Saya tinggal di perumahan yang orang-orangnya individualis cuek jadi tidak terlalu jadi pikiran.
3 Minggu yang lalu adikku Rita 20 tahun menikah dengan pria pujaannya saya senang tapi juga sedih, karena adikku yang dulu suka bermanja-manjaan denganku, curhat denganku dinikahi pria lain.
Sedih bercampur kesepian ku rasakan saat ini, disaat melamun itu tiba-tiba hapeku berdering, Ku lihat namanya ternyata dari adikku Rita.
“Halo kak, kakak dimana? Rita ikut kakak yaa?!” (Sambil nangis) Togel Online
“Kamu kenapa dek? Kok nangis? kakak dijakarta..”
“Nanti Rita ceritain pokoknya Rita mau ke tempat kakak kalau tidak boleh Rita ingin mati saja!”
Karena saya rasa masalahnya serius,
“Baiklah kakak jemput diterminal ya nanti kasih tau kamu pake baju apa”
Singkatnya adikku sudah diterminal dan saya lihat adikku memakai sweater Hoodie pink dengan celana levisnya.
Aku terpana melihatnya semakin cantik saja adikku ini.
“Rita!” Kataku memanggil.
Adikku berlari dan memelukku erat sambil menangis, ” kak Rita kangen kakak biarkan Rita tinggal bersama kakak..”
“Iyaa kakak ijinin sekarang kita kekontrakan kakak ya nanti kamu ceritain ada apa sebenarnya kamu ninggalin suami kamu”
Sampailah kami berdua dikontrakkan kecilku yang sederhana, dikontrakkan ku biarkan adikku istirahat ku kasih minum dan makan tapi ternyata makannya hanya sedikit sedang tidak nafsu katanya.
“Kak Rita mau pipis kamar mandinya disebelah mana?”
“Dibelakang dek pas mentok belok kiri”
Dibuka sweaternya ku lihat teteknya agak besar dibalik kaos putihnya padahal dulu sebelum menikah tumbuh sedikit.
Adikku jalan kekamar mandi ku lihat dari belakang, pantatnya terlihat kencang bergoyang seperti itik yang sedang berjalan dengan pinggangnya seperti biola Spanyol.
Setelah dari kamar mandi adikku datang menemuiku yang sedang tiduran dilantai keramik beralaskan karpet merah tebal.
Adikku duduk bersandar diranjang spring bedku dan aku mulai membuka pembicaraan.
“Coba kamu ceritakan dari awal kenapa kamu pergi ninggalin suami kamu padahal dulu kamu juga yang mau sama dia?”
Sambil menangis Rita adikku berbicara.
“Memang waktu itu ayah ibu juga setuju akupun mau karena dia anak orang kaya, tapi setelah beberapa Minggu bersamanya semua baru terbongkar mobil dia mobil rental dan dia banyak hutang dimana-mana. Rita benci dan sakit hati dibohongi, satu-satunya lelaki yang Rita percaya adalah kakakku sendiri yang selalu mendukung Rita sedari kecil, ayah ibu malah ngomelin Rita dan terus memojokan Rita seolah Rita yang salah. Rita memutuskan ingin tinggal bersama kakak disini..”
“Kakak malah senang Rita bisa bersama lagi, kakak juga kangen Rita tinggallah disini selama Rita betah bersama kakak..”
Lama ngobrol ngalor ngidul dan tertawa bersama adikku tertidur pulas di karpet tanpa bantal. Tidurnya telentang membuatku gemes ingin sekali memperkosanya.
Payudaranya terlihat empuk dibalik jeansnya yang ketat terbentuk vaginanya yang tembem.
Sambil menekan perutnya aku bilang, “Rita sayang bangun pindah gih ke kasur disini dingin nanti kamu sakit sayang…”
“Males bangunnya kak badanku lemes mual-mual..”
“Ya sudah kakak angkat kamu ya ke kasur yaa?”
Sambil senyum adikku mengangguk, “hemmm…”
Ku angkat tubuh montoknya dengan gaya seperti membawa pengantin baru ke kasur.
Setelah dikasur adikku ngomong “Kakak tadi bilang sayang yaa ke Rita?”
“Iyaa kakak mana sih yang tak sayang sama adiknya yang cantik, kalaulah Rita bukan adikku sudah kakak cium”
Adikku menatap mataku dengan serius lalu duduk dipinggir kasur sejajar denganku “Kalau kakak berani cium Rita sekarang”
“Emang boleh ya kamu gak akan marah kan? Kakak takut kamu menyamakan kakak dengan lelaki yang sudah menyakiti kamu itu…” Padahal saat ini saya sedang sange sama adikku ini.
“Kalau Rita gak percaya sama kakak mana mungkin Rita nyuruh kakak cium Rita…”
Ku bergeser mendekatinya lalu ku pegang kedua pundaknya dengan kedua tanganku, mulailah aku menciumnya dengan lembut dan lama kedua mata kami saling bertatapan.
Entah apa yang saya rasakan hatiku dipenuhi rasa cinta terhadap adikku ini.
“Jujur dek kakak cinta kamu, kakak juga sayang kamu maukah Rita jadi pacar kakak? Kakak janji gak akan membuat Rita bersedih dan akan selalu kakak bahagiakan”
Kata-kataku membuat adikku menangis sambil tersenyum dan mengangguk. “Iyaa kak Rita mau jadi pacar kakak, Rita percaya meskipun kakak tidak mengatakannya”
Ku cium bibirnya yang tipis melumatnya dan bertukar ludah aku menelan ludahnya diapun sama, ku rebahkan dia dikasur yang empuk sambil ku terus menciuminya sampai lehernya pun ku gigit pelan dan ku hisap sampai ada bekas merah dilehernya.
“Kaosnya kakak buka yaa”
“Iyaa kakak bawel” diangkatnya kedua tangannya dan sayapun menariknya ke atas.
Terlihat dadanya yang putih dan BHnya yang putih, ku endus bagian atas payudaranya lalu ku ciumi pinggirannya, tak puas sampai disitu ku tarik BHnya keatas. Wow! Teteknya montok seperti mengandung banyak susu.
Langsung saja ku hisap putingnya kuat-kuat dan ku remas pelan.
Adikku melihatku sambil mengelus kepala kakaknya “ohh kak Rita sayang kakak…”
Dari bibir turun ke dada terus semakin turun keperutnya, penisku terus-terusan menggeliat berontak ingin keluar dari celanaku yang sesak.
“Rita kakak buka ya celana kamu kalau gak boleh akan kakak sudahi sampai disini” berharap adekku membolehkan.
“Rita percaya kakak buka aja kak…”
Ku buka celana jeans-nya ku tarik kebawah dan terlihatlah paha mulus dengan vagina yang masih terbungkus CD.
Sayapun membuka baju juga celana kolorku juga celana dalamku.
Adikku kaget melihat untuk pertama kalinya penis kakaknya yang besar hitam berurat dengan kepalanya yang besar sekitar 26 cm panjangnya.
Ku ciumi vaginanya diluar CDnya tidak menunggu lama ku tarik kebawah sampai terlihat jelas vagina tanpa bulu putih dan mulus.
Bertahun-tahun tak ku keluarkan air maniku ternyata saat ini lah rahim adikku yang akan menampungnya.
Tak bisa ku tahan lagi ku jilati terus vaginanya dengan rakus meskipun sudah tidak perawan lagi.
Ku kabulkan keinginan penisku yang uring-uringan, “dek kakak sudah tak kuat, kakak setubuhi kamu boleh?”
Dilebarkannya kaki adikku ini olehnya sambil memegang kedua lututnya dan dirapatkan ke perut. Tak menunggu lama ku oles-oles belahan vaginanya keatas kebawah dengan kepala penisku, sepertinya penisku bahagia sekali diperlakukan seperti itu.
Puas mengoles-olesnya mulai ku tekan penisku kelubang vagina adikku, pas saya tekan adikku mengeluarkan suara, “ahhhh… Kak sakit pelan-pelan, penis kakak gede banget”
Aku termenung kenapa bisa susah masukinnya padahal adikku sudah menikah dan pasti sudah tak perawan lagi? Tapi rasanya begitu menjepit dan meremas kepala penisku seperti ada dinding penghalang dilubang vaginanya?
“Kak sebenarnya Rita masih perawan, pas malam pertama suamiku penisnya kecil pendek jadi tak bisa sampai ke selaput dara Rita, kakaklah lelaki pertama yang akan memerawani Rita”
Mendengar itu aku bahagia sekali dan menjadi berita baik, ku fokuskan kembali melakukan penetrasi ke vaginanya.
Benar juga pas kepala penisku masuk seperti ada dinding yang menghalangi.
Kutekan pantatku kebawah mendobrak pertahanan adikku ini. Dan BLESSS…!!! Masuk semua penisku seutuhnya menerobos paksa kedalam ruangan kosong vagina adikku.
Punggungku dicakarnya mulutnya setengah berteriak, “Kaaakkkkk….!!!! Sakiiitt kaakk”.
Adikku meneteskan air mata.
Untuk mengalihkan rasa sakit divaginanya kucium bibirnya sambil menatap matanya dengan pandangan sayang. Melihat mataku adikku diam dan mulai mengerang ke enakan dan membalas ciumanku.
Mulai ku genjot vaginanya ku siksa dindingnya dengan penisku yang berurat, rasanya begitu lembut hangat memijat menyedot kedalam. Ku peluk adikku erat dan terus ku setubuhi dia. Baru kali ini penisku merasakannya tentu takkan ku sia-siakan.
Hujan diluar begitu bergemuruh suasana malam yang dingin kini terasa hangat.
Hampir 1 jam menyetubuhi adikku isi rudalku sudah siap menembakkan isinya, “kak Rita mau keluar ahhh…” Adikku orgasme duluan. Didalam vagina adikku berkedut-kedut membelai seluruh penisku. Terus ku percepat sampai akhirnya tak bisa ku tahan lagi, “kakak keluarkan didalam yaa sayang…”
Akhirnya sperma yang bertahun-tahun terkumpul menyembur deras menembakkan cairan kentalnya memenuhi rahim adikku.
Adikku mengerang dan menegang merasakan semburan demi semburan air cinta dari kakaknya.
Hampir 10 kali penisku menyemburkan sperma begitu nikmatnya, kutahan sebentar penisku menancap didalam, setelah puas ku tarik penisku dari lubang vagina Rita.
Ku duduk diantara kedua kakinya yang masih mengangkang dan benar dipenisku berlumuran darah perawan bahkan sampai kena kasurku.
Ku peluk adikku dari belakang “dek, maafkan kakak tadi memasukkannya agak keras, Adel mau maafin kakak kan?”
“Iyaa kak tapi nanti pelan-pelan sakit tauu…!!! ” Dicubitnya pinggangku.
“Iyaa bawelll…”
Kami pun tidur tanpa busana saling berpelukan ditemani hujan yang deras.
0 comments:
Post a Comment