Sakura - Text Select

Friday, April 2, 2021

Hary Pejantan Tangguh Yang Memuaskan Aku


KASIR4D - Ini adalah Pengalaman Ku ketika berjualan Empat Dengan Tante Bunyi Menurutku Tante Butuh Kenikmatan– Namaku Iwan. Umurku 23 tahun, dan ketika ini saya sedang kuliah di salah satu perguruan di jakarta, tetapi saya putuskan untuk sambil berprofesi selama saya wajib mebiayai kuliah ku. Ekonomi keluargaku termasuk tepat-pasan. Ayahku hanyalah seorang pensiunan pegawai bank pemerintah di Sukabumi. Padahal ibuku berprofesi sebagai guru sebuah SMA negeri di sana.

Saya tinggal di daerah kos di tempat Jakarta Barat. Sebab duit tf orang tuaku terkadang telat dan adakalanya tak ada kiriman sama sekali, untuk bertahan hidup, akupun menjadi guru privat si kecil-si kecil SMA. Memang saya mujur dikaruniai otak yang lumayan encer. Akupun hidup prihatin di ibukota ini, adakalanya seharian saya cuma makan supermie saja untuk mengganjal perutku.

Saya pikir tak kenapa, asal saya dapat hemat untuk dapat membeli buku kuliah dan lain sebagainya, sehingga saya dapat lulus dan membanggakan kedua orang tuaku. Sekali-sekali saya dengki mengamati sahabat-sahabat kuliahku. Mereka kerap kali dugem, berpakaian baik, bermobil, memiliki HP terupdate, dan lainnya. Salah satu dari sahabat kuliahku bernama Monika. Ia seorang gadis indah dan kaya. Dia si kecil seorang direktur sebuah perusahaan besar di Jakarta. Percaya atau tak, ia yaitu pacarku.

Padahal saya heran, kok ia dapat berminat padaku. Dikala banyak sahabat laki-laki yang bonafid, mengejarnya. Padahal kutanyakan hal ini, ini bukan ge-er, ia bilang jika menurutnya saya orang yang bagus, sopan dan trampil. Disamping itu, ia menyenangi dengan wajahku yang katanya “cute”, dan perawakanku yang tinggi, tegap, kekar, dan berisi. Nggak percuma juga saya kerap kali latihan karate, renang, bola, dan voli waktu di Sukabumi dahulu.

Monika dan saya sudah berpacaran sejak dua tahun baru-baru ini ini. Cantik kami berbeda status sosial, ia tak terlihat malu berpacaran denganku. Akupun sedikit minder jikalau menjemputnya menerapkan motor bututku, di rumahnya yang terletak di Pondok Tak. Tapi orang tuanya, mereka juga bagus padaku, menawarkan untuk menerapkan kendaraan beroda empat mereka apabila kami akan pergi bersama.

Dikala saya memang memiliki harga diri atau gengsi yang tinggi (berdasarkan Monika pacarku, gengsiku ketinggian), sehingga saya senantiasa menolak. Kemana-mana saya senantiasa menerapkan motor bersama Monika. Monikapun tak berkeberatan malah mengagumi prinsip hidupku. Saya makan atau nonton, saya senantiasa menolak jikalau ia akan mentraktirku. Saya bilang padanya sebagai laki-laki saya yang wajib bayarin ia. Kalau tentu saja kami akibatnya cuma makan di rumah makan simpel dan nonton di bioskop yang murah. Itupun saya lakukan jika sedang punya uang.

Kami hanya sekadar ngobrol saja di rumahnya atau di daerah kostku. Monika yaitu gadis bagus-bagus. Saya sungguh-sungguh mencintainya. Sehingga dalam berpacaran kami tak pernah berperilaku terlalu jauh. Kami cuma berkecupan dan paling jauh saling menyentuh. Memang benar kata orang, jikalau kita benar-benar mencintai seseorang, kita akan menghormati orang hal yang demikian.

Monika pernah bilang padaku, jika dia berharap mempertahankan keperawanannya hingga dia menikah nanti. Dikala akupun waktu itu masih perjaka. Mungkin hal ini sukar diandalkan oleh pembaca, mengingat isu terkini pergaulan si kecil muda Jakarta kini. Keadaanku mulai berubah sejak sebagian bulan yang lalu. Saya itu saya ditawari sebuah kans untuk berwiraswasta oleh seorang temanku. Saya berminat mendengar cerita suksesnya.

Dikala modal yang dibutuhkanpun sungguh-sungguh kecil, sehingga saya berdaya upaya tak ada salahnya untuk mencoba. Semenjak terbukti luar lazim. Mungkin memang sebab bidang ini masih banyak kans, disamping taktik pemasaran yang disediakan oleh program ini sungguh-sungguh cermat. Penghasilankupun per bulan kini menempuh jutaan rupiah. Mungkin setingkat dengan jenjang manajer perusahaan kelas menengah.

Bekerjanyapun bisa part-time sambil disambi kuliah. Memang mujur saya menemukan program ini. Kian itu, penampilanku berubah. Gaya hidup yang telah lama saya impikan kini sudah bisa kunikmati. HP terupdate, baju baik, telah bisa saya beli. Tapi kerap kali saya mengajak Monika untuk makan di cafe mahal serta nonton film terupdate di bioskop 21. Monika sempat terkejut dengan kemajuanku. Sempat disangkakannya saya berupaya yang ilegal, seperti memasarkan narkoba. Togel Online

Dikala sesudah saya jelaskan apa bisnisku, ia malah lega dan ikut serta berbahagia. Disuruhnya saya berterima kasih pada Hanya sebab sudah memberikan jalan kepadaku. Saya satu saja yang masih kurang. Saya belum punya kendaraan beroda empat. Saya menabung dari hasil usahaku selama berbulan-bulan, akibatnya terkumpul juga uang untuk membeli kendaraan beroda empat bekas.

Kulihat di suratkabar dan tertera iklan perihal kendaraan beroda empat Timor tahun 1997 warna gold metalik. Saya berminat dan lantas kutelpon si penjualnya. “Ya betul… kendaraan beroda empat aku memang dipasarkan”. Domisilinya seorang wanita menjawab di ujung telepon. “Harganya berapa Bu?” “Sesudah puluh delapan juta” “Kok mahal sih Bu?” “Kondisinya baik lho.. Semuanya full autentik” Dengan kencang kukalkulasi danaku. Wah.. Untung masih cukup, meskipun saya wajib memasarkan motorku dahulu.

Dikala akupun berdaya upaya, siapa tahu harganya masih dapat ditawar. Kuputuskan untuk mengamati mobilnya khususnya dulu. “Agar dimana Bu?” Diapun kemudian memberikan domisilinya, dan saya berkomitmen untuk datang ke sana petang ini sehabis kuliah. Saya mencari sebagian lama, hingga juga saya di domisili yang dimaksud.

“Selamat sore” sapaku saat dia membuka pintu. “Oh sore..” jawabnya. Saya tertegun mengamati kecantikan si ibu. Usianya mungkin sekitar 35 tahunan, dengan kulit yang putih bersih, dan badan yang seksi. Payudaranya yang terlihat penuh di balik pakaian “you can see” menambah kecantikannya. Tak pembaca bisa membayangkan kecantikannya, saya dapat bilang jika si ibu ini 80% mirip dengan Sally Margaretha, bintang film itu.

“Kamu Iwan yang tadi siang telepon berharap mengamati kendaraan beroda empat ibu” “Oh.. Ya silakan masuk.” Akupun masuk ke dalam rumahnya. “Tunggu sejenak ya Wan. Mobilnya masih diaplikasikan sejenak menjemput anakku les. Beruntung minum apa?” “Ah.. Nggak usah ngerepotin.. Apa saja deh Bu” Akupun kemudian duduk di ruang tetamu.

Nikmat lama si ibu datang dengan membawa segelas air sirop. “Saya masih kuliah ya,” tanyanya sesudah duduk bersamaku di ruang tetamu “Iya Bu.. Hampir selesai sih “ “Ayo diminum.. Terutama ya kau.. Dibelikan kendaraan beroda empat oleh orang tuamu” si ibu berkata lagi. Kuteguk sirop pemberian si ibu. Buah sekali rasanya menghilangkan dahagaku. “Oh.. Ia aku beli dari usaha aku sendiri, Bu. Mangkanya jangan mahal-mahal dong” jawabku.

“Wah.. Hebat kau jika gitu. Memang usaha apa kok masih kuliah telah dapat beli kendaraan beroda empat” “Yah usaha kecil-kecilan lah” jawabku ala kadarnya. “Ngomong-ngomong mobilnya mengapa dipasarkan Bu?” “Aduh kau ini ba Bu ba Bu dari tadi. Kamu kan belum terlalu tua. sapa saja Sonia.” sapanya sambil malu. “Mobilnya akan aku jual sebab berkeinginan beli yang tahunnya lebih baru” “Oh semacam itu..” jawabku. Kemudian tante Sonia terlihat melihatku dengan pandangan yang agak lain. Agak rikuh saya dibuatnya.


Dikala tante Sonia duduk sambil menumpangkan kakinya, sehingga rok mininya agak sedikit terangkat menampakkan pahanya yang putih mulus. “Cantik berapa tante. Terus suami tante kerja dimana?” tanyaku untuk menghilangkan kerikuhanku. “Anakku satu. Masih SD. Suamiku telah nggak ada. Ia meninggal dua tahun yang lalu” jawabnya. “Waduh.. Maaf ya tante” “Nggak apa kok Wan.. Saya sendiri telah punya pacar?” “Kamu, tante” “Saya ya?” “Saya dong tante..” jawabku lagi. Duh, saya makin rikuh dibuatnya.

Kok pembicaraannya jadi ngelantur demikian ini. Tante Sonia kemudian beranjak duduk di sebelahku. “Saya mana sama tante..” katanya sambil tangannya meremas tanganku. “Anu.. Aduh.. Sama-sama, tante juga indah” jawabku sedikit tergagap. “Saya telah pernah begituan dengan pacarmu?”. Sambil berkata, tangan tante Sonia mulai bermigrasi dari tanganku ke pahaku. “Belum.. Tante.. Kamu masih perjaka.. Kamu nggak berkeinginan begituan dahulu” jawabku sambil menepis tangan tante Sonia yang sedang meremas-remas pahaku.

Jujur saja, sebetulnya akupun telah mulai terstimulasi, akan tapi ketika itu saya masih bisa berdaya upaya sehat untuk tak mengkhianati Monika pacarku. Mendengar jika saya masih perjaka, terlihat. “Beruntung tante ajarin caranya bikin berbahagia wanita?” tanyanya sambil tangannya kembali merabai pahaku, dan kemudian secara pelan mengusap-usap penisku dari balik celana.

“Aduh.. Tante.. Kamu telah punya pacar.. Nggak usah deh..” “Mobilnya kapan datang sih?” lanjutku lagi. “Kamu lagi.. Mungkin macet di jalan. Beruntung minum lagi? “ Tanpa menunggu jawabanku, tante Sonia pergi ke belakang sambil membawa gelasku yang sudah kosong. Lega juga rasanya terlepas dari bujuk rayu tante Sonia. Saya menit kemudian, tante Sonia kembali membawa minumankuSonia “di minum lagi” Sonia sambil ngasih cangkir berisi sirop .

Kuteguk sirop itu, dan terasa agak lain dari yang tadi. Tante Sonia kemudian kembali duduk di sebelahku. “Ya telah.. Saya memang loyal nih ceritanya.. Kita ngobrol aja deh sambil menunggu mobilnya datang, OK?” “Iya tante..” jawabku lega. “Saya ngambil jurusan apa?” “Ekonomi, tante” “Kamu pacarmu di sana juga?” Waduh.. Saya berdaya upaya kok si tante kembali nanyanya yang kayak begituan. “Iya ia sahabat kuliah” “Ceritain dong gimana ketemuannya” Yah ketimbang dipinta yang nggak-nggak, saya sependapat aku menyebutkan padanya perihal kisahku dengan Monika.

Kuceritakan bagaimana ketika kami berkenalan, ciri-cirinya, acara unggulan kami ketika pacaran, daerah-daerah yang kerap kali kami kunjungi. Saya sebagian lama bercerita, entah kenapa nafsu birahiku terstimulasi hebat. Akupun menikmati sedikit peluh dingin berderai di dahiku. “Saya Wan.. Saya sakit ya” tanya tante Sonia tersenyum sambil kembali meremas tanganku. Tangannya kemudian beralih ke pahaku dan kembali diusap dan diremasnya pelan.

“Anu tante rasanya kok agak aneh ya?” jawabku. “Agar sedap kan?” Tante Sonyapun kemudian mendekatkan wajahnya ke wajahku, dan kemudian bibir kamipun sudah saling berpagut. Nikmat kuasa lagi saya menolak tante Sonia. Nafsuku sudah hingga di ubun-ubun. “Kamu tadi diberikan apa tante” tanyaku lirih. “Ah.. Sesampainya sedikit obat kok. Kamu kau dapat lebih rileks” jawabnya sambil tangannya mulai membuka retsleting celanaku.

“Ayo, tante berharap menikmati penismu yang masih perjaka itu” lanjutnya sambil kembali menciumi wajahku. Tante Sonyapun kemudian membuka celanaku beserta celana dalamnya sekalian. “Hmm.. Besar juga ya punyamu. Tante menyenangi tongkol besar si kecil muda demikian ini”. Tangannya mulai mengocok penisku pelan. Kemudian tante Sonia merebahkan kepalanya dipangkuanku. Sesudah kepala penisku, dan seketika dengan bernafsu dikulumnya penisku yang telah tegak membendung gairah berahi. desahku enak, saat mulut Sonia mulai mengemut dan menjilati penisku.

Tangan tante Sonyapun tidak tinggal membisu. Dikocoknya batang penisku, dan diusap-usapnya buah zakarku. Saya sekian lama penisku dipermainkannya, kembali tante Sonia bangkit dan menciumiku. “Kita lanjutin pelajarannya di kamar yuk sayang..” bisiknya. Akupun telah tidak kuasa menolak. Nafsu berahi sudah merajai diriku. Kamipun beranjak menuju kamar tidur tante Sonia di komponen belakang rumah. Bagus saya di kamar, tante Sonia kembali menciumiku.

Selanjut tangan ku di ambil nya dan diletakkan di tetek nya “Ayo sayang.. Saya remas ya” Kuikuti perintah tante Sonia dan kuremas payudara miliknya. Tante Sonyapun terdengar mengerang enak. “Sayang… bantu bukain pakaian tante ya”. Tante Sonia membalikkan badan dan akupun membuka retsleting pakaian “you can see”nya. Saya terbuka, tante Sonia kembali berbalik menghadapku. “BHnya sekaligus donk sayang..” ujarnya.

Kuciumi face dia itu, sambil tanganku cari tali BH di punggungnya. “Aduh.. Saya lugu sungguh-sungguh ya.. Tante menyenangi..” katanya disela-jeda kecupan kami. “Pengaitnya di depan, sayang..” ku stop ciuman , dan kulihat kembali BHnya dan payudara Sonia yang besar itu. Kubuka pengaitnya sehingga payudara kenyal itupun seolah meloncat keluar. “Sekarang khan sayang.. Ayo kau hisap ya..” Tangan tante Sonia merengkuh kepalaku dan disokong ke arah dadanya.

Tangannya Sonia yang satunya lagi meremas payudaranya “Ah.. Buah.. Segera trampil.. Sshh” desah tante Sonia saat saya mulai menghisap payudaranya. “Jilati putingnya yang..” perintah tante Sonia lebih lanjut. Dengan berdasarkan, akupun menjilati puting payudara tante Sonia yang sudah mengeras. Kemudian saya kembali menghisap sepasang payudaranya bergantian. Saya puas saya hisapi payudaranya, tante Sonia kemudian mengangkat kepalaku dan kembali menciumiku.

“Kamu kau buka rok tante ya” Tante Sonia merengkuh tanganku dan diletakkannya di bokongnya yang padat. Kuremas bokongnya, lalu kubuka retsleting rok mininya. Saya terbelalak mengamati Tante Sonia terbukti menerapkan celana dalam yang sungguh-sungguh mini. Seksi sekali panorama ketika itu. Tubuh tante Sonia yang padat dengan payudara yang membusung menawan, ditambah dengan sepatu hak tinggi yang masih dikenakannya. Kembali tante Sonia mengecup bibirku. Tak ditekannya bahuku, membuatku berlutut di depannya.

Tangan tante Sonia lalu menyibakkan celana dalamnya sehingga vaginanya yang berambut “Saya di sini yuk sayang..” instruksinya sambil menyokong kepalaku pelan. sedap Sonia tante Sonia saat mulutku mulai memain kan vaginanya. Kujilati juga Miss V yang beraroma harum itu, dan kugigit-gigit pelan bibir vaginanya. “Ahh.. Saya trampil ya.. Ahh” desahnya. Tante Sonia seketika melepaskan celana dalamnya, sehingga akupun lebih bebas memberikan kenikmatan padanya. “emut di sini sayang..” ku suruh Sonia sambil tangannya memainkan klitorisnya.

Kujilati klitoris tante Sonia. Desahan tante Sonia kian menjadi-jadi dan tubuhnya meliuk-liuk sambil tangannya mendekap erat kepalaku. Saya ketika kemudian, tubuh tante Sonyapun mengejang. “Yes.. Ah.. Yes..” jeritnya. Liang vaginanya terlihat kian berair oleh cairan kewanitaannya. Kusedot habis cairan memek nya sambil kadang-kadang kuciumi paha mulus tante Sonia.

Nikmat percuma ilmu yang kudapat selama ini dari pengalamanku menonton dan mengkoleksi video porno. & bacaan dewasa “Kita terusin di ranjang yuk..” ajaknya sesudah mengambil napas panjang. Akupun kemudian melucuti segala pakaianku. Sonia lalu membuka sepatunya, sambil telanjang bulat, dan tidur di ranjang. “Ciumi susu tante lagi dong yang..” Saya dengan gemas mengabulkan permintaannya. Payudara tante Sonia yang membusung kenyal, tentu saja membikin segala lelaki normal, termasuk saya, menjadi gemas.

Sementara mulutku sibuk menghisap dan menjilati puting payudara tante Sonia, tangannya membimbing tanganku ke vaginanya. Akupun paham apa yang dia berkeinginan. Tanganku mulai mengusap-usap Miss V dan klitorisnya. Tante Sonia kembali mengerang saat nafsu berahinya bangkit kembali. Ditariknya payudaranya dan kembali nya emut bibirku dengan panas. Nikmat, tante Sonia menindih tubuh atletisku. Dijilatinya dada bidangku dan kedua putingnya dan kemudian perut sixpackku malah tidak lupa diciuminya.

Bagus di penisku, dengan gemas dijilatinya lagi batangnya. Nikmat lama kemudian, kepala tante Sonyapun telah naik turun saat mulutnya menghisapi penisku. “Kamu tante pengin ambil perjakamu ya..” Sambil berkata semacam itu, tante Sonia menaiki tubuhku. Tak penisku ke dalam vaginanya. Rasa enak luar lazim menghinggapiku, saat batang penisku mulai menerobos liang memek tante Sonia. “Uh.. Karena sekali.. Tante menyenangi tongkolmu.. Buah..” desah tante Sonia sambil menggoyangkan tubuhnya naik turun di atas tubuhku. “Heh.. Heh.. Heh..” semacam itu bunyi yang terdengar dari mulut tante Sonia.

Seirama dengan ayunan tubuhnya di atas penisku. “Tante menyenangi.. Ahh.. Ngent*tin si kecil muda.. Ahh.. Sesudah kau.. Yes.. Yes..” Tante Sonia terus meracau sambil merasakan tubuhku. Tangannya kemudian menarik tanganku dan meletakkannya di payudaranya yang bergoyang-goyang berirama. Akupun meremas-remas payudara kenyal itu. Domisilinya desahan tante Sonia kian menjadi-jadi. Kasir4D

“Buah.. Ahh.. Ayo terus.. ent*tin tante.. Ah.. Segera trampil.. Ahh..” Nikmat lama tubuh tante Sonyapun kembali mengejang. Dengan lenguhan yang panjang, tante Sonia mengalami orgasme yang kedua kalinya. Tubuh tante Sonia kemudian rubuh di atasku. Sebab saya belum orgasme, nafsukupun masih tinggi menunggu penyaluran. putar tubuh Sonia, dan goyang penisku dalam kewanitaannya. Rasa enak menjalari semua tubuhku. Hingga ini eranganku yang mengumandang dalam kamar tidur itu.

“Oh.. Buah tante.. Yes.. Yes..” erangku ditengah bunyi ranjang yang berderit keras membendung guncangan. “Iwan berkeinginan keluar tante..” kataku saat saya menikmati air mani telah hingga ke ujung penisku. “Keluarin di mulut tante, sayang..” Akupun mencabut keluar penisku dan menasihatinya ke wajah tante Sonia. Tangan tante Sonia lantas meraih penisku, untuk kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya. jeritku saat saya ku crott kan air maniku dalam mulut Sonia. Tante Sonia seketika mengeluarkan penisku dan mengusap-usapkannya pada semua permukaan wajahnya yang indah.

Saya membersihkan diri, kamipun kembali duduk di ruang tetamu. “Buah Wan?” tanyanya sambil tersenyum genit. “Buah tante… memang tante kerap kali ya beginian” “Nggak kok.. Saya tepat ada si kecil muda yang tante menyenangi saja..” “Oh.. Tante sukanya si kecil muda ya..” “Iya Wan.. Disamping staminanya masih kuat.. Tante juga merasa jadi lebih awet muda.” jawab tante Sonia genit. 

Nikmat lama kendaraan beroda empat yang dinantipun datang. Cantik saya jadi membeli kendaraan beroda empat tante Sonia itu. Disamping kondisinya masih baik, tante Sonia memberikan korting delapan juta rupiah. “Asal kau komitmen kerap kali-kerap kali main ke sini ya” katanya sambil tersenyum ketika memberikan potongan harga itu. Kejadian ini berlangsung sebulan yang lalu. ketika ini, saya masih berselingkuh dengan tante Sonia. saya diliputi perasaan berdosa terhadap Monika pacarku. Dikala apa kekuatan, sesudah kejadian itu, saya jadi ketagihan bermain cerita seks Saya konsisten sungguh-sungguh mencintai pacarku, dan konsisten menjaga batas-batas dalam berpacaran. 

Dikala untuk menyalurkan hasratku, saya terus terkait dengan tante Sonia. Bisniskupun makin lancar. Keuanganku kian membaik, sehingga saya mampu memberikan hadiah-hadiah mahal pada Monika untuk menutupi rasa bersalahku. Tapi orang tuanya, mereka juga bagus padaku, menawarkan untuk menerapkan kendaraan beroda empat mereka apabila kami akan pergi bersama. Dikala saya memang memiliki harga diri atau gengsi yang tinggi (berdasarkan Monika pacarku, gengsiku ketinggian), sehingga saya senantiasa menolak. Akupun sedikit minder jikalau menjemputnya menerapkan motor bututku, di rumahnya yang terletak di Pondok Indah.

0 comments:

Post a Comment