KASIR4D - Saya bekerja di salah satu perusahaan komunikasi di Ibukota, sebelumnya saya sering bolak balik dari rumah ke kantor hampir membutuhkan waktu 2 jam'man lebih untuk sampai kantor , dan saya rasakan lelah sekali kalau dirumah hanya tidur terus paginya berangkat lagi, seperti itulah siklus kehidupanku, oya perkenalkan dahulu nama saya Adit.
Rupanya saudaraku mempunyai apartemen yang letaknya juga tak jauh dari kantor, sehingga saya memutuskan untuk menghuni apartemen milik dari saudaraku yang baru menikah sehingga ia di boyong oleh suaminya ke Kalimantan.
Hari pertama saya menghuni saya lapor dengan Ketua Perhimpunan Pengurus Apartemen dimana saya tinggal beliau kebetulan tinggal di lantai 12 sedangkan saya di lantai 11. Sesudah melapor saya dimohon bantuannya untuk menjaga kebetulan adik perempuan beliau tinggal di sebelahku yaitu Tante Milla.
Hari kedua saya mencoba untuk berkenalan dengan Tante Milla, ternyata beliau tak terlalu tua, kelihatannya sekitar 37 – 40 tahunan. Orangnya ramah dan baik sekali. Yang saya heran sampai umur segitu beliau belum menikah, mungkin punya masalah dengan karir karena saya melihat mobilnya ada dua yaitu BMW dan AUDI.
Tante Milla begitu saya memanggilnya memiliki 3 pembantu dan seorang sopir yang telah melayani beliau selama 5 tahun di Apartemen itu.
Berikut adalah pengalamanku diwaktu tak terduga dimana saya dititipkan kunci Apartemen oleh beliau karena semua pembantu dan sopirnya cuti lebaran, sehingga beliau tinggal di rumah kakaknya di lantai 12.
Hingga pada suatu sore, saat saya pulang kerja saya mendengar ada ketukan pintu di apartemenku, kemudian saya intip dari lubang pintu ternyata Tante Milla.
“eh ya ada apa tante” kataku sambil membuka pintu.
“Ngga Adit ada surat atau tagihan kartu kreditku ngga dari Front Office depan?” jawan tante Milla.
“Sepertinya ngga ada tante” jawabku
“Eh saya numpang ke kamar mandimu ya” sambil meringis, mungkin ia udah kebelet pips he he he.
“silahkan tan tapi kamar mandinya ngga sebersih punya tante lho maklum bujangan” kataku sambil tertawa.
” Ngga apa apa” jawabnya.
baru saya sadar bahwa si tante Milla memakai baju training tipis mungkin baru lari atau fitness di lantai 2.
“Abis lari ya tan” tanyaku Togel Online
“Iya tapi nyari kamar mandi susah mana liftnya lama lagi” ujar tante Milla sambil ngeloyor ke kamar mandiku.
Sambil jalan ke dapur saya berfikir kok kayaknya ada yang salah ya dengan membiarkan si tante ke kamar mandi tapi apa ya?. Ya ampun tadi khan saya lagi nonton BF di laptop memang kebetulan mau coli sih maklum belum ada pasangan/pacar. Wah mati aku ketahuan dah sama tante Milla. Ah bodo amat bodo amat kaya ia ngga pernah muda aja.
Begitu keluar dari kamar mandi si tante senyum-senyum, wah malu deh aku.
“Hayo kamu tadi lagi ngapain Adit? tanya si tante.
“Ngga ngapa-ngapain kok tan” jawabku sambil menunduk kebawah.
Dan tanpa saya sadari tiba-tiba ia mencekal tangan saya.
“Adit..” katanya tiba-tiba & terlihat agak sedikit ragu-ragu.
“Ya Tante..?” Jawab saya.
“Eee.. nggak jadi deh..” Jawabnya ragu-ragu.
“Ada yang bisa saya bantu, Tante..? Tanya saya agak bingung karena melihat keragu-rasayannya.
“Eee.. nggak kok. Tante cuma mau nanya..” jawabnya dengan ragu-ragu lagi.
“Kamu sering ya nonton film itu di kamar mandi..?” tanya dia.
“Iya sih tan. Maklum tan belum punya pasangan..?” jawab ku terpaksa.
“Terus pake sabun ya ? he he he kata tante Milla sambil tertawa
“Iya tan, udah ah saya jadi malu ditanya terus” Tegasku sambil ngomel.
“Jangan marah dong , biasa lagi bujangan yang penting jangan main pelacur, jorok nanti kena penyakit” jawab tante Milla.
“Eee.. mau dibantuin Tante nggak..? sambungnya
“Maksud tante? Tanya ku wah ibarat ada lanjutan dari film ku tadi nih. Kayaknya si tante horni abis.
” Iya kamu nonton bareng tante khan biar ngga malu lagi” sambil melayang tangan tante Milla ke selangkangan ku.
“sana ambil laptop mu”
Asik banget dah pikirku tanpa tendeng aling-aling saya berlari kekamar mandi & membawa keluar laptop itu. Kemudian saya setel lebih dulu film yang tadi saya tonton dan belum habis. Beberapa menit kemudian Tante Milla duduk disebelahku sambil membawa teh panas dengan wangi tubuh yang segar.
Saya selidiki tiap sudut tubuhnya yang masih terbalut baju training dan kemudian beliau melepas atasannya sehingga terlihat tanktop tipis biru muda yang agak menerawang tersebut, sehingga dengan leluasa mata saya melihat puncak buah dadanya karena ia tak memakai Bra.
Tanpa kusadari, di antara degupan jantungku yang terasa mulai keras & kencang, kejantananku juga sudah mulai menegang. Dengan santai ia duduk tepat di sebelahku, dan ikut menonton film BF yang sedang berlangsung.
“Cakep-cakep juga yang main..” akhirnya ia memberi komentarnya.
“Dari kapan Adit mulai nonton film beginian..? tanyanya.
“Udah dari dulu Tante..” kataku.
“Mainnya juga bagus & tak kasar. Adit udah tahu rasanya belum..? tanya ia lagi.
“Ya sempet sih tan waktu di rumah sakit sama suster”
“wah enak dong lagi sakit di servis suster”
“Iya tapi udah lama tan udah lupa rasanya, tapi kata temen-temen sih enak. Emang kenapa Tante, mau ngajarin saya yah? Kalau iya boleh juga sih”, kataku.
“Ah Adit ini kok jadi nakal yah sekarang”, katanya sambil mencubit lenganku.
“Tapi bolehlah nanti Tante ajarin biar kamu tahu rasanya”, tambahnya dengan sambil melirik ke arahku dengan agak menantang.
Tak lama berselang, tiba-tiba Tante Milla menyenderkan kepalanya ke bahuku. Seketika itu pula saya langsung membara. Tapi saya hanya bisa pasrah saja oleh perlakuannya. Sebentar kemudian tangan Tante Milla sudah mulai mengusap-ngusap tempat tubuhku sekitar dada dan perut .
Rangsangan yang ditimbulkan dari usapannya cukup membuat saya nervous karena itu adalah kali pertama saya diperlakukan oleh seorang wanita yang usianya diatasku. Kejantananku sudah mulai semakin berdenyut-denyut siap bertempur.
Kemudian Tante Milla mulai menciumi leherku, lalu turun ke bawah sampai dadaku. Sampai di tempat dada, ia menjilat-jilat ujung dadaku, secara bergantian kanan & kiri. Tangan kanan Tante Milla juga sudah mulai masuk ke dalam celanaku, dan mulai mengusap-usap kejantananku.
Karena dalam keadaan yang sudah sangat terangsang, saya mulai memberanikan diri untuk meraba celana yang ia pakai. saya remas toketnya dari luar tanktop, dan saya remas-remas, terkadang saya juga mengusap ujung-ujung tersebut dengan ujung jariku. “Ssshh.. ya situ Adit..” katanya setengah berbisik. “Ssshh.. oohh..”
Tiba-tiba ia memaksa lepas celana pendekku, dan diusapnya kejantananku. Akhirnya bibir kami saling berpagutan dengan penuh nafsu yang sangat membara. dan ia mulai menjulur-julurkan lidahnya di dalam mulutku.
Sambil berciuman tanganku mulai bergerilya melalui celana trainingnya yang saya pelorotkan ke bawah sampai pada permukaan celana dalamnya, yang rupanya sudah mulai menghangat dan agak lembab. saya melepaskan celana dalam Tante Milla.
Satu persatu kami membuka baju, sehingga kami berdua menjadi telanjang bulat. Kutempelkan jariku di ujung atas permukaan kemaluannya. ia kelihatan agak kaget ketika merasakan jariku bermain di tempat seputar klitorisnya. Lama kelamaan saya masukkan satu jariku, lalu jari kedua.
“Aaahh.. sshh.. oohh.. terus Adit.. terus..” bisik Tante Milla.
Ketika jariku terasa mengenai akhir lubangnya, tubuhnya terlihat agak bergetar. “Ya.. terus Adit.. terus.. aahh.. sshh.. oohh.. aahh.. terus.. sebentar lagi.. teruuss.. oohh.. aahh.. aarrgghh..” kata Tante Milla.
Seketika itu pula ia memeluk tubuhku dengan sangat erat sambil menciumku dengan penuh nafsu. saya merasakan bahwa tubuhnya agak bergetar (yang kemudian baru saya tahu bahwa ia sedang mengalami orgasme). Beberapa saat tubuhnya mengejang-ngejang menggelepar dengan hebatnya. Yang diakhiri dengan terkulainya tubuh Tante Milla yang terlihat sangat lemas di sofa.
“Saya kapan Tante, kan saya belum..?” Rujukku.
“Nanti dulu yah sayang, sebentar.. beri Tante waktu untuk istirahat sebentar aja”, kata Tante Milla.
Tapi karena sudah sangat terangsang, kuusap-usap bibir kemaluannya sampai mengenai klitorisnya, saya dekati toketnya yang menantang itu sambil kujilati ujungnya, sesekali kuremas toket yang satunya.
Sehingga rupanya Tante Milla juga tak tahan menerima paksaan rangsangan-rangsangan yang kulakukan terhadapnya. Sehingga sesekali terdengar suara erangan dan desisan dari mulutnya yang seksi. saya usap-usapkan kejantananku yang sudah sangat amat tegang di bibir kemaluannya sebelah atas.
Sehingga kemudian dengan terpaksa ia membimbing batang kemaluanku menuju lubang kemaluannya. Pelan-pelan saya dorong kejantananku agar masuk semua.
Kepala kejantananku mulai menyentuh bibir kewanitaan Tante Milla. “Ssshh..” rasanya benar-benar tak bisa kubayangkan sebelumnya. Lalu Tante Milla mulai menyuruhku untuk memasukan kejantananku ke liang kewanitaannya lebih dalam dan pelan-pelan.
“Aaahh..” baru masuk kepalanya saja saya sudah tak tahan, lalu Tante Milla mulai menarik pantatku ke bawah, supaya batang kejantananku yang perkasa ini bisa masuk lebih dalam. Bagian dalam kewanitaannya sudah terasa agak licin dan basah, tapi masih agak seret, mungkin karena sudah lama tak dipergunakan.
Namun Tante Milla tetap memaksakannya masuk. “Aaagghh..Adit ” rasanya memang benar-benar luar biasa walaupun kejantananku agak sedikit terasa ngilu, tapi nikmatnya luar biasa. Lalu terdengar suara erangan Tante Milla.
Lalu Tante Milla mulai menyuruhku untuk menggerakkan kemaluanku di dalam kewanitaannya, yang membuatku semakin gila. Ia sendiri pun mengerang-ngerang dan mendesah tak karuan. photomemek.com Beberapa menit kami begitu hingga suatu saat, seperti ada sesuatu yang membuat liang kewanitaannya bertambah licin, dan makin lama Tante Milla terlihat seperti sedang menahan sesuatu yang membuat ia berteriak dan mengerang dengan sejadi-jadinya karena tak kuasa menahannya. Dan tiba-tiba kemaluanku terasa seperti disedot oleh liang kewanitaan Tante Milla, yang tiba-tiba dinding-dinding kewanitaannya terasa seperti menjepit dengan kuat sekali.
Aduuh.. kalau begini saya makin tak tahan dan.. “Aaarrgghh.. sayaang.. Tante keluar lagii..” jeritnya dengan keras, dan makin basahlah di dalam kewanitaan Tante Milla, tubuhnya mengejang kuat seperti kesetrum, ia benar-benar menggelinjang hebat, membuat gerakannya semakin tak karuan. dan akhirnya Tante Milla terkulai lemas, tapi kejantananku masih tetap tertancap dengan mantap.
Aku mencoba membuatnya terangsang kembali karena saya belum apa-apa. Tangan kananku meremas toketnya yang sebelah kanan, sambil sesekali kupilin-pilin ujungnya dan kuusap-usap dengan ujung jari telunjukku. Sedang toket kirinya kuhisapsambil menyapu ujungnya dengan lidahku.
“Ssshh.. shh..” desahan Tante Titik sudah mulai terdengar lagi. saya memintanya untuk berganti posisi dengan doggy style. saya mencoba untuk menusukkan kejantananku ke dalam liang kewanitaannya, pelan tapi pasti.
Kepala Tante Milla agak menengok ke belakang dan matanya melihat mataku dengan sayu, sambil ia gigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit yang timbul. Sedikit demi sedikit saya coba untuk menekannya lebih dalam.
Kejantananku terlihat sudah tertelan semuanya di dalam kewanitaan Tante Milla, lalu saya mulai menggerakkan kejantananku perlahan-lahan sambil menggenggam buah pantatnyayang bulat. Dengan gaya seperti ini, desahan dan erangannya lebih keras, tak seperti gaya konvensional yang tadi.
Aku terus menggerakkan pinggulku dengan tangan kananku yang kini meremas toketnya, sedangkan tangan kiri kupergunakan untuk menarik rambutnya agar terlihat lebih merangsang dan seksi.
“Ssshh.. aarrgghh.. oohh.. terus Adit.. terus.. aarrgghh.. oohh..” Tante Milla terus mengerang.
Beberapa menit berlalu, kemudian Tante Milla merasa akan orgasme lagi sambil mengerang dengan sangat keras sehingga tubuhnya mengejang-ngejang dengan sangat hebat, dan tangannya mengenggam bantalan sofa dengan sangat erat.
Beberapa detik kemudian bagian depan tubuhnya jatuh terkulai lemas menempel pada sofa itu sambil lututnya terus menyangga pantatnya agar tetap di atas. Dan saya merasa kejantananku mulai berdenyut-denyut dan saya memberitahukan hal tersebut padanya, tapi ia tak menjawab sepatah kata pun. Yang keluar dari mulutnya hanya desahan & erangan kecil, sehingga saya tak berhenti menggerakkan pinggulku terus.
Aku merasakan tubuhku agak mengejang seperti ada sesuatu yang tertahan, sepertinya semua tulang-tulangku akan lepas dari tubuhku, tanganku menggenggam buah pantat Tante Milla dengan erat, yang kemudian diikuti oleh keluarnya cairan maniku di dalam liang kewanitaan Tante Milla.
Tubuhku terasa sangat lemas sekali. Sesudah kami berdua merasa agak tenang, saya melepaskan kejantananku dari liang nikmat milik Tante Milla.
Dengan raca kecapaian yang luar biasa Tante Milla membalikkan tubuhnya dan duduk di sampingku sambil menatap tajam mataku dengan mulut yang agak terbuka, sambil tangan kanannya menutupi permukaan kemaluannya.
“Wah kok ngga ditarik sih Adit, nanti saya hamil lho..? tanyanya dengan suara yang agak bergetar.
“Maaf tan saya lupa abis keenakan sih” jawabku
“Ya sudahlah.. tapi lain kali kalau sudah kerasa kayak tadi itu langsung buru-buru dicabut dan dikeluarkan di luar ya..?” katanya menenangkan diriku yang terlihat takut.
“I.. iiya Tante..” jawabku sambil menunduk.
“tenang saja Adit, tante juga sudah minum obat “kata tante, ternyata tante sudah mahir dalam urusan sex , kemudian saya dan tante saling berpandang pandangan kemudian memeluk dan mengulangi kegiatan ngentot lagi di kamar mandi.
Tidak sampai di situ, kisah seks ku dengan tante Milla berlanjut hingga tidak ada satupun orang yang mengetahui hubunganku dengan tante Milla. Hingga Akhirnya kami memutuskan untuk melanjutkan hubungan kami di pelaminan. Karena kami mengganggap jika kami sudah menikah kami akan puas untuk melakukan segala macam gaya seks yang akan kami lakukan.
0 comments:
Post a Comment