenin kamu disini aja ya sampai kamu bisa masuk kost?” dia memelukku.. “iya mas, aku ngantuk, pengen tidur Aku pun mengambil posisi duduk di pojok dan Rita merebahkan badanya di jok, dia tidur di pangkuanku. Aku hanya bisa merenumg, mimpi apa aku semalem kok bisa ngentotin cewe secantik dan semontok ini, sambil tersenyum sendiri aku pun tertidur sampai pagi.

Setelah pagi dan gerbang kost nya dibuka, Rita pun berpamitan dan menawariku untuk mampir, tapi karena aku udah telat buat balik ke kantor akupun menolak ajakannya. Kamipun berpisah dan saling tikar pin BB. Setelah aku sampai di kantor aku bikin laporan kalau semalam ada ban yang kempes dan harus menggantinya. Terasa getaran pada HP ku dan kulihat ada BBM dari Rita, “makasih ya mas buat yang semalem, aku puas banget, besok kalau ada waktu maen ke kost ya mas..”. aku pun membalas “iya sayang, mas juga puas banget, boleh kan besok kita ngulang lagi kayak semalem?” dan dengan cepat Rita pun membalas, “ya besok maen aja ke kost ” Dan setelah itu petualangan sex ku dan Rita dimulai, ternyata dia orangnya gampang sange dan suka exsib. Nanti deh kuceritain lagi.. dikost, di pantai, dan nyuri kesempatan buat ngegarap temen kost Rita.

Sekarang aku dan Rita sudah resmi berpacaran, setelah peristiwa pemerkosaan pada malam itu Rita jadi ketagihan kuentotin, di kost, di taman kampusnya, di pantai, atau kita sengaja nyari tempat sepi untuk kita bisa berbuat sesuka hati kita memenuhi fantasi sex Rita yang ternyata gila sex. Rita suka berfantasi aneh2 dalam berhubungan sex. Pada suatu hari aku dateng ke kost nya untuk benerin komputernya yang rusak, hari itu pas jatah aku libur kerja, Rita ada kuliah pagi dan kita janjian siangnya aku ke kost. Kita janjian jam 1 siang dan waktu itu jam setengah 2 aku baru dateng karena harus nganter temen dulu ke stasiun.

Sesampainya aku di kost ternyata Rita gak ada di kamarnya, kamarnya kekunci dan tirai jendelanya terbuka, dari situ keliatan kalo Rita gak ada dikamarnya. Aku coba telfon ke HP nya ternyata HP nya ada didalam kamar. Aku nyoba manggil Rita dan terdengar suara dia menjawab dari lantai atas, langsung aja aku naek mencari dia, ternyata dia sedang menjemur baju yang tadi dicucinya karena aku telat datengnya. Dia memakai celana legging dan tanktop.

Keliatan bajunya sedikit basah terkena cipratan air dari baju yang dicucinya. Napsuin banget! Aku mendekatinya dan bla bla bla ngobrol dan ngasih alesan kenapa datengnya telat. Sewaktu dia menjemur baju dia membelakangiku. Aku buka resleting celanaku dan ngeluarin penisku yang daritadi udah keras tanpa dia tau. Kubasahin dengan sedikit ludahku dan dengan sigap aku pelorotin celana leggingnya.Oh iya, setelah kita intens berhubungan badan dimana aja ada kesempatan si Rita jadi gak pernah pake celana dalam dan itu sekarang udah jadi kebiasaan dia.

Setelah celananya kupelorotin dari belakang, aku mendorong badanya agar menunduk dan tangannya bertumpu pada tiang jemuran dan tanpa ada foreplay langsung aja kuhujamkan penisku masuk kedalam vaginanya yang masih kering. Dia menjerit tertahan menerima serangan kejutan dariku. Mulai dari rpm pelan aku genjot dia dari belakang dan lama kelamaan kupercepat gerakanku. Rita hanya bisa menahan erangan dan desahannya takut ketahuan temen kost nya.

“Mas cepetan yaa… aahhhh.. mmhhh.. tadi si Resti agi nyuci juga.. aahh pasti abis ini dia naek kesini..” “Iya sayaang, mau dikeluarin di memek kamu atau dimana?” Dia agak lama gak jawab pertanyaanku dan menikmati goyanganku.. “keluarin dimukaku aja mas… cepetan yaaa… oohhh…..”” Kupercepat genjotanku dan akhirnya aku mau sampai lalu kucabut dan Rita langsung jongkok menghadapkan muka nya didepan penisku dan tangannya mengocok penisku.. crooot crooott…. Pejuhku lumayan banyak keluar pas di muka Rita.

“Mas pinjem HP mu donk, aku pengen selfie pake pejuh..” kuambil HP ku dan kukasih ke dia.. dia selfie beberapa kali dan mengembalikan HP nya padaku. Dia membasuh muka nya pake air kran kemudian membersihkan penisku dengan mulutnya, dia sudah terbiasa seperti itu. Saat aku merapikan celanaku gak sengaja nengok ke arah tangga dan keliatan baru aja ada orang yang ada disitu. Entah seberapa lama dia mengamati kami. Kata Rita di kost hanya ada dia dan Resti, berarti tadi Resti yang mengamati kami. Aku gak bilang ke Rita tentang Resti tadi.

Kita berdua lalu turun dan langsung ke kamar Rita. Aku mulai utak atik komputernya yang rusak. Hampir sejam aku benerin komputer itu. Setelah selese aku mau ngajak Rita nyari makan malah dia tidur. Aku nungguin dia bangun aja baru nyari makan, aku keluar kamar buat ngerokok. Pas aku diluar resti baru turun dari tangga tempat jemuran tadi. Dia langsung masuk ke dalam kamar dan gak lama dia keluar lagi dengan handuk dipundaknya dan ember kecil ditangannya. Kayaknya dia mau mandi. Di kost ini kamar mandi ada 4, gak ada kamar yang ada kamar mandi dalem.

Oh iya. Resti tu orang keturunan jawa tionghoa. Kulitnya putih dan dia agak semok. Rambut pendek sebahu. Dan bibirnya yang sexy agak tebel. Selesei dia mandi dia keluar hanya memakai handuk untuk menutupi tubuh montoknya, dia langsung masuk ke kamar. Sempat aku memandang pahanya yang kenceng dan mulus, belahan toketnya pun nampak. Otakku mulai berfikir gak karuan, si otong juga otomatis langsung tegang. Dia sudah berada didalam kamar tapi pintunya tidak tertutup rapat, bahkan hanya separuh ketutup.

Tanpa pikir panjang aku iseng lewat depan kamarnya kearah kamar mandi. Pas lewat depan kamarnya aku melirik kedalam kamar dia benar benar sedang bugil tanpa sehelai benangpun menutupi bodynya.. saat itu dia membelakangi pintu dan aku hanya bisa melihat pantatnya yang sekel. Akupun masuk ke kamar mandi dan bingung mau ngapain. Aku buka resleting celanaku dan ngeluarin senjataku dari persembunyiannya. Ketika aku mengocok senjataku aku terbayang lagi tubuh Resti tadi.

Dia sedang bugil di kamar dan pintunya terbuka. Persetan dengan apapun aku langsung keluar dari kamar mandi dengan senjataku masih menyeruak tegak. Aku langsung masuk ke kamar Resti dan ternyata dia sedang tiduran dengan keadaan masih bugil, tangan kirinya meremas toketnya sendiri dan tangan kanannya terlihat sedang memainkan klitorisnya.

Dia sedang bermastubasi broo! Tanpa ada kata kata pembuka apapun aku langsung menindihnya dan mencium bibirnya, dan ternyata dia dengan ganasnya membalas ciumanku! Setelah puas dengan bibirnya aku turun kebawah ngenyotin pentilnya yang udah keras. Resti menahan desahan dan tangannya menjambak rambutku.

“Maas entotin aku mass.. aku pengen kayak Rita tadi.. punya kamu gede bangeeet..” Tanpa menjawab ocehannya tangan kiriku kuarahkan ke memeknya, kumasukan 2 jariku kedalam lubang kenikmatan Resti. “Mas aku pengen ngemut punya kamu mas…”

Aku pun mengarahkan Resti ke posisi 69 dengan aku yang berada dibawah masih berpakaian lengkap dan hanya senjataku yang keluar dari sarungnya. Dia memainkan senjataku dengan ganasnya, beberapa menit hampir aja aku kelepasan karena hisapan mulutnya bener bener sempurna. Aku segera bangkit dan melepaskan celanaku, aku rebahan di kasur dan tanpa disuruh Resti punenempatkan diri diatasku.Dia menciumi leherku dengan penuh nafsu.

Kemudian tangan kanannya membmbing senjataku masuk kedalam lubang kenikmatan miliknya. Terasa udah agak longgar tapi sensasi dari kecantikan Resti lah yang menambah nikmat persetubuhanku. Dia menggenjot naik turun dengan liaar. Tidak sampai 10 menit tubuhnya pun mengejang tanda dia sudah orgasme, tubuhnya ambuk menindihku. Sejenak aku biarkan dia menikmati orgasmenya. Aku belai rambutnya.. “sekarang kamh yang dibawah ya cantiik..” kami pun berguling dan sekarang gantian aku yang pegang kendali. Aku pengen cepet tuntasin karena takut ketahuan si Rita.

Akupun menggenjotnya dengan RPM tinggi, tangan Resti menutup mulutnya sendiri agar suaranya gak kedengeran sampai keluar.Gak lama kemudia aku sudah terasa mau sampai, “udah mau sampai nih, keluarin dimana?”, Resti pun menjawab dengan tersengal sengal, “didalem aja mas, aku punya pil KB”. Akupun akhirnya memuntahkan pejuhku didalem vagina Resti. Akupun menikmati orgasmeku sambil bercumbu dengan Resti.

Setelah itu aku mencabut senjataku dari vagina tembem Resti, terlihat pejuhku mengalir keluar dari vagina Resti yang tembem dan mulus tanpa ada bulu… Akupun langsung berdiri dan mengenakan kembali celanaku, Resti masih terbaring di kasur dan memandangku, “mas lain kali aku juga pengen diperkosa kayak Rita tadi.. kalo ada kesempatan langsung aja entotin aku mas..” Akupun tersenyum, “beres, tapi ini rahasia ya cantiik…” Resti pun bangkit dan mencium pipiku, “iya mas, cuma kita yang tau” Akupun keluar dari kamar resti mengamati keadaan sekitar yang masih sepi dan kamar Rita masih tertutup rapat. Kasir4D

Tapi saat aku mau melangkah ke kamar Rita aku melewati kamar pas disebelah kamar Resti sedikit terbuka, berarti penghuninya ada didalam. Padahal tadi sewaktu aku masuk kamar Resti kamar sebelah tertutup rapat. Yang aku tau itu adalah kamar Vina, tapi masabodo lah. Aku masuk ke kamar Rita dan dia masih terlelap. Aku coba bangunkan dia untuk pamitan.

“Sayang aku pulang dulu ya, nanti malem kesini lagi”. Rita pun terbangun dengan masih males malesan, “iya mas, ati ati ya dijalan.. aku mau tidur lagi aja” Aku pun melangkah keluar dari kostnya dengan puas karena akhirnya bisa ngentotin si Resti yang cantik itu. Saat sampai di parkiran motor yang lokasinya disamping kost, Rita memanggilku, ternyata dia menyusulku dengan masih mengenakan daster, terlihat jelas puting susunya menyembul dibalik daster tipisnya.

Dia berjalan kearahku yang sudah berada diatas motor, “mas entotin aku sekali lagi donk, masih basah ini, disini aja bentar”. Rita pun langsung membungkuk bertumpu pads motorku dan menyibakan dasternya sampai ke pinggulnya. Langsung terpampang pantat montoknya karena dia memang gak pake celana dalam. Sebenarnya aku agak males karena masih capek abis ngentotin si Resti. Tapi mau gimana lagi, Rita udah siap dan akupun meladeninya. Aku keluarkan senjataku dari celanaku, masih lemes dan lengket bekas ngentot ama Resti tadi belum sempet kubersihin.

Aroma dari vagina resti masih tercium jelas, untung si Rita gak minta ngemut dulu. Akupun memposisikan diri dibelakang Rita dan menggesek gesekan senjataku pada pantat Rita. Pelan pelan senjata andalanku mulai bangkit dan kuarahkan gesekanku ke lubang vagina Rita. Saat kurasa udah ngaceng maksimal langsung aku hujamkan penisku masuk kedalam vagina Rita.

Langsung dengan rpm tinggi kugenjot tubuh pacarku yg hyper ini. Rita mendesah pelan dan aku mulai meremas remas toketnya yang masih tertutup daster. 5 menit kemudian aku mencabut penisku dan menarik tubuh Rita bersandar di tembok, aku angkat kaki kanannya dan dia sambil kami bercumbu memainkan lidah kami Rita membimbing penisku mengarah ke vagina dia.. “mas cepetan ya takutnya ada yang dateng…”

Tanpa kujawab langsung saja kugenjot dengan cepat sambil terus kita berciuman. Tidak lama kemudia tubuh Rita mengejang dan melenguh pelanenikmati orgasmenya, aku tidak menurunkan kecepatan genjotanku karena aku juga udah mau nyampe…. aku segera mencabut penisku dan mengarahkan mulut Rita ke penisku, Rita mengulum penisku dan mengocoknya dengan cepat dan…. crooottt crooottt…. pejuhku menyemprot kedalam mulut Rita.

Dia terus mengulum penisku sampai bersih dan menelan pejuh yang ada dimulutnya… Kamipun segera merapikan pakaian masing masing dan sekali lagi aku pamit sama Rita. Dia mencium pipiku.. “i love you masku…” Akupun mebalas cium pipinya dan mencubit gundukan tembem diantara kedua pahanya. Dia mencubit pipiku dan kami sama sama tertawa.

Monday, March 29, 2021

Ngentot Dengan Hary Tukang Service Internet Di Rumah


KASIR4D - Hai, nama saya Ratna. Ceritanya dulu suami saya Riko mempunyai komputer. Kemudian oleh Hary (kawan suami saya) disarankan agar saya berlangganan internet, katanya bisa dipakai untuk bisnis. Suami saya setuju saja. Pernah Hary melihat saya memandangi Riko saat dia menggunakan internet, kemudian dia tanya kepada saya, apa saya kepingin tahu. Riko yang mendengar lalu menyuruh Hary untuk mengajari saya menggunakan komputer dan internet. Pertama-tama saya suka karena banyak yang menarik. Hanya tinggal tekan tombol saja. Bagus sekali. Tetapi saya mulai bosan karena saya kurang mengerti mau ngapain lagi.

Saat itulah saya secara tidak sengaja menemukan adanya homepage ini di internet. Saat pertama kali baca saya terkejut sekali. Banyak cerita yang menarik. Tetapi waktu saya tidak terlalu banyak. Saya harus mengurus anak saya. Dia baru dua tahun. Saya sayang sekali kepadanya. Kalau sudah tersenyum dapat menghibur saya walaupun dalam keadaan sedih.

Saya tidak mengerti program ini. Hanya Hary ajarkan kalau mau menulis tekan tombol ini. Terus begini, terus begini, dan seterusnya. Tetapi saya tidak cerita-cerita sama dia kalau kemarin saya sudah kirim cerita ini. Takut dia marah sama saya. Saya hanya bingung mau cerita sama siapa. Masalahnya saya benar-benar sudah terjerumus. Saya tidak tahu bagaimana harus menghentikannya.

Kini saya bagaikan memiliki dua suami. Saya diperlakukan dengan baik oleh keduanya. Saya tahu suami saya sangat mencintai saya. Saya juga sangat mencintai suami saya. Tetapi saya tidak bisa melupakan kenikmatan yang telah diperkenalkan oleh Hary kepada saya.

Suami saya tidak pernah curiga sebab Hary tidak berubah saat suami saya ada di rumah. Tetapi bila Riko sudah pergi keluar kota, dia memperlakukan saya sebagaimana istrinya. Dia bahkan pernah memaksa untuk melakukannya di kamar kami. Saya menolak dengan keras. Biar bagaimana saya akan merasa sangat bersalah bila melakukannya ditempat tidur dimana saya dan Riko menjalin hubungan yang berdasarkan cinta.

Saya katakan dengan tegas kepada Hary bahwa dia harus menuruti saya. Dia hanya mengangguk saja. Saya merasa aman sebab dia tunduk kepada seluruh perintah saya. Saya tidak pernah menyadari bahwa saya salah. Benar-benar salah. Suatu kali saya disuruh untuk melakukan oral seks kepadanya. Saya benar benar terkejut. Saya tidak dapat membayangkan apa yang harus saya lakukan atas ‘alat’-nya. Saya menolak, tetapi dia terus memaksa saya.

Karena saya tetap tidak mau menuruti kemauannya, maka akhirnya ia menyerah. Kejadian ini berlangsung beberapa kali, dengan akhir dia mengalah. Hingga terjadi pada suatu hari dimana saat saya menolak kembali dia mengancam untuk tidak melakukan oral seks kepada saya. Saya bisa menikmati hubungan seks kami bila dia telah melakukan oral seks kepada saya terlebih dahulu.

Saya tolak, karena saya pikir dia tidak serius. Saya berpikir bahwa dia masih menginginkan seks sebagaimana saya menginginkannya. Ternyata dia benar-benar melakukan ancamannya. Dia bahkan tidak mau melakukan hubungan seks lagi dengan saya. Saya bingung sekali. Saya membutuhkan cara untuk melepaskan diri dari kerumitan sehari-hari. Bagi saya, seks merupakan alat yang dapat membantu saya menghilangkan beban pikiran.

Selama beberapa hari saya merasa seperti dikucilkan. Dia tetap berbicara dengan baik kepada saya. Tetapi setiap kali saya berusaha mengajaknya untuk melakukan hubungan seks dia menolak. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Saya berusaha semampu saya untuk merayunya, tetapi dia tetap menolak.

Saya bingung, apa saya tidak cukup menarik. Wajah saya menurut saya cukup cantik. Pada masa-masa kuliah, banyak sekali teman pria saya yang berusaha mencuri perhatian saya. Teman wanita saya bilang bibir saya sensual sekali. Saya tidak mengerti bibir sensual itu bagaimana. Yang saya tahu saya tidak ambil pusing untuk hal-hal seperti itu. Saya tidak diijinkan terlalu banyak keluar rumah oleh orang tua saya kecuali untuk keperluan les ataupun kursus. Saya orangnya supel dan tidak pilih-pilih dalam berteman.

Mungkin hal ini yang (menurut saya pribadi)menyebabkan banyak teman pria yang mendekati saya. Sesudah melahirkan, saya tetap melanjutkan aktivitas senam saya. Dari sejak masa kuliah saya senang senam. Saya tahu saya memiliki tubuh yang menarik, tidak kalah dengan yang masih muda dan belum menikah. Kulit saya putih bersih, sebab ibu saya mengajarkan bagaimana cara merawat diri.

Bila saya berjalan dengan suami saya, selalu saja pria melirik kearah saya. Suami saya pernah mengatakan bahwa dia merasa sangat beruntung memiliki saya. Saya juga merasa sangat beruntung memiliki suami seperti dia. Riko orangnya jujur dan sangat bertanggung jawab. Itu yang sangat saya sukai darinya. Saya tidak hanya melihat dari fisik seseorang, tetapi lebih dari pribadinya. Tetapi Hary sendiri menurut saya sangatlah ganteng.

Mungkin itu pula sebabnya, banyak teman wanitanya yang datang kerumah. Katanya untuk belajar. Mereka biasa belajar di teras depan rumah kami. Hary selain ganteng juga pintar menurut saya. Tidaklah sulit baginya untuk mencari wanita cantik yang mau dengannya.

Saya merasa saya ditinggalkan. Hary tidak pernah mengajak saya untuk melakukan hubungan seks lagi. Dia sekarang bila tidak belajar dikamar, lebih banyak menghabiskan waktunya dengan teman-teman wanitanya. Saya kesepian sekali dirumah. Untung masih ada anak saya yang paling kecil yang dapat menghibur. Hingga suatu saat saya tidak dapat menahan diri lagi.

Malam itu, saat Hary masuk ke kamarnya setelah menonton film, saya mengikutinya dari belakang. Saya katakan ada yang perlu saya bicarakan. Anak saya sudah tidur saat itu. Dia duduk di tempat tidurnya.

Saya bilang saya bersedia melakukannya hanya saya tidak tahu apa yang harus saya perbuat. Dengan gesit dia membuka seluruh celananya dan kemudian berbaring. Dia katakan bahwa saya harus menjilati penisnya dari atas hingga bawah. Walaupun masih ragu-ragu, saya lakukan seperti yang disuruh olehnya. Penisnya mendadak ‘hidup’ begitu lidah saya menyentuhnya.

Kemudian saya disuruh membasahi seluruh permukaan penisnya dengan menggunakan lidah saya. Dengan bantuan tangan saya, saya jilati semua bagian dari penisnya sebagaimana seorang anak kecil menjilati es-krim.

Tidak lama kemudian, saya disuruh memasukkan penisnya kedalam mulut saya. Saya melonjak kaget. Saya bilang, dia sendiri tidak memasukkan apa apa kedalam mulutnya saat melakukan oral seks kepada saya, kenapa saya harus dituntut melakukan hal yang lebih. Dia berkata bahwa itu disebabkan karena memang bentuk genital dari pria dan wanita berbeda. Jadi bukan masalah apa-apa. Dia bilang bahwa memang oral seks yang dilakukan wanita terhadap pria menuntun wanita memasukkan penis pria kedalam mulutnya.

Sebenarnya saya juga sudah pernah baca dari majalah-majalah Penthouse miliknya, saya hanya berusaha menghindar sebab saya merasa hal ini sangatlah tidak higienis. Karena khawatir saya tidak memperoleh apa yang saya inginkan, saya menuruti kemauannya. Kemudian saya disuruh melakukan gerakan naik dan turun sebagaimana bila sedang bercinta, hanya bedanya kali ini, penisnya berada di dalam mulut saya, bukan pada vagina saya. Togel Online

Selama beberapa menit saya melakukan hal itu. Saya perlahan-lahan menyadari, bahwa oral seks tidaklah menjijikkan seperti yang saya bayangkan. Dulu saya membayangkan akan mencium atau merasakan hal-hal yang tidak enak. Sebenarnya hampir tidak terasa apa-apa. Hanya cairan yang keluar dari penisnya terasa sedikit asin. Masalah bau, seperti bau yang umumnya keluar saat pria dan wanita berhubungan seks.

Tangannya mendorong kepala saya untuk naik turun semakin cepat. Saya dengar nafasnya semakin cepat, dan gerakan tangannya menyebabkan saya bergerak semakin cepat juga. Kemudian menggeram pelan, saya tahu bahwa dia akan klimaks, saya berusaha mengeluarkan alatnya dari mulut saya, tetapi tangannya menekan dengan keras. Saya panik. Tidak lama mulut saya merasakan adanya cairan hangat, karena takut muntah, saya telan saja dengan cepat semuanya, jadi tidak terasa apa-apa.

Saat dia sudah tenang, dia kemudian melepaskan tangannya dari kepala saya. Saya sebenarnya kesal karena saya merasa dipaksa. Tetapi saya diam saja. Saya takut kalau dia marah, semua usaha saya menjadi sia-sia saja. Saya bangkit dari tempat tidur untuk pergi berkumur. Dia bilang bahwa saya memang berbakat. Berbakat neneknya, kalau dia main paksa lagi saya harus hajar dia.

Sesudah nafasnya menjadi tenang, dia melakukan apa yang sudah sangat saya tunggu-tunggu. Dia melakukan oral seks kepada saya hampir 45 menit lebih. Aduh enak sekali. Saya orgasme berulang-ulang. Kemudian kami mengakhirinya dengan bercinta secara ganas.

Sejak saat itu, oral seks merupakan hal yang harus saya lakukan kepadanya terlebih dahulu sebelum dia melakukan apa-apa terhadap saya. Saya mulai khawatir apakah menelan sperma tidak memberi efek samping apa-apa kepada saya. Dia bilang tidak, malah menyehatkan. Karena sperma pada dasarnya protein. Saya percaya bahwa tidak ada efek samping, tetapi saya tidak percaya bagian yang ‘menyehatkan’. Hanya saya jadi tidak ambil pusing lagi.

Tidak lama berselang, sekali waktu dia pulang kerumah dengan membawa kado. Katanya untuk saya. Saya tanya apa isinya. Baju katanya. Saya gembira bercampur heran bahwa perhatiannya menjadi begitu besar kepada saya. Saat saya buka, saya terkejut melihat bahwa ini seperti pakaian dalam yang sering digunakan oleh wanita bila dipotret di majalah Penthouse. Saya tidak tahu apa namanya, tapi saya tidak bisa membayangkan untuk memakainya. Dia tertawa melihat saya kebingungan. Saya tanyakan langsung kepadanya sebenarnya apa sih maunya. Dia bilang bahwa saya akan terlihat sangat cantik dengan itu. Saya bilang no way. Saya tidak mau dilihat siapapun menggunakan itu. Dia bilang bahwa itu sekarang menjadi ‘seragam’ saya setiap saya akan bercinta dengannya.

Karena saya pikir toh hanya dia yang melihat, saya mengalah. Memang benar, saat saya memakainya, saya terlihat sangat seksi. Saya bahkan juga merasa sangat seksi. Saya menggunakannya didalam, dimana ada stokingnya, sehingga saya menggunakan pakaian jeans diluar selama saya melakukan aktivitas dirumah seperti biasa. Efeknya sungguh diluar dugaan saya.

Saya menjadi, apa itu istilahnya, horny (?) sekali. Saya sudah tidak tahan menunggu waktunya tiba. Dirinya juga demikian tampaknya. Malam itu saat saya melucuti pakaian saya satu persatu, dia memandangi seluruh tubuh saya dengan sorot mata yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Kami bercinta bagaikan tidak ada lagi hari esok.

Sejak saat itu, saya lebih sering lagi dibelikan pakaian dalam yang seksi olehnya. Saya tidak tahu dia mendapatkan uang darimana, yang saya tahu semua pakaian ini bukanlah barang yang murah. Lama-kelamaan saya mulai khawatir untuk menyimpan pakaian ini dilemari kami berdua (saya dan Riko) sebab jumlahnya sudah termasuk banyak.

Karenanya, pakaian ini saya taruh di dalam lemari Hary. Dia tidak keberatan selama saya bukan membuangnya. Katanya, dengan pakaian itu kencantikan saya bagai bidadari turun dari langit. Pakaian itu ada yang berwarna hitam, putih maupun merah muda. Tetapi yang paling digemari olehnya adalah yang berwarna hitam. Katanya sangat kontras warnanya dengan warna kulit saya sehingga lebih membangkitkan selera.

Saya mulai menikmati hal-hal yang diajarkan oleh Hary kepada saya. Saya merasakan semua bagaikan pelajaran seks yang sangat berharga. Ingin saya menunjukkan apa yang telah saya ketahui kepada suami saya. Sebab pada dasarnya, dialah pria yang saya cintai.

Tetapi saya takut bila dia beranggapan lain dan kemudian mencium perbuatan saya dan Hary. Saya tidak ingin rumah tangga kami hancur. Tetapi sebaliknya, saya sudah tidak dapat lagi meninggalkan tingkat pengetahuan seks yang sudah saya capai sekarang ini.

Suatu ketika, Hary pulang dengan membawa teman prianya. Temannya ini tidak seganteng dirinya, tetapi sangat macho. Pada mukanya masih tersisa bulu-bulu bekas cukuran sehingga wajahnya sedikit terlihat keras dan urakan. Hary memperkenalkan temannya kepada saya yang ternyata bernama Hari. Kami ngobrol panjang lebar. Hari sangat luas pengetahuannya. Saya diajak bicara tentang politik hingga musik. Menurut penuturannya Hari memiliki band yang sering main di pub. Ini dilakukannya sebagai hobby serta untuk menambah uang saku.

Saya mulai menganggap Hari sebagai teman. Hari semakin sering datang kerumah. Anehnya, kedatangan Hari selalu bertepatan dengan saat dimana Riko sedang tidak ada dirumah. Suatu ketika saya menemukan mereka duduk diruang tamu sambil meminum minuman yang tampaknya adalah minuman keras. Saya menghampiri mereka hendak menghardik agar menjaga kelakuannya.

Ketika saya dekati ternyata mereka hanya minum anggur. Mereka lantas menawarkan saya untuk mencicipinya. Sebenarnya saya menolak. Tetapi mereka memaksa karena anggur ini lain dari yang lain. Akhirnya saya coba walaupun sedikit. Benar, saya hanya minum sedikit. Tetapi tidak lama saya mulai merasa mengantuk. Selain rasa kantuk, saya merasa sangat seksi.

Karena saya mulai tidak kuat untuk membuka mata, Hary lantas menyarankan agar saya pergi tidur saja. Saya menurut. Hary lalu menggendong saya ke kamar tidur. Saya heran kenapa saya tidak merasa malu digendong oleh Hary dihadapan Hari. Padahal Hari sudah tahu bahwa saya sudah bersuami. Saya tampaknya tidak dapat berpikir dengan benar lagi. Kata Hary, kamar saya terlalu jauh, padahal saya berat, jadi dia membawa saya ke kamarnya.

Saya menolak, tetapi dia tetap membawa saya ke kamarnya. Saya ingin melawan tetapi badan rasanya lemas semua. Sesampainya dikamar, Hary mulai melucuti pakaian saya satu persatu. Saya mencoba menahan, karena saya tidak mengerti apa tujuannya. Karena saya tidak dalam kondisi sadar sepenuhnya, perlawanan saya tidak membawa hasil apa apa. 


Kini saya berada diatas tempat tidur dengan keadaan telanjang. Hary mulai membuka pakaiannya. Saya mulai merasa bergairah. Begitu dirinya telanjang, lidahnya mulai bermain-main didaerah selangkangan saya. Saya memang tidak dapat bertahan lama bila dia melakukan oral seks terhadap saya. Saya keluar hanya dalam beberapa saat. Tetapi lidahnya tidak kunjung berhenti. Tangannya mengusapi payudara saya.

Kemudian mulutnya beranjak menikmati payudara saya. Kini kami melakukannya dalam ‘missionary position’. Begitulah istilahnya kalau saya tidak salah ingat pernah tertulis dimajalah-majalah itu. Ah, nikmat sekali. Saya hampir keluar kembali. Tetapi ia malah menghentikan permainan. Sebelum saya sempat mengeluarkan sepatah katapun, tubuh saya sudah dibalik olehnya. Tubuh saya diangkat sedemikian rupa sehingga kini saya bertumpu pada keempat kaki dan tangan dalam posisi seakan hendak merangkak.

Sebenarnya saya ingin tiduran saja, saya merasa tidak kuat untuk menopang seluruh badan saya. Tetapi setiap kali saya hendak merebahkan diri, ia selalu mengangkat tubuh saya. Akhirnya walaupun dengan susah payah, saya berusaha mengikuti kemauannya untuk tetap bangkit. Kemudian dia memasukkan penisnya ke dalam vagina saya.

Tangannya memegang erat pinggang saya, lalu kemudian mulai menggoyangkan pinggangnya. Mmm, permainan dimulai kembali rupanya. Kembali kenikmatan membuai diri saya. Tanpa saya sadari, kali ini, setiap kali dia menekan tubuhnya kedepan, saya mendorong tubuh saya kebelakang. Penisnya terasa menghujam-hujam kedalam tubuh saya tanpa ampun yang mana semakin menyebabkan saya lupa diri.

Saya keluar untuk pertama kalinya, dan rasanya tidak terkira. Tetapi saya tidak memiliki maksud sedikitpun untuk menghentikan permainan. Saya masih ingin menggali kenikmatan demi kenikmatan yang dapat diberikan olehnya kepada saya. Hary juga mengerti akan hal itu. Dia mengatur irama permainan agar bisa berlangsung lama tampaknya.

Sesekali tubuhnya dibungkukkannya kedepan sehingga tangannya dapat meraih payudara saya dari belakang. Salah satu tangannya melingkar pada perut saya, sementara tangan yang lain meremasi payudara saya. Saat saya menoleh kebelakang, bibirnya sudah siap menunggu. Tanpa basa-basi bibir saya dilumat oleh dirinya.

Saya hampir mencapai orgasme saya yang kedua saat dia menghentikan permainan. Saya bilang ada apa, tetapi dia langsung menuju ke kamar mandi. Saya merasa sedikit kecewa lalu merebahkan diri saya ditempat tidur. Jari tangan saya saya selipkan dibawah tubuh saya dan melakukan tugasnya dengan baik diantara selangkangan saya. Saya tidak ingin ‘Mesin’ saya keburu dingin karena kelamaan menunggu Hary.

Tiba-tiba tubuh saya diangkat kembali. Tangannya dengan kasar menepis tangan saya. Iapun dengan langsung menghujamkan penisnya kedalam tubuh saya. Ah, kenapa jadi kasar begini. Belum sempat saya menoleh kebelakang, ia sudah menarik rambut saya sehingga tubuh saya terangkat kebelakang sehingga kini saya berdiri pada lutut saya diatas tempat tidur.

Rambut saya dijambak kebelakang sementara pundaknya menahan punggung saya sehingga kepala saya menengadah keatas. Kepalanya disorongkan kedepan untuk mulai menikmati payudara saya. Dari mulut saya keluar erangan pelan memintanya untuk melepaskan rambut saya. Tampaknya saya tidak dapat melakukan apa-apa walaupun saya memaksa.

Malahan saya mulai merasa sangat seksi dengan posisi seperti ini. Semua ini dilakukannya tanpa berhenti menghujamkan dirinya kedalam tubuh saya. Saya merasakan bahwa penisnya lebih besar sekarang. Apakah ia meminum semacam obat saat dikamar mandi? Ah, saya tidak perduli, sebab saya merasakan kenikmatan yang teramat sangat.

Yang membuat saya terkejut ketika tiba-tiba dua buah tangan memegangi tangan saya dari depan. Apa apaan ini? Saya mulai mencoba meronta dengan sisa tenaga yang ada pada tubuh saya. Kemudian tangan yang menjambak saya melepaskan pegangannya.

Kini saya dapat melihat bahwa Hary berdiri diatas kedua lututnya diatas tempat tidur dihadapan saya. Jadi, yang saat ini menikmati saya adalah.. Saya menoleh ke belakang. Hari! Hari tanpa membuang kesempatan melumat bibir saya. Saya membuang muka, saya marah sekali, saya merasa dibodohi. Saya melawan dengan sungguh-sungguh kali ini. Saya mencoba bangun dari tempat tidur. Tetapi Hari menahan saya.

Tangannya mencengkram pinggang saya dan menahan saya untuk berdiri. Sementara itu Hary memegangi kedua belah tangan saya. Saya sudah mau menangis saja.

Saya merasa diperalat. Ya, saya hanya menjadi alat bagi mereka untuk memuaskan nafsu saja. Sekilas teringat dibenak saya wajah suami dan anak saya. Tetapi kini semua sudah terlambat. Saya sudah semakin terjerumus. Hary bergerak mendekat hingga tubuhnya menekan saya dari depan sementara Hari menekan saya dari belakang.

Dia mulai melumat bibir saya. Saya tidak membalas ciumannya. Tetapi ini tidak membuatnya berhenti menikmati bibir saya. Lidahnya memaksa masuk kedalam mulut saya. Tangan saya dilingkarkannya pada pinggangnya, sementara Hari memeluk kami bertiga.

Saya mulai merasakan sesak napas terhimpit tubuh mereka. Tampaknya ini yang diinginkan mereka, saya bagaikan seekor pelanduk diantara dua gajah. Perlahan-lahan kenikmatan yang tidak terlukiskan menjalar disekujur tubuh saya. Perasaan tidak berdaya saat bermain seks ternyata mengakibatkan saya melambung diluar batas imajinasi saya sebelumnya. Saya keluar dengan deras dan tanpa henti. Orgasme saya datang dengan beruntun.

Tetapi Hary tidak puas dengan posisi ini. Tidak lama saya kembali pada ‘dog style position’. Hary menyorongkan penisnya ke bibir saya. Saya tidak mau membuka mulut. Tetapi Hari menarik rambut saya dari belakang dengan keras. Mulut saya terbuka mengaduh. Hary memanfaatkan kesempatan ini untuk memaksa saya mengulum penisnya.

Kemudian mereka mulai menyerang tubuh saya dari dua arah. Dorongan dari arah yang satu akan menyebabkan penis pada tubuh mereka yang berada diarah lainnya semakin menghujam. Saya hampir tersedak. Hary yang tampaknya mengerti kesulitan saya mengalah dan hanya diam saja. Hari yang mengatur segala gerakan. Kasir4D

Tidak lama kemudian mereka keluar. Sesudah itu mereka berganti tempat. Permainan dilanjutkan. Saya sendiri sudah tidak dapat menghitung berapa banyak mengalami orgasme. Ketika mereka berhenti, saya merasa sangat lelah. Walupun dengan terhuyung-huyung, saya bangkit dari tempat tidur, mengenakan pakaian saya seadanya dan pergi ke kamar saya.

Di kamar saya masuk ke dalam kamar mandi saya. Di sana saya mandi air panas sambil menangis. Saya tidak tahu saya sudah terjerumus kedalam apa kini. Yang membuat saya benci kepada diri saya, walaupun saya merasa sedih, kesal, marah bercampur menjadi satu, namun setiap saya teringat kejadian itu, saya merasa basah pada selangkangan saya.

Malam itu, saat saya menyiapkan makan malam, Hary tidak berbicara sepatah katapun. Hari sudah pulang. Saya juga tidak mau membicarakannya. Kami makan sambil berdiam diri.

Sejak saat itu, Hari tidak pernah datang lagi. Saya sebenarnya malas bicara kepada Hary. Saya ingin menunjukkan kepadanya bahwa saya tidak suka dengan caranya menjebak saya. Tetapi bila ada suami saya saya memaksakan diri bertindak biasa. Saya takut suami saya curiga dan bertanya ada apa antara saya dan Hary.

Hingga pada suatu kesempatan, Hary berbicara bahwa dia minta maaf dan sangat menyesali perbuatannya. Dikatakannya bahwa ‘threesome’ adalah salah satu imajinasinya selama ini. Saya mengatakan kenapa dia tidak melakukannya dengan pelacur. Kenapa harus menjebak saya.

Dia bilang bahwa dia ingin melakukannya dengan ‘someone special’. Saya tidak tahu harus ngomong apa. Hampir dua bulan saya melakukan mogok seks. Saya tidak perduli kepadanya. Saya membalas perbuatannya seperti saat saya pertama kali dipaksa untuk melakukan oral seks kepadanya.

Selama dua bulan, ada saja yang diperbuatnya untuk menyenangkan saya. Hingga suatu waktu dia membawa makanan untuk makan malam. Saya tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Hanya pada saat saya keluar, diatas meja sudah ada lilin.

Saat saya duduk, dia mematikan sebahagian lampu sehingga ruangan menjadi setengah gelap. Itu adalah ‘candle light dinner’ saya yang pertama seumur hidup. Suami saya tidak pernah cukup romantis untuk melakukan ini dengan saya. Malam itu dia kembali minta maaf dan benar-benar mengajak saya berbicara dengan sungguh-sungguh.

Saya tidak tahu harus bagaimana. Saya merasa saya tidak akan pernah memaafkannya atas penipuannya kepada saya. Hanya saja malam itu begitu indah sehingga saya pasrah ketika dia mengangkat saya ke kamar tidurnya..

Para pembaca, kejadian-kejadian ini sudah berlangsung beberapa bulan yang lalu. Saya hanya merasa sangat tertekan. Hal seperti ini bukanlah sesuatu yang dapat dibicarakan dengan siapa saja. Saya perhatikan juga bahwa tidak ada tanggapan atas berita yang saya kirim ini.

Tidak apa-apa. Saya menulis ini hanya ingin membuang beban. Saya takut bila saya akan menjadi gila bila hal ini tidak segera dikeluarkan. Saya akan melanjutkan menulis pengalaman saya selanjutnya bila ada kesempatan lagi.

Sunday, March 28, 2021

Ngentot Dengan Gigolo Di Hotel Bandung


KASIR4D - Setelah sekian lama aku menunggu kabar dari Fahri kemudian aku mendapatkan nomor telepon seorang Gigolo tak lama langsung aku minta untuk datang di tempat kami dikirimkanlah 3 orang pria yang memang sudah pengalaman di bidangnya, setelah janjian kami chek in hotel Sahid selang beberapa waktu datanglah cowok 3 yang macho abisKira kira umurnya 25-27 tahun ketiganya terlihat ateletis dan menggoda sungguh tampan tampan wajahnya gigolo tersebut, aku pilih diantara ketiga cowok tersebut dan terpilih 2 karena satunya tingginya kurang maksimal, jujur saja pertama aku agak sedikit nerves karena baru pertama ini aku ingin bercinta dengan cowo gigolo.


Setelah berpikir sejenak akhirnya aku menyuruh mereka bertiga untuk telanjang di hadapan kami, sesaat mereka ragu, tapi akhirnya mau juga setelah kupancing dengan membuka baju atasku hingga terlihat bra merahku.


Dari pandangan matanya aku tahu bahwa mereka tertarik denganku, bahkan tanpa dibayar pun aku yakin mereka mau melakukannya. Kupikir hanya orang gila saja yang tidak tertarik dengan postur tubuhku yang putih seperti Cina, tinggi semampai, sexy, dan wajah cantik, paling tidak itulah yang sering dikatakan laki-laki.


“Oke, yang tidak terpilih, kalian boleh memegang buah dadaku ini sebelum pergi asal mau telanjang di depanku sekarang.” kataku menggoda, dengan demikian aku dapat melihat kejantanan mereka saat tegang, itulah yang menjadi pertimbanganku.


Serempak mereka melepas pakaiannya secara bersamaan, telanjang di depanku. Hasilnya cukup mengejutkanku, ternyata disamping memiliki tubuh yang atletis, ternyata mereka mempunyai alat kejantanan yang mengagumkan, aku dibuat takjub karenanya.


Rata-rata panjang kejantanan mereka hampir sama, tapi besar diameter dan bentuk kejantanan itu yang berbeda, kalau tidak ‘malu’ dengan Fahri mungkin kupilih keduanya langsung. Pandanganku tertuju pada yang di ujung, alat kejantanannya yang besar, aku membayangkan mungkin mulutku tidak akan cukup untuk mengulumnya, hingga akhirnya kuputuskan untuk memilih dia.


Namanya Hasim, mahasiswa semester akhir di perguruan tinggi swasta di Jakarta.


“Kamu tinggal di sini, lainnya mungkin lain kali.” kataku mengakhiri masa pemilihan. Setelah pilihan diambil, maka dua lainnya segera berpakaian dan menghampiri aku yang masih tidak berbaju.


Mula-mula si pendek mendekatiku dan memelukku, tingginya hanya setelingaku. Diciumnya leherku dan tangannya meremas lembut buah dadaku, lalu wajahnya dibenamkan ke dadaku, diusap-usap sejenak sambil tetap meremas-remas menikmati kenyalnya buah dadaku, lalu dia pergi.


Berikutnya langsung meremas-remas buah dadakujari tangannya menyelinap di balik bra, mempermainkan sejenak sambil mencium pipiku.


“Mbak mempunyai buah dada dan puting yang bagus.” bisiknya, kemudian dia pergi, hingga tinggal kami bertiga di kamar, aku, Hasim dan Fahri yang dari tadi hanya memperhatikan, tidak ada komentar dari dia kalau setuju atas pilihanku


“Rio, temenin aku mandi ya, biar segar..!” kataku, sebenarnya agak ragu juga bagaimana untuk memulainya.


“Ayo Tante, entar Hasim mandiin.” jawabnya.


“Emang aku udah Tante-Tante..?” jawabku ketus,


“Panggil aku Lily.” lanjutku sambil menuju kamar mandi, meninggalkan Fahri sendirian. Sesampai di kamar mandi, Hasim langsung mencium tengkukku, membuatku merinding.


Dipeluknya aku dari belakang sambil ciumannya berlanjut ke belakang telingaku hingga leher. Kedua tangannya mulai meraba-raba buah dadaku yang masih terbungkus bra merahku.


“Rio, kamu nakal..!” desahku sambil tanganku meraba ke belakang mencari pegangan di antara kedua kaki Hasim yang masih telanjang.


“Abis Mbak menggoda terus sih,” bisiknya disela-sela ciumannya di telinga. Tangannya diturunkan ke celana jeans-ku, tanpa menghentikan ciumannya, dia membuka celana jeans-ku, hingga sekarang aku tingal bikini merahku.


Ciumannya sudah sampai di pundak, dengan gigitan lembut diturunkan tali bra-ku hingga turun ke lengan, begitu pula yang satunya, sepertinya dia sudah terlatih untuk menelanjangi wanita dengan erotis dan perlahan, semakin perlahan semakin menggoda.


Perlahan tapi pasti aku dibuatnya makin terbakar birahi. Hasim mendudukkan tubuhku di meja toilet kamar mandi, dia berlutut di depanku, dicium dan dijilatinya betis hingga paha.


Perlahan dia menarik turun celana dalam merah hingga terlepas dari tempatnya, jilatan Hasim sungguh lain dari yang pernah kualami, begitu sensual, entah pakai metode apa hingga aku dibuat kelojotan.


Kepalanya sudah membenam di antara kedua pahaku, tapi aku belum merasakan sentuhan pada daerah kewanitaanku, hanya kurasakan jilatan di sekitar selangkangan dan daerah anus, aku dibuat semakin kelojotan.


Sepintas kulihat Fahri berdiri di pintu kamar mandi melihat bagaimana Hasim menservisku, tapi tidak kuperhatikan lebih lanjut karena jilatan Hasim semakin ganas di daerah kewanitaanku, hingga kurasakan jilatan di bibir memek ku


Lidahnya terasa menari-nari di pintu kenikmatan itu, kupegang kepalanya dan kubenamkan lebih dalam ke memek ku, entah dia dapat bernapas atau tidak aku tidak perduli, aku ingin mendapat kenikmatan yang lebih.


Jilatan lidah Hasim sudah mencapai vaginaku, permainan lidahnya memang tiada duanya, saat ini the best dibandingkan lainnya, bahkan dibandingkan dengan suamiku yang selalu kubanggakan permainan sex-nya.


Hasim berdiri di hadapanku, kejantanannya yang besar dan tegang hanya berjarak beberapa centimeter dari vaginaku. Sebenarnya aku sudah siap, tapi lagi-lagi dia tidak mau melakukan secara langsung, kembali dia mencium mulutku dan untuk kesekian kalinya kurasakan permainan lidahnya di mulutku terasa meledakkan birahiku, sementara jari tangannya sudah bermain di liang kenikmatanku menggantikan tugas lidahnya.


Aku tidak mau melepaskan ciumannya, benar-benar kunikmati saat itu, seperti anak SMU yang baru pertama kali berciuman, tapi kali ini jauh lebih menggairahkan. Ciuman Hasim berpindah ke leherku, terus turun menyusuri dada hingga belahan dadaku. Togel Online


Dengan sekali sentil di kaitan belakang, terlepaslah bra merah dari tubuhku, membuatku telanjang di depannya. Aku siap menerima permainan lidah Hasim di buah dadaku, terutama kunantikan permainan di putingku yang sudah mengencang.


Dan aku tidak perlu menunggu terlalu lama untuk itu, kembali kurasakan permainan lidah Hasim di putingku, dan kembali pula kurasakan sensasi-sensasi baru dari permainan lidah. Aku benar-benar dibuat terbakar, napasku sudah tidak karuan, kombinasi antara permainan lidah di puting dan permainan jari di vaginaku terlalu berlebihan bagiku, aku tidak dapat menahan lebih lama lagi, ingin meledak rasanya.


“Rio, pleassee, sekarang ya..!” pintaku sambil mendorong tubuh atletisnya.


“Pake kondom Mbak..?” tanyanya sambil mengusap-usapkan kepala kejantanannya di bibir vaginaku yang sudah basah, sah, sah, sah.


Aku tidak tahu harus menjawab apa, biasanya aku tidak pernah pakai kondom, tapi karena kali ini aku bercinta dengan seorang gigolo, aku harus berhati-hati, meskipun dengan lainnya belum tentu lebih baik.


Kalau seandainya dia langsung memasukkan kejantannya ke vaginaku, aku tidak akan keberatan, tapi dengan pertanyaan ini aku jadi bingung.


Kulihat ke arah Fahri yang dari tadi memperhatikan, tapi tidak kudapat jawaban dari dia. Tidak ada waktu lagi, pikirku. Maka tanpa menjawab, kutarik tubuhnya dan dia mengerti isyaratku. Perlahan didorongnya kejantanannya yang sebesar pisang Ambon itu masuk ke liang kenikmatanku, vaginaku terasa melar.


Makin dalam batang kejantanannya masuk kurasakan seolah makin membesar, vaginaku terasa penuh ketika Hasim melesakkan seluruhnya ke dalam.


“Aagh.. yess.. ennak Sayang..!” bisikku sambil memandang ke wajah Hasim yang ganteng dan macho, expresinya dingin, tapi aku tahu dia begitu menikmatinya.


“Pelan ya Sayang..!” pintaku sambil mencengkeramkan otot vaginaku pada kejantanannya. Kulihat wajaah Hasim menegang, tangan kanannya meremas buah dadaku sedang tangan kirinya meremas pantatku sambil menahan gerakan tubuhku.


Kurasakan kejantanan Hasim pelan-pelan ditarik keluar, dan dimasukkan lagi saat setengah batangnya keluar, begitu seterusnya, makin lama makin cepat.


“Oohh.. yaa.., truss..! Yes.., I love it..!” desahku, menerima kocokan kejantanan Hasim di vaginaku.


Hasim dengan irama yang teratur memompa vaginaku, sambil mempermainkan lidahnya di leher dan bibirku. Aku tak bisa lagi mengontrol gerakanku, desahanku semakin berisik terdengar. Hasim mengangkat kaki kananku dan ditumpangkan di pundaknya, kurasakan penetrasinya semakin dalam di vaginaku, menyentuh relung vagina yang paling dalam.


Kocokan Hasim semakin cepat dan keras, diselingi goyangan pantat menambah sensasi yang kurasakan.


Sshhit.., fuck me like a dog..!” desahanku sudah ngaco, keringat sudah membasahi tubuhkubegitu juga dengan Hasim, menambah pesona sexy pada tubuhnya.


Aku hampir mencapai puncak kenikmatan ketika Hasim menghentikan kocokannya, dan memintaku untuk berdiri, tentu saja aku sedikit kecewa, tapi aku percaya kalau dia akan memberikan yang terbaik.


“Mau dilanjutin di sini atau pindah ke ranjang..?” tanyanya terus menjilati putingku.


Tanpa menjawab aku langsung membelakanginya dan kubungkukkan badanku, rupanya dia sudah tahu mauku, langsung mengarahkan kejantanannya ke vaginaku. Kuangkat kaki kananku dan dia menahan dengan tangannya, sehingga kejantanannya dapat masuk dengan mudah.


Dengan sedikit bimbingan, melesaklah batang kejantanan itu ke vaginaku, dan Hasim langsung menyodok dengan keras, terasa sampai menyentuh dinding dalam batas terakhir vaginaku, terdongak aku dibuatnya karena kaget.


“Aauugghh.., yes.., teruss.., yaa..!” teriakku larut dalam kenikmatan. Sodokan demi sodokan kunikmati, Hasim menurunkan kakiku, dan kurentangkan lebar sambil tanganku tertumpu pada meja toilet, tangan Hasim memegang pinggulku dan menariknya saat dia menyodok ke arahku, begitu seterusnya.


Rasanya sudah tidak tahan lagi, ketika tangan Hasim meremas buah dadaku dan mempermainkan putingku dengan jari tangannya, sensasinya terlalu berlebihan, apalagi keberadaan Fahri yang dengan setia menyaksikan pertunjukan kami sambil memegang kejantanannya sendiri.


“ a.. ak.. aku.. sud.. sudah.. nggak ta.. ta.. han..!” desahku, ternyata Hasim langsung menghentikan gerakannya.


“Jangan dulu Sayang, kamu belum merasakan yang lebih hebat.” katanya, tapi terlambat, aku sudah mencapai puncak kenikmatan terlebih dahulu.


“Aaughh.., yess.., yess..!” teriakku mengiringi orgasme yang kualami, denyutan di vaginaku terasa terganjal begitu besar.


Hasim hanya mendesah sesaat sambil tangannya tetap meremas buah dadaku yang ikut menegang


“Ayo Hasim, keluarin sekarang, jangan goda aku lagi..!” pintaku memelas karena lemas.


Hasim mengambil handuk dan ditaruhnya di lantai, lalu dia memintaku berlutut, rupanya Hasim menginginkan doggie style, kuturuti permintaannya. Sekarang posisiku merangkak di lantai dengan lututku beralaskan tumpukan handuk, menghadap ke pintu ke arah Fahri.


Hasim mendatangiku dari belakang, mengatur posisinya untuk memudahkan penetrasi ke vaginaku. Setelah menyapukan kejantanannya yang masih menegang, dengan sekali dorong masuklah semua kejantanan itu ke vaginaku.


Meskipun sudah berulang kali terkocok oleh kejantanannya, tidak urung terkaget juga aku dibuatnya. Hasim langsung memacu kocokannya dengan cepat seperti piston mobil dengan silindernya pada putaran di atas 3000 rpm, kenikmatan langsung menyelimuti tubuhku.


Hasim menarik rambutku ke belakang sehingga aku terdongak tepat mengarah ke Fahri. Berpegangan pada rambutku Hasim mempermainkan kocokannya, sesekali pantatnya digoyang ke kiri dan ke kanan, atau turun naik, sehingga memek ku seperti diaduk-aduk kejantanannya.


Dia sungguh pandai menyenangkan hati wanita karena permainannya yang penuh variasi dan diluar dugaan. Tiba-tiba kudengar teriakan dari Fahri, tepat ketika aku mendongak ke arah dia, menyemprotlah sperma dia dari tempatnya dan tepat mengenai wajah dan rambutku.


Ternyata sambil menikmati permainan kami, dia mengocok sendiri kejantanannya alias self service. Hasim mengangkat badannya tanpa melepas kejantanannya dariku, kini posisi dia menungging, sehingga kejantanannya makin menancap di vaginaku tanpa menurunkan tempo permainannya.


Aku sudah tidak tahan diperlakukan demikian, dan untuk kedua kalinya aku mengalami orgasme hebat dalam waktu yang relatif singkat, sementara Hasim masih tetap tegar menantang.


“Masih kuat untuk melanjutkan Mbak..?” tantang dia.


Kalau seandainya dia tidak bertanya seperti itu aku pasti minta waktu istirahat dulu, tapi dengan pertanyaan itu, aku merasa tertantang untuk adu kuat, dan tantangan itu tidak dapat kutolak begitu saja.


Sebagai jawaban, kukeluarkan kejantanannya dari tubuhku, kuminta dia rebah di lantai kamar mandi beralas handuk, aku juga ingin ngerjain dia, pikirku. Tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, begitu dia telentang, kukangkangkan kakiku di wajahnya hingga dia dapat merasakan cairan orgasme yang meleleh dari vaginaku.


Rasain, pikirku. Tapi aku salah, ternyata dia malah dengan senang hati menghisap vaginaku hingga terasa kering dan kembali mempermainkan lidah mautnya di vaginaku. Agak kesulitan juga aku ber-hula hop karena terasa kejantanannya yang besar mengganjal di dalam dan mengganggu gerakanku.


Semakin kupaksakan semakin nikmat rasanya dan semakin cepat gerakan bergoyangku kenikmatan itu semakin bertambah, maka hula hop-ku semakin cepat dan tambah tidak beraturan. Kuamati wajah Hasim yang ganteng bersimbah peluh dan terlihat menegang dalam kenikmatan, tangannya meremas-remas buah dadaku dengan liarnya sambil mempermainkan putingku.


Hampir saja aku orgasme lagi kalau tidak segera kuhentikan gerakanku, tapi ternyata Hasim tidak mau berhenti. Ketika aku menghentikan gerakanku, ternyata justru dia menggoyang tubuhku sambil menggerak-gerakkan pinggulnya sehingga vaginaku tetap terkocok dari bawah, dan kembali orgasmeku tidak terbendung lagi untuk kesekian kalinya.


Hasim tetap saja mengocok, meski dia tahu aku sedang di puncak kenikmatan birahi. Kali ini aku benar-benar lemes mes mes, tapi Hasim tidak juga mengentikan gerakannya. Kutelungkupkan tubuhku di atas tubuhnya, sehingga kami saling berpelukan.


Dinginnya AC tidak mampu mengusir panasnya permainan kami, peluh kami sudah menyatu dalam kenikmatan nafsu birahi. Hasim memelukku dan mencium mulutku sambil kembali mempermainkan lidahnya, kejantanannya masih keras bercokol di memek ku, terasa panas sudah, atau mungkin lecet.


Tidak lama kemudian nafsuku bangkit lagi, kuatur posisi kakiku hingga aku dapat menaik-turunkan tubuhku supaya kejantanan Hasim bisa sliding lagi. Meskipun kakiku terasa lemas, kupaksakan untuk men-sliding kejantanan Hasim yang sepertinya makin lama makin mengeras.


Melihatku sudah kecapean, Hasim memintaku untuk masuk ke bathtub dan kuturuti keinginannya supaya aku kembali ke posisi doggie. Sebelum memasukkan kejantanannya, Hasim membuka kran air hingga keluarlah air dingin dari shower di atas, kemudian dengan mudahnya dia melesakkan kejantanannya ke vaginaku untuk kesekian kalinya.


Bercinta di bawah guyuran air shower membuat tubuhku segar kembali, sepertinya dia dapat membaca kemauan lawan mainnya, kali ini kocokannya bervariasi antara cepat keras dan pelan. Tidak mau kalah, setelah terasa staminaku agak pulih, kuimbangi gerakan sodokan Hasim dengan menggoyang-goyangkan pantatku ke kiri dan ke kanan atau maju mundur melawan gerakan tubuh Hasim.


Dan benar saja, tidak lama kemudian kurasakan cengkeraman tangan Hasim di pantatku mengencang, kurasakan kejantanan Hasim terasa membesar dan diikuti semprotan dan denyutan yang begitu kuat dari kejantanan Hasim.


Vaginaku terasa dihantam kuat oleh gelombang air bah, denyutan dan semprotan itu begitu kuat hingga aku terbawa melambung mencapai puncak kenikmatan yang ke sekian kalinya. Kami orgasme secara bersamaan akhirnya, tubuhku langsung terkulai di bathtub.


Kucuran air kurasakan begitu sejuk menerpa tubuhku yang masih berpeluh. Hasim mengambil sabun dan menyabuni punggungku serta seluruh tubuhku. Dengan gentle dia memperlakukan aku seperti layaknya seorang lady hingga aku selesai mandi.


Dengan hanya berbalut handuk aku keluar kamar mandi menuju ranjang untuk beristirahat. Kulihat Fahri sudah mengenakan piyama dan duduk di sofa memperhatikanku keluar dari kamar mandi. Expresi di wajah Fahri tidak dapat kutebak, tapi tiada terlihat sinar kemarahan atau cemburu melihat bagaimana aku bercinta dengan Hasim di kamar mandi selama lebih dari satu jam.


Aku langsung merebahkan tubuhku di ranjang yang hangat, mataku sudah terlalu berat untuk terbuka, masih kudengar sayup-sayup pembicaraan Fahri sebelum aku terlelap dalam tidurku.


“Kamu hebat Hasim, belum pernah ada yang membuat dia orgasme terlebih dahulu, bahkan setelah bermain dengan dua orang.” kata Fahri ketika Hasim keluar dari kamar mandi.


“Ah biasa saja .” jawab Hasim kalem merendah.


“Emang dia sering melayani 2 orang sekaligus..?” lanjut Hasim.


“Ah bukan urusanmu anak muda, oke Hasim, tugas kamu sudah selesai, uang kamu ada di sebelah TV dan kamu boleh pergi.” kata Fahri


“ boleh saya usul..?”


“Silakan..!”


“Kalau saya boleh tinggal dan menemani lebih lama bahkan sampai pagi, biarlah nggak usah ada tambahan bayar overtime, aku jamin dia pasti lebih dari puas.”usul Hasim.


“Cilaka..,” pikirku. Aku tidak tahu apa yang dikatakan Fahri karena sudah terlelap dalam tidur indah. Entah sudah berapa lama tertidur ketika kurasakan sesuati menggelitik memek ku


Sambil membuka mata yang masih berat, kulihat kepala sudah terbenam di selangkanganku yang telah tebuka lebar. Ah, Hasim mulai lagi, pikirku. Ketika aku menoleh ke sofa mencari Fahri, kulihat dia telanjang duduk di samping Hasim yang juga telanjang sambil tersenyum ke arahku.


Jadi siapa yang bermain di vaginaku saat ini, terkaget aku dibuatnya. Langsung duduk kutarik rambutnya dan ternyata si Boris, teman Hasim yang kusuruh pulang bersama si pendek tadi.


Sebenarnya dia tidak terpilih bukan karena aku tidak tertarik, tapi aku harus memutuskan satu di antara dua yang baik.


“What the hell going on here..?” pikirku, tapi tidak sempat terucap karena permainan lidahnya sungguh menggetarkan naluri kewanitaanku.


Kubiarkan Boris bermain di selangkanganku dan kunikmati permainan lidahnya, meskipun tidak sepintar Hasim, tapi masih membuatku menggelinjang-gelinjang kenikmatan.


“Ugh.., shh..!” aku mulai mendesis. Kubenamkan kepala Boris lebih dalam untuk mendapatkan kenikmatan lebih jauh. Boris menjilatiku dengan hebatnya hingga beberapa saat sampai kulihat Hasim berdiri dari tempatnya dan menghampiri Boris.


Diangkatnya kakiku hingga terpentang dan Hasim mengganjal pantatku dengan bantal hingga posisi vaginaku sekarang menantang ke atas. Hasim mengganti posisi Boris, menjilati vaginaku dengan mahirnya, kemudian mereka berganti posisi lagi.


Cukup lama juga Hasim dan Boris menjilati vaginaku secara simultan. Sensasinya sungguh luar biasa hingga aku larut dalam kenikmatan. Jilatan Boris sudah berpindah ke daerah anusku, ketika Hasim menjilati pahaku terus naik dan berhenti untuk bermain di daerah vaginaku.


“Aahh.., gilaa.., aagh.., shit.. yess..!” aku terkaget, karena baru kali ini aku dijilati oleh dua laki-laki di daerah kewanitaanku. Bayangkan dua lidah dengan satu di anus dan satunya di vagina. Keduanya begitu expert dalam permainan lidah.


Aku tidak tahu bagaimana menggambarkan dengan kata-kata, sensasi ini terlalu berlebihan bagiku, bahkan terbayang pun tidak pernah. Dengan penuh gairah mereka bermain di kedua lubangku, aku tidak tahu harus berkata apa selain mendesah dan menjerit dalam kenikmatan birahi.


Aku mencari pegangan sebagai pelampiasan rasa histeriaku, tapi tidak kudapatkan hingga akhirnya kuremas-remas sendiri buah dadaku yang ikut menegang. Tidak tahan menahan sensasi yang berlebihan, akhirnya aku mencapai orgasme duluan.


Orgasme tercepat selama hidupku, tidak sampai penetrasi dan tidak lebih dari 15 menit, suatu rekor yang tidak perlu dibanggakan. Mulut Hasim tidak pernah beranjak dari vaginaku, disedotnya vaginaku seperti layaknya vacum cleaner.


“Shit.. Hasim.. stop.. stoop..! Please..!” pintaku menahan malu. Lidah Hasim naik menelusuri perutku dan berhenti di antara kedua bukit di dadaku, lalu mendaki hingga mencapai putingku. Dikulumnya lalu sambil meremas buah dadaku dia mulai mengulum dan mempermainkan putingnya dengan lidah mautnya.


Belum sempat kurasakan mautnya permainan lidah Hasim, aku merasakan Boris telah menyapukan kejantanannya di bibir vaginaku sebentar dan langsung kejantanan Boris tanpa basa basi langsung melesak masuk ke vaginaku.


Kurasakan ada perbedaan rasa dengan Hasim karena bentuknya memang berbeda. Punya Hasim besar dan melengkung ke kiri bawah, agak unik, sedangkan Boris kecil panjang melengkung lurus ke atas, jadi disini kurasakan dua rasa.


Gila, kalau tadi siang kurasakan punya Hasim yang banyak menggesek bagian kananku, sekarang kurasakan bagian atas vagina menerima sensasi yang hebat, karena kejantanan Boris mempunyai kepala yang besar, menyodok-nyodok dinding vaginaku.


Kedua kakiku dipentangkan dengan lebar oleh Boris, Hasim bertambah gairan bergerilya menjelajahi kedua bukit dan menikmati kenyalnya bukit dan putingku yang makin menegang. Tangannya tidak henti meremas dan mengelus kedua bukit di dadaku, sesekali wajahnya dibenamkan di antara kedua bukitku seperti orang gemas.


Boris makin kencang mengocok vaginaku sambil menjilati jari-jari kakiku. Aku menggelinjang makin tidak karuan diperlakukan kedua anak muda ini. Kocokan dan remasan tanganku di kejantanan Hasim makin keras mengimbangi permainan mereka.


“Uugghh.. sshh.. kalian.. me.., me..mang gilaa..!” teriakku. Permainan mereka semakin ganas mengerjaiku. Kutarik tubuh Hasim ke atas, kini Hasim sudah berlutut di samping kepalaku, kejantanannya yang tegang tepat ke arah wajahku.


Segera kulahap kejantanannya, sekarang aku mau mengulumnya karena kejantanan itu terakhir kali masuk di vaginaku, tidak seperti saat pertama tadi, entah dengan siapa sebelum aku. Seperti dugaanku, mulutku ternyata tidak dapat mengulum masuk semua batang kejantanannya, terlalu besar untuk mulut mungilku.


Hasim sekarang mengangkangiku, kepalaku di antara kedua kakinya, sementara kejantanannya kembali tertanam di mulutku. Dikocok-kocoknya mulutku dengan penis besarnya seolah berusaha menanamkan semuanya ke dalamtapi tetap tidak bisa, it’s too big to my nice mouth, very hard blowjob.


Kurasakan kenikmatan yang memuncak, dan kembali aku mengalami orgasme beberapa saat kemudian.


“Mmgghh.. mmgh.. uugh..!” teriakku tertahan karena terhalang kejantanan Hasim, masih untung tidak tergigit saat aku orgasme.


Tanpa memberiku istirahat, mereka membalikkan tubuhku, kini aku tertumpu pada lutut dan tanganku, doggy style. Boris tetap bertugas di belakang sementara Hasim duduk berselonjor di hadapanku. Kasir4D


Seperti sebelumnya, Boris langsung tancap gas mengocokku dengan cepat, kurasakan kejantanannya makin dalam melesak ke dalam vaginaku, pinggangku dipegangnya dan gerakkan berlawanan dengan arah kocokannya, sehingga makin masuk ke dalam di vaginaku.


Antara sakit dan nikmat sudah sulit dibedakan, dan aku tidak sempat berpikir lebih lama ketika Hasim menyodorkan kejantanannya di mulutku kembali. Kedua lubang tubuhku kini terisi dan kurasakan sensasi yang luar biasa.


Dengan terus mengocok, Boris mengelus-elus punggungku, kemudian tangannya menjelajah ke dadaku, dielus dan diremasnya dengan keras keduanya sesekali mempermainkan putingku, kegelian dan kenikmatan bercampur menjadi satu.


Tidak ketinggalan Hasim memegang rambutku, didorongnya supaya kejantanannya dapat masuk lebih dalam di mulutku.


“Emmhh.., mhh..!” desahku sudah tidak keluar lagi, terlalu sibuk dengan kejantanan Hasim di mulutku. Kugoyang-goyangkan badanku, pantatku bergerak berlawanan gerakan Boris dan kepalaku turun naik dengan cepat mengocok Hasim.


Tidak lama kemudian, “Shit.., aku mau keluar..!” teriak Hasim sambil menarik kepalaku ke atas, tapi aku tidak perduli, malah kupercepat kocokan mulutku hingga menyemprotlah sperma Hasim dengan deras ke mulutku, semprotannya cukup kencang hingga langsung masuk ke tenggorokanku.


Tanpa ragu lagi kutelan sperma yang ada di mulutku, Hasim mengusap sisa sperma di bibir yang tidak tertampung di mulutku. Kulihat senyum puas di wajah Hasim, lalu dia bergeser ke samping, ternyata Fahri sudah berada di samping ranjang, dia kemudian mengganti posisi Hasim berselonjor di hadapanku.


Tanpa menunggu lebih lama lagi langsung kukulum kejantanan dia yang basah, kurasakan aroma sperma, sepertinya dia habis berejakulasi melihat permainan kami bertiga. Karena ukuran kejantanan Fahri tidak sebesar punya Hasim, maka dengan mudah aku melahap semua hingga habis sampai ke pangkal batangnya, dan segera mengocok keluar masuk.


Boris mendorong tubuhku hingga telungkup di ranjang, entah bagaimana posisi dia dengan tubuhku telungkup, dia tetap mengocok vaginaku dengan ganasnya. Fahri hanya dapat mengelus rambutku dan mempermainkan buah dadaku dari bawah.


Tidak lama kemudian Boris mencabut kejantanannya, dan langsung berbaring di sebelahku. Aku mengerti maksudnya, sebenarnya harusnya aku yang mengatur dia bukan sebaliknya, tapi toh kuturuti juga.


Kutinggalkan Fahri dan aku menaiki tubuh Boris, kejantanannya masih menegang ke atas, kuatur tubuhku hingga vaginaku pas dengan kejantanannya yang sudah menunggu, lalu kuturunkan pantatku dan bles. Langsung saja aku bergoyang salsa di atasnya.


Kini aku pegang kendali, pantatku kuputar-putar sehingga vaginaku terasa diaduk-aduk olehnya. Boris memegangi kedua buah dadaku dan meremasnya. Fahri berdiri di atas ranjang dan menghampiriku, dia menyodorkan kembali kejantanannya, kubalas dengan jilatan dan kuluman.


Ternyata Hasim yang sudah recovery tidak mau ketinggalan, dia berdiri di sisi lainnya dan menyodorkan kejantanannya ke arahku. Kini tanganku memegang dua penis yang berbeda, baik dari ukuran, bentuk dan kekerasannya, belum lagi yang tertanam di vaginaku, aku sedang menikmati tiga macam penis sekarang.


Kupermainkan Hasim dan Fahri secara bergantian di mulutku antara kuluman dan kocokan tangan. Pantatku tidak pernah berhenti bergoyang di atas Boris, sungguh suatu sensasi dan kenikmatan yang sangat berlebihan dan rasanya tidak semua orang dapat menikmatinya.


Beruntungkah aku..? Entahlah, yang jelas sekarang aku sedang melambung dalam lautan kenikmatan birahi tertinggi. Entah sudah berapa banyak cairan vaginaku terkuras keluar. Boris belum juga memperlihatkan tanda-tanda akan orgasme.


Aku mengganti gerakanku, kini turun naik sliding di atasnya, kulepas tangan kiriku dari penis Hasim dan kuelus kantong pelir Boris untuk menambah rangsangan padanya. Ternyata Boris melawan gerakanku dengan menaik-turunkan pantatnya berlawanan denganku sehingga kejantanannya makin menancap dalam, tangannya tidak pernah melepas remasannya dari buah dadaku.


Hasim bergerak ke belakangku, dielusnya punggungku dan elusannya berhenti di lubang anusku. Dengan ludahnya dia mengolesi lubang itu dan mencoba memasukkan jarinya ke dalam, sesaat terlintas di benakku bahwa dia mau anal, berarti double penetration.


Aku belum siap untuk itu, tidak seorang pun kecuali suamiku yang mendapatkan anal dariku. Kuangkat tangannya dari anusku, pertanda penolakan dan dia mengerti. Hasim berlutut di belakangku, didekapnya tubuhku dari belakang dan tangannya ikut meremas-remas buah dadaku.


Sambil menciumi tengkuk dan telingaku, kejantanannya menempel hangat di pantatku, kini dua pasang tangan di kedua buah dadaku. Karena didekap dari belakang aku tidak dapat bergerak dengan leluasa, akibatnya Boris lebih bebas mengocok vaginaku dari bawah.


Aku sudah tidak dapat mengontrol tubuhku lagi, entah sudah berapa kali aku mengalami orgasme, padahal masih dengan Boris. Ada dua lagi penis menunggu giliran menikmati vaginaku, Hasim dan Fahri, suamiku.


Tidak lama setelah mengocokku dari bawah, kurasakan badan Boris yang menegang kemudian disusul denyutan keras di vaginaku. Begitu keras dan deras semprotan spermanya hingga aku tersentak kaget menerima sensasi itu hingga aku menyusul orgasme sesaat setelahnya.


Begitu nikmat dan nikmat, untung aku sempat mengeluarkan kejantanan Fahri dari mulutku sesaat setelah kurasakan semburan Boris, kalau tidak hampir pasti dia akan tergigit saat aku mengikuti orgasme.


Tubuhku langsung melemas, aku langsung terkulai di atas tubuh Boris. Hasim sudah melepas dekapannya dan Fahri duduk di samping Boris, sepertinya mereka menunggu giliran. Napasku sudah ngos-ngosan, aku dapat merasakan degup jantung Boris yang masih kencang, keringat kami sudah bercampur menjadi satu.


Kejantanan Boris masih tertanam di vaginaku meskipun sudah melemas hingga akhirnya keluar dengan sendirinya. Hasim menawariku lippovitan, penambah energi. Setelah aku berbaring di samping Boris, berarti dia sudah bersiap untuk bertempur denganku, segera kuhabiskan minuman itu, kesegaran memasuki di tubuhku tidak lama kemudian.


“Gila kamu Ndre, ternyata tak kalah dengan Hasim.” komentarku.


“Ah biasa Mbak, kita udah biasa kerjasama kok.” jawabnya.


“Makanya kompak kan Mbak, dan Mbak termasuk hebat bisa melayani kami sendiri-sendiri dalam satu hari, dan barusan adalah satu jam 17 menit.”


Hasim menimpali. “Biasanya kami langsung main bertiga, dan itu tidak lebih lama daripada sendiri-sendiri, paling lama setengah jam sudah KO.” kembali Boris menambahi.


Aku ke kamar mandi supaya badan segar, kuguyurkan air hangat di sekujur tubuhku, kusiram rambutku yang tidak karuan bercampur bau sperma. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 10.30 malam ketika aku keluar dari kamar mandi.


Kulihat mereka duduk di sofa, Hasim dan Boris di sofa panjang sementara Fahri di sofa satunya, masih bertelanjang. Ketika aku datang hanya berbalut handuk, ranjang sudah dirapikan, entah apa rencana mereka, pikirku.


Persetan yang penting aku dapat menikmati dan kuikuti permainannya. Rupanya aku terlalu lama dan asyik mandi hingga tidak tahu kalau makanan datang dan sudah tersaji di meja. Aku merasa lapar, maklum habis selesai dengan Hasim disambung sama Boris dan aku belum makan sejak tadi siang.


Aku duduk di antara Hasim dan Boris, yang kemudian disambut tarikan handuk pembalut tubuhku oleh Hasim hingga terlepas. Keduanya langsung mencium pipiku kiri kanan dan kusambut remasan di kejantanan mereka yang agak menegang.


“Makan dulu yuk..!” ajakku langsung ke meja. Kami berempat bertelanjang makan bersama sambil bercerita pengalaman mereka.


Aku tidak berani makan terlalu banyak, takut kalau terlalu banyak bergoyang jadi sakit perut, yang penting tidak lapar dan dapat menambah energi nanti, sepertinya mereka melakukan hal yang sama. Setelah istirahat selesai makan, kembali aku duduk di antara dua anak muda itu.


Kali ini mereka langsung mencium leherku di kiri dan kanan sambil meremas-remas dadaku masing-masing satu. Fahri berdiri ke arah kami, dia meminta Hasim berpindah tempat, dan dia langsung melakukan hal yang sama, menciumi leherku dan terus turun ke dada, sekarang Boris dan Fahri mengulum putingku di kiri dan kanan.


Hasim tidak mau jadi penonton, dia langsung bejongkok di antara kakiku, melebarkannya dan lidahnya mulai menjelajah di vaginaku. Mungkin dia masih mencium aroma sperma Boris karena memang tidak kubersihkan, tapi dia tidak perduli, jilatan demi jilatan menjelajah di vaginaku, dipermainkannya vaginaku dengan lidah dan jari tangannya.


Kenikmatan mulai kurasakan, foreplay dengan 3 orang sekaligus, akan mempercepat perjalanan menuju puncak kenikmatan birahi. Dengan kemahiran permainan lidah Hasim, aku sudah terbakar birahi, kepalanya kujepit dengan kedua kakiku supaya lebih merapat di selangkanganku.


Aku tidak mau kejadian tadi terulang lagi, layu sebelum birahi.


“Sshh.., Hasim masukin Sayang.., sekarang..!” pintaku di sela kuluman Boris dan Fahri di dadaku. Tanpa menunggu kedua kalinya, Hasim segera bangkit dan menyapukan kepala kejantanannya ke vaginaku, ternyata Boris mengikuti Hasim, dia stand by di sampingnya sambil mementangkan kakiku lebar.


Tidak seperti sebelumnya, kali ini Hasim langsung mengocokku cepat dan keras, aku langsung menggeliat kaget, tapi segera mulutku dibungkam dengan ciuman bibir oleh Fahri. Boris sambil memegangi kakiku, dia menjilati kedua jari kakiku secara bergantian.


Aku ingin menjerit dalam kenikmatan tapi tidak dapat karena lidah Fahri masih menikmati bibirku. Kocokan Hasim bertambah cepat, iramanya susah ditebak karena terlalu banyak improvisasi, aku kewalahan mengikuti iramanya, disamping memang dia expert mempermainkan iramanya, dilain sisi aku juga sibuk menghadapi dua orang lainnya.


Fahri minta aku mengulum kejantanannya, maka kusingkirkan Hasim dari vaginaku, aku langsung jongkok di depan dia yang duduk di sofa, langsung mengulum penisnya yang sudah tegang. Hasim tidak mau menunggu lebih lama, dengan doggy style dia mulai memasuki memek ku


Sodokan awal perlahan, tapi selanjutnya makin keras dan cepat. Boris, aku tidak tahu dimana posisi dia, tapi yang kutahu dia stand by di samping Hasim Kugoyang-goyangkan pantatku mengikuti irama Hasim, makin lama makin terasa nikmatnya, cukup lama dia mengocokku dengan berbagai variasi gerakan hingga ketika puncak kenikmatan hampir kurengkuh, tiba tiba dia mencabut kejantanannya.


Aku mau protes, tapi ketika kutengok ke belakang ternyata Boris sudah bersiap menggantikan posisi Hasim, dan sekali dorong tanpa menunggu reaksiku amblaslah kejantanannya ke vaginaku. Sekali lagi kurasakan perbedaan sensasi dari keduanya.


Entahlah aku tidak dapat menentukan mana yang lebih nikmat. Boris langsung menggoyang sambil mengocokku dengan iramanya sendiri. Saat Boris sedang memacuku dengan cepat, tiba-tiba Fahri menyemprotkan spermanya di mulutku, terkaget juga aku, karena terkonsentrasi pada kocokan Boris hingga kurang memperhatikan ke Fahri.


Kujilati sisa sperma di kejantanan dia yang tidak terlalu banyak. Ternyata Hasim sudah mengganti posisi Boris, kemudian mereka berganti lagi begitu seterusnya entah sudah berapa kali berganti menggilirku hingga aku sudah tidak dapat membedakan lagi apakah yang mengocok vaginaku Boris atau Hasim, keduanya sama-sama nikmat.


Mereka tidak memperdulikan sudah berapa kali puncak birahi sudah kurengkuh. Selama aku belum bilang stop, mereka akan terus memacuku ke puncak kenikmatan. Entah sudah berapa lama dengan doggy style, lututku terasa capek.


Aku merangkak naik ke sofa yang ditinggal Fahri, tetap dengan posisi doggy sofa mereka tidak memberiku kesempatan bernapas. Melayani satu Boris atau Hasim saja aku sudah kewalahan, apalagi menghadapi mereka berdua secara bersamaan, dan mereka begitu kompak melayani birahiku.


Berulang kali mereka mencoba memasukkan kejantanannya ke lubang anus, tapi selalu kutolak dan kutuntun kejantanannya kembali ke vaginaku. Kunikmati sodokan demi sodokan dari belakang entah dari Hasim atau Boris hingga tiba-tiba kurasakan perbedaan yang drastis, begitu kecil dan rasanya seperti hanya masuk separoh saja kocokannya.


Aku menoleh kebelakang, ternyata Fahri ikut bergiliran dengan mereka. Ternyata mereka melakukan permainan. Ketika Fahri sedang mengocokku, Hasim dan Boris mengundi siapa berikutnya, begitu juga ketika Hasim menyodokku, Fahri dan Boris mengundi berikutnya, begitu seterusnya.


Aku berharap supaya Fahri tidak pernah menang. Waktu giliran ternyata ditentukan tidak lebih dari 3 menit untuk orang berikutnya, yang orgasme duluan harus merelakan diri jadi penonton. Entah sudah berapa lama berlangsung, lututku sudah lemas, tapi serangan dari belakang tidak menurun juga, aku heran juga ternyata Fahri dapat sedikit mengimbangi permainan Hasim dan Boris.


Dan benar dugaanku, tidak lama kemudian ketika si penis kecil sedang mengocokku, kurasakan denyutan-denyutan di dinding vaginaku dan kudengar teriakan Fahri pertanda dia orgasme. Kemudian kembali vaginaku berganti penghuni secara bergantian.


Mereka melakukannya dengan kompak, banyak lagi variasi yang dilakukan mereka kepadaku, baik di ranjang, di meja makan, sambil berdiri menghadap dinding, mereka lebih suka melakukan secara simultan.


Ketika aku hampir menghentikan permainan, mereka memberi tanda supaya aku berjongkok di antara mereka dan dengan sedikit bantuan kuluman dan kocokan pada kejantanan mereka secara bergantian, akhirnya menyemprotlah sperma mereka secara hampir bersamaan.


Semua memuncrat ke wajah, sebagaian masuk mulut hingga ke tubuhku. Aku sangat menikmati ketika semprotan demi semprotan menerpa wajah dan tubuhku, terasa begitu erotic. Kami semua rebah di ranjang, jarum jam menunjukkan 01,30 dini hari, berarti sekitar dua jam bercinta dengan tiga orang sekaligus, sungguh permainan yang indah dan jauh memuaskan.


Satu persatu tertidur kelelahan masih dalam keadaan telanjang. Tidak lama mataku terpejam ketika kurasakan ciuman di mulutku, Boris yang sudah menindihku berbisik,


“Boleh nggak aku minta lagi.” bisiknya pelan di telingaku.


Tanpa menjawab, kubuka kakiku dan dengan mudahnya dia memasukkan kejantanannya ke dalam. Dengan goyangan perlahan seperti menikmati, ternyata tidak lama dia sudah orgasme, ternyata bisa juga dia orgasme dengan cepat, mungkin 15 menit.


Kemudian kami kembali tertidur. Tidak lama kemudian kejadian tadi terulang lagi, kali ini dengan Hasim. Dengan cepat pula dia menuntaskan hasratnya. Ketika kami semua terbangun pukul 10 pagi, rasanya aku belum lama tidur, Kulihat Fahri sudah memakai pakaian, sementara Hasim dan Boris masih telanjang berbincang dengan Fahri.


“Pagi Sayang, bagaimana mimpi indahmu..?” tanyanya.


“Terlalu indah untuk sebuah mimpi.” jawabku yang langsung ke kamar mandi untuk berendam menghilangkan lelah. Tidak lama kemudian ketika sedang asyik berendam, muncullah Hasim dan Boris di pintu kamar mandi yang memang tidak kukunci.


“Mau ditemenin mandi Mbak..?” tanya Boris.


“Pasti asyik kalau mandi bertiga.” sambung Hasim.


Dan akhirnya sudah dapat diduga, kembali kami melakukan permainan sex bertiga, tapi kali ini dilakukan di kamar mandi, ternyata sensasinya berbeda dari tadi malam. Banyak juga aku belajar variasi baru.


Bertiga di kamar mandi, baik itu di bathtub, shower ataupun di meja westafel kamar mandi, sungguh pengalaman yang luar biasa,,,,,