Dan yang paling aku suka dari Maya dia tidak banyak menuntutku untuk selalu mengikuti kehendaknya.
Oh ya sobat perkenalkan namaku Rendi, dan bukan maksutku untuk tidak mau mengikuti keinginan gadis yang mana telah aku anggap layaknya istriku. Karena bagaimanapun juga kami sudah sering melakukan berhubungan badan dengan usia yang mana sudah sama-sama dewasa usia kami sudah 28 tahun.
Dulu waktu Mirna sering menginap di rumahku dana mamaku memang tidak banyak komen tentang gadis yang aku ajak menginap di rumah. Apa lagi Mirna adalah gadis yang telah aku pinang walau pada akhirnya kami berdua putus juga, dan kini dengan Maya aku sama sekali tidak pernah membawanya ke rumah. Entah mengapa aku merasa malu pada mama mungkin karena aku tahu kalau mama sudah berharap untuk aku segera menikah dengan Mirna pada waktu itu. Togel Online
Untungnya juga Maya tidak menuntutku untuk mengajaknya main ke rumah dan memperkenalkan dia pada mamaku. Walau aku sering menceritakan tentang mamaku karena memang hanya dia yang menhadi orang tua tunggal bagiku setelah papa meninggal. Sejak dulu aku termasuk cowok yang bisa di bilang nakal, untuk urusan melakukan selingkuh bukan lagi hal tabu bagiku.
Tapi dengan Maya aku merasa tidak ada keinginan untuk melakukan hal itu, pada hal aku sering merindukannya dan bahagia bila bersamanya mungkin karena aku takut kalau hubunganku tidak akan berakhir di pelaminan lagi.
Atau mungkin karena Maya merupakan gadis yang pendiam dan tidak menggodaku dengan penampilannya.
Setiap bertemu paling kami hanya membahas tentang persoalan kami atau tentang pekerjaan kami masing-masing. Seperti sore ini selepas dari kantor aku langsung mengantarnya pulang.
Minggu besok kita jalan yuuk sayang, ajakku pada Maya.
Kemana mas??? Jawab maya sambil menatapku.
Kemana saja, terserah kamu enaknya kemana sayang.
Seperti biasa dia hanya tersenyum dan menyerahkan semua keputusan padaku, Begitu mengantar Maya ke rumahnya aku langsung pulang dan aku di buat terkejut oleh kedatangan seseorang di rumahku, di ruang tamu Mirna sedang duduk dengan menunduk.
Mirna memanggilku Mas Rendi dia berlari ke arahku dan memelukku sambil menangis di pelukanku.
Ada apa Mirna??? kataku sambil menarik tubuhnya dan dia tetap menangis, akupun membawanya duduk kembali dan mencoba membujuknya untuk berhenti menangis.
Samapai mamaku juga ikut membujuknya dan Mirna menceritakan masalahnya, karena hari telah larut tidak mungkin juga dia pulang karena kini dia tinggal di luar kota. Mirna akhirnya menginap di rumahku, besoknya aku terbangun dan aku mendengar mama mengobrol dengan Mirna ketika aku lihat rupanya Mirna masalak seperti di saat dia masih sebagai tunanganku dulu, dan dia masih terlihat dekat dengan mama.
Akupun berangkat ke kantor dan seperti biasa aku menjemput Maya terlebih dulu, dan aku tidak bisa menceritakan padanya kalau d rumah ada Mirna.
Hei kamu kenapa sayang kok kebanyakan diemnya??? Kata dia membunyikan lamunanku.
Aaah engak cuma kebawa cuaca aja, dingin malas buwat ngomong. Jawabku dengan berasalan kepada Maya.
Oh ya mas, kalau besok mendung jadi engak mas???
Oh ya sayang sekarang hujan terus ya.
Aku gugup karena aku dengar Mirna masih belum mau pulang, katanya dia masih mau tinggal di rumah dan mamaku mengijinkannya.
Namun aku tidak berani membicarakan tentang Mirna kepada Maya, karena dia juga tau kalau aku dulu sudah pernah melakukan hubungan intim dan aku tidak mau menyakiti hatinya, Hingga pulang dari kerja aku langsung mengantar Maya, sebenarnya aku masih berniat untuk mampir ke rumahnya.
Sudah mas engak usah, ini mau hujan kelihatannya. Kata maya ketika aku hendak ingin turun dari mobil
Akhirnya akupun pulang dan benar saja tiba di rumah hujan turun dengan lebatnya. Aku langsung ke dalam kamarku dan segera menghangatkan diri dengan selimut.
Aku tidak melihat mama masuk ke kamarku, biasanya setiap aku pulang dari bekerja di langsung membuntutiku. Tapi kali ini dia tidak melakukannya sampai pada akhirnya aku mendengar pintu terbuka aku pikir itu pasti mama.
Mas Rendi ini Mirna bawakan minuman hangat. Dengan malas aku membuka mataku, dan aku terkejut melihat Mirna dengan mengenakan pakaian yang sangat tipis seolah sengaja ingin menggodaku.
Aku bangun dan mengambil minuman dari tangan Mirna, ketika selesai meminumnya Mirna mengambil minuman tadi. Namun dia bukan hanya mengambil minuman itu tapi dia dengan cepat mencium bibirku, aku sangat tersentak dan kaget langsung aku mendorong tubuhnya.
Di saat itu juga aku melihat Mirna menangis dan langsung berlari dari kamarku, lama juga aku terdiam setelah kejadian itu dan akhirnya aku putuskan untuk menuju kekamarnya untuk meminta maaf. Karena aku tahu Mirna bukan gadis yang mudah melakukan hal seperti itu, aku lihat dia menangis sambil memeluk bantal.
Mirna maafkan aku yaa, bukan maksutku untuk menyakiti kamu.
Pada saat itu juga dia langsung memelukku akupun jadi teringat pada masa lalu aku dengannya. Dengan mesra aku balas memeluknya juga dan akhirnya kami berduapun bercumbu seperti dulu kala di mana saat kami berdua pasti berpacaran dan bertunangan. Kasir4D
Dengan lembut akupun mencium bibirnya yang mana sangat terasa hangat. Mirna memejamkan matanya bahkan dia mendesah dengan lirih.
Ooooouuuugghhh.. Mas Rendi.. Aaaaaaaggghhh.. Aku sayang kamu mas.
Oooouuugghh.. sayaang.. aku juga masih sayang sama kamu, kataku sambil lebih mendekatkan lagi tubuhku pada tubuhnya.
Lalu akupun kembali mencumbunya sambil melepas pakaianku, hingga akhirnya ketika kontolku sudah menyentuh tubuh Mirna. Dengan sigap Mirna memegangnya lalu diapun menuntunnya untuk masuk dalam kemaluannya, dan dengan cepat kontolku langsung masuk kedalamnya.
Ooouuugghhh.. aaaaaaggghhh.. aaaaaagggghhh.. Rendi.. aaaaggghhhh.
Aku terus bergerak dan dapat aku rasakan kenikmatan bagai dulu ketika kami masih bersama sering melakukan adegan seperti dalam filem porno ini, kembali aku kecup bibir Mirna. Hingga akhirnya kami berdua sama-sama mengerang panjang.
Ooooouuggghhh. aaaagggghhhh.. sayaanng aaaggghhhh.
Kami berduapun terkulai di tempat tidur, dan Mirna memeluk tubuhku dengan mesranya hingga kami berduapun trtidur lelap, seperti biasa aku terbangun dan Mirna sudah tidak ada di sampingku. Aku tahu dia pasti sedang masak dengan mama.
Ketika aku bangun dan hendak pindak ke kamarku, Mamah tiba-tiba memanggilku. Rendi.. kamu jangan mesum terus ya. Terkejut aku dengan ucapan mamah dan aku cepat-cepat masuk kamarku dan aku lanjutkan tidur kembali
0 comments:
Post a Comment