Sakura - Text Select

Monday, May 31, 2021

Ngentot Dengan Adik Ipar


KASIR4D - Perkenalkan pembaca nama saya Doni. Umur 24 tahun dan sekarang lagi kuliah di sebuah PTS di Kediri. Aku termasuk cowok yang populer di kampus (sekeren namaku). Tapi aku punya kelemahan, saat ini aku udah nggak perjaka lagi (emang sekarang udah nggak jamannya keperjakaan diutamakan). Nah, hilangnya perjakaku ini yang pengin aku ceritakan.

Aku punya banyak cewek. Diantaranya banyak cewek itu yang paling aku sukai adalah Retno. Tapi dalam kisah ini bukan Retno tokoh utamanya. sebab hilangnya perjakaku nggak ada sangkut pautnya sama Retno. Malah waktu itu aku aku lagi marahan sama doski. Waktu itu aku nganggap Retno nggak bener-bener sayang sama aku. Aku lagi jutek banget sama dia. Habisnya udah lima bulan pacaran, masak Retno hanya ngasih sun pipi doang.

Ceritanya pas aku ngapel ke tempat kostnya, aku ngajakin dia ML. Habis aku pengin banget sih. (keseringan mantengin VCD parto kali yee…). Tapi si Retno menolak mentah-mentah. Malahan aku diceramahin, busyet dah! Makanya malam minggu itu aku nggak ngapel (ceritanya ngambek). Aku cuman duduk-duduk sambil gitaran di teras kamar kostku. Semua teman kostku pada ngapel atau entah nglayap kemana. Rumah induk yang kebetulan bersebelahan dengan rumah kost agak sepi. Sebab sejak tadi sore ibu kost dan bapak pergi ke kondangan.

Putri tertua mereka, Murni sudah dijemput pacarnya sejam yang lalu. Sedang Maidy, adiknya Murni entah nglayap kemana. Yang ada tinggal Gita, si bungsu dan Linda, sepupunya yang kebetulan lagi berkunjung ke rumah oomnya. Terdengar irama lagu India dari dalam rumah induk, pasti mereka lagi asyik menonton Gala Bollywood. Nggak tahu, entah karena suaraku merdu atau mungkin karena suaraku fals plus berisik, Gita datang menghampiriku. “Lagi nggak ngapel nih, Mas Doni?” sapanya ramah (perlu diketahui kalau Gita memang orangnya ramah banget) “Ngapel sama siapa, Ta?” jawabku sambil terus memainkan Sialannya Cokelat.

“Ah… Mas Doni ini pura-pura lupa sama pacarnya.” Gadis itu duduk di sampingku (ketika dia duduk sebagian paha mulusnya terlihat sebab Gita cuman pakai kulot sebatas lutut). Aku cuman tersenyum kecut. “Udah putus aku sama dia.” jawabku kemudian. Nggak tahu deh, tapi aku menangkap ada yang aneh dari gelagat Gita. Gadis 14 tahun itu nampaknya senang mendengar aku putus. Tapi dia berusaha menutup-nutupinya. “Yah, kacian deh… habis putus sama pacar ya?” godanya. “Kayaknya bete banget lagunya.” Aku menghentikan petikan gitarku. Togel Online

“Yah, gimana ya… kayaknya aku lebih suka sama Gita deh ketimbang sama dia.” Nah lo! Kentara benar perubahan wajahnya. Gadis berkulit langsep agak gelap itu merah mukanya. aku segera berpikir, apa bener ya gosip yang beredar di tempat kost ini kalo si Gita ada mau sama aku. “Ta, kok diam aja? Malu yah…” Gita melirik ke arahku dengan manja. Tiba-tiba saja batinku ngrasani, gadis yang duduk di sampingku ini manis juga yah. Masih duduk di kelas dua smp tapi kok perawakannya udah kayak anak sma aja. Tinggi langsing semampai, bodinya bibit-bibit peragawati, payudaranya… waduh kok besar juga ya.

Tiba-tiba saja jantungku berdebar memandangi tubuh Gita yang cuman pakai kaos ketat tanpa lengan itu. Belahan dadanya sedikit tampak diantara kancing-kancing manisnya. Ih, ereksiku naik waktu melirik pahanya yang makin kelihatan. Kulit paha itu ditumbuhi bulu-bulu halus tapi cukup lebat seukuran cewek. “Mas, dari pada nganggur gimana kalo Mas Doni bantu aku ngerjain peer bahasa inggris?” “Yah Gita, malam minggu kok ngerjain peer? Mendingan pacaran sama Mas Doni, iya nggak?” pancingku.

“Ah, Mas Doni ini bisa aja godain Gita..” Gita mencubit pahaku sekilas. Siir.. Wuih, kok rasanya begini. Gimana nih, aku kok kayak-kayak nafsu sama ini bocah. Waduh, penisku kok bangun yah? “Mau nggak Mas, tolongin Gita?” “Ada upahnya nggak?” “Iiih, dimintai tolong kok minta upah sih…” Cubitan kecil Gita kembali memburu di pahaku. Siiiir… kok malah tambah merinding begini ya? “Kalau diupah sun sih Mas Doni mau loh.” pancingku sekali lagi. 

“Aah… Mas Doni nakal deh…” Sekali lagi Gita mencubit pahaku. Kali ini aku menahan tangan Gita biar tetap di pahaku. Busyet, gadis itu nggak nolak loh. Dia cuman diam sambil menahan malu. “Ya udah, Gita ambil bukunya trus ngerjain peernya di kamar Mas Doni aja. Nanti tak bantu ngerjain peer, tak kasih bonus pelajaran pacaran mau?” Gadis itu cuman senyum saja kemudian masuk rumah induk. Asyik… pasti deh dia mau. Benar saja, nggak sampai dua menit aku sudah bisa menggiringnya ke kamar kostku. Kami terpaksa duduk di ranjang yang cuman satu-satunya di kamar itu. Pintu sudah aku tutup, tapi nggak aku kunci.

Aku sengaja nggak segera membantunya ngerjain peer, aku ajak aja dia ngobrol. “Sudah bilang sama Linda kalo kamu kemari?” “Iya sudah, aku bilang ke tempat Mas Doni.” “Trus si Linda gimana? Nggak marah?” “Ya enggak, ngapain marah.” “Sendirian dong dia?” “Mas Doni kok nanyain Linda mulu sih? Sukanya sama Linda ya?” ujar Gita merajuk. “Yee… Gita marah. Cemburu ya?” Gita merengut, tapi sebentar sudah tidak lagi. Dibuka-bukanya buku yang dia bawa dari rumah induk. “Gita udah punya pacar belum?”tanyaku memancing. “Belum tuh.” “Pacaran juga belum pernah?” “Katanya Mas Doni mau ngajarin Gita pacaran.” balas Gita.

“Gita bener mau?” Gayung nih, pikirku. “Pacaran itu dasarnya harus ada suka.” lanjutku ketika kulihar Gita tertunduk malu. “Gita suka sama mas Doni?” Gita memandangku penuh arti. Matanya seakan ingin bersorak mengiyakan pertanyaanku. tapi aku butuh jawaban yang bisa didengar. Aku duduk merapat pada Gita. “Gita suka sama Mas Doni?” ulangku. “Iya.” gumamnya lirih. Bener!! Dia suka sama aku. Kalau gitu aku boleh… “Mas Doni mau ngesun Gita, Gita nurut aja yah…” bisikku ke telinga Gita Tanganku mengusap rambutnya dan wajah kami makin dekat. 

Gita menutup matanya lalu membasahi bibirnya (aku bener-bener bersorak sorai). Kemudian bibirku menyentuh bibirnya yang seksi itu, lembut banget. Kulumat bibir bawahnya perlahan tapi penuh dengan hasrat, nafasnya mulai berat. Lumatanku semakin cepat sambil sekali-sekali kugigit bibirnya. Mmm..muah… kuhisap bibir ranum itu. “Engh.. emmh..” Gita mulai melenguh. Nafasnya mulai tak beraturan. Matanya terpejam rapat seakan diantara hitam terbayang lidah-lidah kami yang saling bertarung, dan saling menggigit. Tanganku tanpa harus diperintah sudah menyusup masuk ke balik kaos ketatnya. Casino Online

Kuperas-peras payudara Gita penuh perasaan. ereksiku semakin menyala ketika gundukan hangat itu terasa kenyal di ujung jari-jariku. Bibirku merayap menyapu leher jenjang Gita. Aku cumbui leher wangi itu. Kupagut sambil kusedot perlahan sambil kutahan beberapa saat. Gigitan kecilku merajang-rajang birahi Gita. “Engh.. Masss… jangan… aku uuuh…” Ketika kulepaskan maka nampaklah bekasnya memerah menghias di leher Gita. “Ta… kaosnya dilepas ya sayang…” Gadis itu hanya menggangguk. Matanya masih terpejam rapat tapi bibirnya menyunggingkan senyum. Nafasnya memburu.

Sambil menahan birahi, kubuka keempat kancing kaos Gita satu dengan tangan kananku. Sedang tangan kiriku masih terus meremas payudara Gita bergantian dari balik kaos. Tak tega rasanya membiarkan Gita kehilangan kenikmatannya. Jemari Gita menggelitik di dada dan perutku, membuka paksa hem lusuh yang aku kenakan. Aku menggeliat-geliat menahan amukan asmara yang Gita ciptakan. Kaos pink Gita terjatuh di ranjang. Mataku melebar memandangi dua gundukan manis tertutup kain pink tipis.

Kupeluk tubuh Gita dan kembali kuciumi leher jenjang gadis manis itu, aroma wangi dan keringatnya berbaur membuatku semakin bergairah untuk membuat hiasan-hiasan merah di lehernya.Perlahan-lahan kutarik pengait BH-nya, hingga sekali tarik saja BH itupun telah gugur ke ranjang. Dua gundukan daging itupun menghangat di ulu hatiku. Kubaringkan perlahan-lahan tubuh semampai itu di ranjang. Wow… payudara Gita (yang kira-kira ukuran 34) membengkak. Ujungnya yang merah kecoklatan menggairahkan banget.

Beberapa kali aku menelan ludah memandangi payudara Gita. Ketika merasakan tak ada yang kuperbuat, Gita memicingkan mata. “Ta… adekmu udah gede banget Ta…” “Udah waktunya dipetik ya mass…” “Ehem, biar aku yang metik ya Ta…” Aku berada di atas Gita. Tanganku segera bekerja menciptakan kenikmatan demi kenikmatan di dada Gita. Putar… putar.. kuusap memutar pentel bengkak itu. “Auh…Mass.. Aku nggak tahan Mass… kayak kebelet pipis mas..” rintih Gita. Tak aku hiraukan rintihan itu. Aku segera menyomot payudara Gita dengan mulutku. “Mmmm… suuup… mmm…” kukenyot-kenyot lalu aku sedot putingnya.

“Mass… sakiit…” rintih Gita sambil memegangi vaginanya. Sekali lagi tak aku hiraukan rintihan itu. Bagiku menggilir payudara Gita sangat menyenangkan. Justru rintihan-rintihan itu menambah rasa nikmat yang tercipta. Tapi lama kelamaan aku tak tega juga membuat Gita menahan kencing. Jadi aku lorot saja celananya. Dan ternyata CD pink yang dikenakan Gita telah basah. “Gita kencing di celana ya Mass?” “Bukan sayang, ini bukan kencing. Cuman lendir vaginamu yang cantik ini.” Gita tertawa mengikik ketika telapak tanganku kugosok-gogokkan di permukaan vaginanya yang telah basah. Karena geli selakangnya membuka lebar.

Vaginanya ditumbuhi bulu lebat yang terawat. Lubang kawin itu mengkilap oleh lendir-lendir kenikmatan Gita. Merah merona, vagina yang masih perawan. Tak tahan aku melihat ayunya lubang kawin itu. Segera aku keluarkan penisku dari sangkarnya. Kemudian aku jejalkan ke pangkal selakangan yang membuka itu. “Tahan ya sayang…engh..” “Aduh… sakiiit mass…” “Egh… rileks aja….” “Mas… aah!!!” Gita menjambak rambutku dengan liar. Slup… batang penisku yang perkasa menembus goa perawan Gita yang masih sempit.

Untung saja vagina itu berair jadi nggak terlalu sulit memasukkannya. Perlahan-lahan, dua centi lima centi masih sempit sekali. “Aduuuh Masss… sakiiit…” rintih Gita. Aku hentakkan batang penisku sekuat tenaga. “Jruub…” Langsung amblas seketika sampai ujungnya menyentuh dinding rahim Gita. Batang penisku berdenyut-denyut sedikit sakit bagai digencet dua tembok tebal. Ujungnya tersentuh sesuatu cairan yang hangat. Aku tarik kembali penisku. Lalu masukkan lagi, keluar lagi begitu berkali-kali. Rasa sakitnya berangsur-angsur hilang. Aku tuntun penisku bergoyang-goyang. “Sakit sayang…” kataku.

“Enakkk…eungh…” Gita menyukainya. Ia pun ikut mengggoyang-goyangkan pantatnya. Makin lama makin keras sampai-sampai ranjang itu berdecit-decit. Sampai-sampai tubuh Gita berayun-ayun. Sampai-sampai kedua gunung kembar Gita melonjak-lonjak. Segera aku tangkap kedua gunung itu dengan tanganku. “Enggh.. ahhh..” desis Gita ketika tanganku mulai meremas-remasnya. “Mass aku mau pipis…” “Pipis aja Ta… nggak papa kok.” “Aaach…!!!” “Hegh…engh…” “Suuur… crot.. crot.. ” Lendir kawin Gita keluar, spermaku juga ikut-ikutan muncrat. Kami telah sama-sama mencapai orgasme. “Ah…” lega. Kutarik kembali penisku nan perkasa.

Darah perawan Gita menempel di ujungnya berbaur dengan maniku dan cairan kawinnya. Kupeluk dan kuciumi gadis yang baru memberiku kepuasan itu. Gitapun terlelap kecapaian. Kreek… Pintu kamarku dibuka. Aku segera menengok ke arah pintu dengan blingsatan. Linda terpaku di depan pintu memandangi tubuh Gita yang tergeletak bugil di ranjang kemudian ganti memandangi penisku yang sudah mulai melemas. Tapi aku juga ikut terpaku kala melihat Linda yang sudah bugil abis. Aku tidak tahu tahu kalau sejak Gita masuk tadi Linda mengintip di depan kamar. “Linda? Ng… anu..” antara takut dan nafsu aku pandangi Linda.

Gadis ini lebih tua dua tahun diatas Gita. Pantas saja kalau dia lebih matang dari Gita. Walau wajahnya tak bisa menandingi keayuan Gita, tapi tubuhnya tak kalah menarik dibanding Gita, apalagi dalam keadaan full naked kayak gitu. “Aku nggak akan bilang ke oom dan tante asal…” “Asal apaan?” Mata Linda sayu memandang ke arah Gita dan penisku bergantian. Lalu dia membelai-belai payudara dan vaginanya sendiri. Tangan kirinya bermain-main di belahan vaginanya yang telah basah. Linda sengaja memancing birahiku. Melihat adegan itu, gairahku bangkit kembali, penisku ereksi lagi. Tapi aku masih ingin Linda membarakan gairahku lebih jauh. Kasir4D

Linda duduk di atas meja belajarku. Posisi kakinya mekangkang sehingga vaginanya membuka merekah merah. Tangannya masih terus meremas-remas susunya sendiri. Mengangkatnya tinggi seakan menawarkan segumpal daging itu kepadaku. “Mas Doni.. sini.. ay…” Aku tak peduli dia mengikik bagai perek. Aku berdiri di depan gadis itu. “Ayo.. mas mainin aku lebih hot lagi..” pintanya penuh hasrat. Aku gantiin Linda meremas-remas payudaranya yang ukuran 36 itu. Puting diujungnya sudah bengkak dan keras, tanda Linda sudah nafsu banget. “Eahh.. mmhh…” rintihannya sexy sekali membuatku semakin memperkencang remasanku.

“Eahhh.. mas.. sakit.. enak….” Linda memainkan jarinya di penisku. Mempermainkan buah jakarku membuatku melenguh keasyikan. “Ers… tanganmu nakal banget…” Gadis itu cuman tertawa mengikik tapi terus mempermainkan senjataku itu. Karena gemas aku caplok susu-susu Linda bergantian. Kukenyot sambil aku tiup-tiup. “Auh…” Linda menekan batang penisku. “Ers… sakit sayang” keluhku diantara payudara Linda. “Habis dingin kan mas…” balasnya. Setelah puas aku pandangi wajah Linda.

“Linda, mau jurus baru Mas Doni?” Gadis itu mengangguk penuh semangat. “Kalau gitu Linda tiduran di lantai gih!” Linda menurut saja ketika aku baringkan di lantai. Ketika aku hendak berbalik, Linda mencekal lenganku. Gadis yang sudah gugur rasa malunya itu segera merengkuhku untuk melumat bibirnya. Serangan lidahnya menggila di ronga mulutku sehingga aku harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengimbanginya. Tanganku dituntunnya mengusap-usap lubang kelaminnya. Tentu saja aku langsung tanggap. Jari-jariku bermain diantara belantara hitam nan lebat diatas bukit berkawah itu. “Mmmm… enghh…” Kami saling melenguh merasakan sejuta nikmat yang tercipta. Aku ikut-ikutan merebah di lantai.

Aku arahkan Linda untuk mengambil posisi 69, tapi kali ini aku yang berada di bawah. Setelah siap, tanpa harus diperintah Linda segera membenamkan penisku ke dalam mulutnya (aku jadi berpikiran kalau bocah ini sudah berpengalaman). Linda bersemangat sekali melumat penisku yang sejak tadi berdenyut-denyut nikmat. Demikian juga aku, begitu nikmatnya menjilati lendir-lendir di setiap jengkal vagina Linda, sedang jariku bermain-main di kedua payudaranya. Srup srup, demikian bunyinya ketika kusedot lendir itu dari lubang vagina Linda. Ukuran vagina Linda sedikit lebih besar dibanding milik Gita, bulu-bulunya juga lebih lebat milik Linda.

Dan klitorisnya… mmm… mungil merah kenyal dan mengasyikkan. Jadi jangan ngiri kalo aku bener-bener melumatnya dengan lahap. “Ngngehhh…uuuhh..” lenguh Linda sambil terus melumat senjataku. Sedang lendir kawinnya keluar terus. “Ouwgh… isep sayang, iseppp…” kataku ketika aku merasa mau keluar. Linda menghisap kuat-kuat penisku dan crooott… cairan putih kental sudah penuh di lubang mulut Linda. Linda berhenti melumat penisku, kemudian dia terlentang dilantai (tidak lagi menunggangiku). Aku heran dan memandangnya.

“Aha…” ternyata dia menikmati rasa spermaku yang juga belepotan di wajahnya, dasar bocah gemblung. Beberapa saat kemudian dia kembali menyerang penisku. Mendapat serangan seperti itu, aku malah ganti menyerangnya. Aku tumbruk dia, kulumat bibirnya dengan buas. Tapi tak lama Linda berbisik, “Mas.. aku udah nggak tahan…” Sambil berbisik Linda memegangi penisku dengan maksud menusukannya ke dalam vaginanya. Aku minta Linda menungging, dan aku siap menusukkan penisku yang perkasa. penisku itu makin tegang ketika menyentuh bibir vagina. Kutusuk masuk senjataku melewati liang sempit itu.

“Sakit Mas…” Sulitnya masuk liang kawin Linda, untung saja dindingnya sudah basah sejak tadi jadi aku tak terlalu ngoyo. “Nggeh… dikit lagi Ers…” “Eeehhh… waaa!!” “Jlub…” 15 centi batang penisku amblas sudah dikenyot liang kawin Linda. Aku diamkan sebentar lalu aku kocok-kocok seirama desah nafas. “Eeehh… terus mass… uhh…” Gadis itu menggeliat-geliat nikmat. Darah merembes di selakangnya. Entah sadar atau tidak tangan Linda meremas-remas payudaranya sendiri.

Lima belas menit penisku bermain petak umpet di vagina Linda. Rupaya gadis itu enggan melepaskan penisku. Berulang-ulang kali spermaku muncrat di liang rahimnya. Merulang-ulang kali Linda menjerit menandakan bahwa ia berada dipucuk-pucuk kepuasan tertinggi. Hingga akhirnya Linda kelelahan dan memilih tidur terlentang di samping Gita. Capek sekali rasanya menggarap dua daun muda ini. Aku tak tahu apa mereka menyesal dengan kejadian malam ini.

Yang pasti aku tak menyesal perjakaku hilang di vagina-vagina mereka. Habisnya puas banget. Setidaknya aku bisa mengobati kekecewaanku kepada Retno. Malam makin sepi. Sebelum yang lain pada pulang, aku segera memindahkan tubuh Gita ke kamarnya lengkap dengan pakaiannya. Begitu juga dengan Linda. Dan malam ini aku sibuk bergaya berpura-pura tak tahu-menahu dengan kejadian barusan. Lagipula tak ada bukti, bekas cipokan di leher Gita sudah memudar

Sunday, May 30, 2021

Ngentot Dengan Istri Bos Disaat Kantor Sedang Sepi


KASIR4D - Aku belajar di sekolah seperti biasa sampai pulang ke sekolah. Setelah pulang, aku mengobrol-obrol dengan teman-temanku di kantin sekolah, seperti biasa banyak teman-teman cowokku yang ingin duduk dekat aku, aku sih gak masalah yang penting bisa nyambung kalau bicara denganku.

Ketika aku sedang mengobrol dengan teman-temanku, aku melihat tukang sapu sekolahku mencuri-curi pandang kepada aku dan disaat mata kami saling bertemu, aku memberikan senyuman dan dia juga membalas dengan senyuman. Sifat gila dan nakalku mulai kambuh lagi karena aku ingin memberikan tubuhku kepada tukang sapu sekolah yang sudah berusia 60 tahun itu.

Lalu aku mengobrol dengan teman-temanku sampai sekitar jam 6 sore sehingga satu per satu temanku sudah dijemput oleh supir mereka ataupun ayah mereka. Hingga tinggal aku yang ada di kantin sekolah, sedangkan orang yang berjualan di kantin juga sudah pulang semuanya. Seram juga sendirian di kantin, jadi aku pergi untuk menjalankan rencanaku yaitu menggoda tukang sapu sekolah yang bernama Mang Ade. Setelah aku cari-cari tidak ketemu dan juga keadaan bertambah seram, aku berniat untuk pulang ke rumah, tapi sebelumnya karena suasana yang lumayan dingin, aku jadi ingin ke kamar mandi.

Setelah aku menyelesaikan “panggilan alam”, aku mencuci tanganku di wastafel, lalu aku mengaca di depan kaca besar yang ada di sebelah wastafel untuk merapihkan pakaian dan rambutku. Sebelum keluar dari kamar mandi, aku meminum pil pencegah kehamilan yang bisa sampai satu minggu. Ketika aku keluar dari kamar mandi, aku bertemu Mang Ade sedang mengepel lantai di depan pintu kamar mandi.

“neng Ricis, kok belum pulang hari gini?”. Togel Online

“dari tadi mau pulang cuma aku kebelet pipis, jadinya aku ke toilet dulu”.

“gimana, lancar gak?”.

“lancar apanya?”.

“pipisnya neng lancar gak?”.

“oh, pipis aku lancar kok,, “.

“oh ya, baju neng keliatannya sempit banget ya”.

“abisnya gak ada baju lagi sih, emang kenapa bang, seragam aku bikin nafsu ya”.

“iya, baju neng tuh sexy banget,,”.

“tapi abang suka kan?”, melihat aku tidak menolak mengobrol hal-hal yang jorok, Mang Ade semakin mengarahkan obrolan kami ke arah yang berbau sex dan sepertinya Mang Ade sudah sangat bernafsu melihat tubuh putihku yang dibalut seragam super ketat dan super mini.

Aku baru ingat kalau aku biasa pusing lalu pingsan setelah meminum obat pencegah kehamilan. Benar saja, tiba-tiba kepalaku pusing tujuh keliling dan aku langsung tak sadar kemudian tubuhku langsung ambruk ke Mang Ade, setelah itu aku tidak tau lagi.

Aku mulai sadar ketika kurasakan benda asing memasuki vaginaku, spontan kubuka mataku dan aku melihat Mang Ade sedang memasukkan 2 jarinya ke dalam vaginaku sementara tangan satunya menutupi mulutku. Mang Ade terus mengobok-obok vaginaku dengan 2 jarinya, 10 menit kemudian aku sudah tak tahan lagi menahan kenikmatan seperti, lalu tubuhku mengejang dan akhirnya cairan vaginaku mengalir deras.

Kemudian Mang Ade melepaskan tangannya dari mulutku juga vaginaku, lalu berkata.

“maaf neng, abang udah gak tahan”, aku mengatur nafasku dulu baru aku menjawab.

“ah, gak apa-apa kok bang, aku tau kalau gak ada laki-laki yang tahan kalau ngeliat aku pake seragam ini”.

“bener nih non, gak apa-apa?” tanyanya lagi.

“iya, bener, tapi jangan disini donk, gak enak, serem lagi” balasku karena aku dikerjai di bangku kantin.

“yaudah, yuk ke gudang aja”. “oh ya, ngomong-ngomong celana dalamku kemana?”.

“nih, tadinya mau Mang Ade buang tapi takut non marah”.

“untung gak dibuang, kalau dibuang kan tar pulang vaginaku bisa disemutin”.

“emangnya vagina neng manis ya”.

“tar deh cobain, pasti abang sampe ketagihan”.

“wah, jadi pengen cepet-cepet”. Tanpa terasa sudah di depan gudang, lalu kami berdua masuk ke gudang.

Setelah menyalakan lampu, Mang Ade langsung meraba-raba tubuhku, meremas-remas dadaku serta menciumi leher jenjangku yang putih dari belakang. Dia meneruskan aktivitasnya sambil membuka kancing bajuku, setelah kancing bajuku terbuka semua, Mang Ade kini menurunkan rokku sehingga kini bagian bawahku sama sekali tidak ada penghalang yang membuatku bisa merasakan batang penis Mang Ade sudah tegak mengacung ke pantatku.

Lalu aku menyuruh Mang Ade untuk melepaskan dekapannya dulu, setelah pelukannya dilepas, aku membalikkan tubuhku dan membuka baju serta bhku sehingga tubuh putih mulusku terpampang jelas di depan tukang sapu sekolah yang pantasnya menjadi kakekku. Baru saja bhku kulepas, Mang Ade langsung melahap kedua daging kenyalku. Aku hanya berkata dalam hati.

“dasar lelaki, gak tua, gak muda, kalau udah ngeliat cewek cakep telanjang langsung nyosor”, tapi konsentrasiku terpecah karena Mang Ade menggigit dan menarik-narik kedua putingku bergantian dengan mulutnya yang sedikit ompong itu.

Aku hanya mendesah menikmati jilatan demi jilatan di setiap senti kedua daging kenyalku. Setelah kedua buah dadaku sudah dipenuhi air liurnya, Mang Ade menggelar tikar lalu menyuruhku tiduran di atas tikar itu dan melebarkan kakiku karena dia ingin menjilati vaginaku. Kulakukan semua perintah Mang Ade. Kini vaginaku yang merah merekah dan sudah basah akibat cairanku sendiri terpampang jelas seolah menantang Mang Ade untuk segera melahapnya. Rupanya Mang Ade ingin melahap vaginaku dan ingin penisnya di oral olehku secara bersamaan, makanya kami mengambil posisi 69 dengan aku diatasnya.

Lalu aku mulai menikmati rokok daging Mang Ade yang sudah berdiri tegak sementara vaginaku sudah dijilati Mang Ade di bawah sana. Kukeluarkan tekhnik oralku, kusentil-sentil lubang kencingnya dengan lidahku, kujilat-jilati buah zakarnya, dan kutelusuri setiap milimeter dari batang penis Mang Ade.

Tapi, gara-gara kulumanku, Mang Ade malah jadi tambah semangat menjilati vaginaku yang membuatku merasa sangat nikmat sehingga aku harus menghentikan kulumanku karena aku merasa sebentar lagi akan mencapai orgasme. Mang Ade semakin membuatku semakin keenakan karena selain dia menjilati vagina dan klitorisku, dia juga memasuk-masukkan 2 jarinya ke dalam vagina dan anusku secara bergantian lalu akhirnya beberapa detik kemudian, cairanku mengalir deras dari vaginaku yang langsung diseruput Mang Ade sampai berbunyi.

“ssllurrppp,,,,”.

“vagina neng emang bener-bener manis banget, abang jadi ketagihan” kata Mang Ade setelah meminum habis cairan vaginaku. “bener kan kataku, semua laki-laki yang pernah ngerasain vaginaku pasti pada ketagihan deh”, balasku pada Mang Ade yang kini mulai menjilati vaginaku lagi, sementara aku melanjutkan kulumanku.

Sudah 15 menit aku mengulum penis keriput Mang Ade tapi sama sekali tak ada tanda-tanda akan orgasme, ini membuatku bingung karena tidak ada laki-laki yang bisa tahan sampai selama ini kalau aku sudah mengeluarkan tekhnik oralku.

“Tapi masa bodoh ah, yang penting ada penis yang bisa aku jilati” pikirku dalam hati, lalu 5 menit kemudian aku mengalami orgasme lagi dan cairan vaginaku langsung diseruput habis oleh Mang Ade seperti sebelumnya. Lalu aku berkata “udah dong bang, masa vaginaku cuma dijilati doang, tusuk dong pake penis abang”.

“ok neng, penis abang juga udah gak sabar pengen ngaduk-ngaduk vagina neng” balas Mang Ade. 

Kemudian aku memutar badanku sehingga wajah kami saling bertemu lalu kami berciuman sangat mesra dan bergairah, lidah kami saling membelit, setelah aku melepaskan cumbuanku, Mang Ade berkata “bibir non rasanya kayak lemon manis”, kebetulan tadi pagi aku memakai lipgloss rasa lemon, jadi mungkin terasa oleh Mang Ade.

Lalu aku memegang penis Mang Ade yang berukuran 14 cm dan berdiameter 7 cm, kemudian aku menuntun penis Mang Ade ke dalam vaginaku dan lalu ketika penis Mang Ade sudah berada di dalam vaginaku, aku menurunkan pinggulku sementara Mang Ade menaikkan pinggulnya sehingga aku merasakan seolah penis Mang Ade menancap sangat dalam sampai mentok.

Kemudian Mang Ade mulai memompa penisnya keluar masuk di dalam vaginaku sementara aku menaikkan badanku ketika Mang Ade menarik penisnya dari vaginaku dan aku menurunkan badanku ketika Mang Ade memasukkan penisnya ke dalam vaginaku sehingga penisnya tertanam sangat dalam di vaginaku. Sambil terus menggenjotku, Mang Ade berkata.

“neeng,,, keset baanggeet”, aku hanya membalas dengan desahan-desahan karena sangat nikmat.

Tak terasa sudah 30 menit Mang Ade menggenjot vaginaku, tapi tidak ada tanda-tanda akan orgasme, malah Mang Ade mengganti-ganti caranya menghujamkan penisnya ke dalam vaginaku, kadang dia menghujamkan penisnya kuat-kuat ke dalam vaginaku, kadang dia menghujamkan penisnya secara cepat lalu mengeluarkannya secara perlahan, dan kadang aku hanya diam sedangkan dia terus memompa vaginaku tanpa ampun. Kemudian dia minta berganti posisi, kali ini aku yang dibawah sementara Mang Ade menindih tubuhku dan mulai memompa penisnya di dalam vaginaku lagi.

Memang luar biasa kakek yang satu ini, tak kusangka dalam umurnya yang sudah 60-an ini masih bisa membuat ABG sepertiku berkali-kali mengalami orgasme sedangkan dia sama sekali belum menunjukkan akan orgasme. Vaginaku sudah banjir akibat cairan vaginaku sendiri sehingga menimbulkan bunyi.

“Cleek,,,Clekk,,,Clekk” saat Mang Ade memompa vaginaku.

Aku sudah tak kuat lagi karena tenagaku sudah habis terkuras akibat berkali-kali mengalami orgasme sehingga aku hanya bisa mendesah lemah merasakan penis Mang Ade yang kuat dan perkasa keluar masuk vaginaku, sementara Mang Ade terus menggenjot penisnya, lidahnya masuk ke dalam mulutku yang langsung kusambut dengan cara menghisap lidahnya dan membelitnya dengan lidahku, kemudian dia melepaskan ciumannya dan berkonsentrasi lagi pada genjotannya terhadap vaginaku. Akhirnya, 25 menit kemudian, Mang Ade mempercepat sodokannya lalu dia berkata.

“neeeng, ke,,,ke,,luarin,,,,di,,,di,,,mana?”

“di,,,da,,,,lem,,,ajjjaaa” balasku. Tak lama kemudian, Mang Ade menyemprotkan spermanya ke dalam vaginaku dalam jumlah yang sangat banyak. Casino Online

Setelah yakin spermanya sudah tidak keluar lagi, Mang Ade mengeluarkan penisnya yang berlumuran sperma dan cairan vaginaku dari dalam vaginaku, lalu dia mengorek-ngorek vaginaku dengan 3 jarinya dan kemudian dia menyodorkan penisnya ke mulutku yang langsung kusambut untuk merasakan spermanya dan cairan vaginaku sendiri.

Setelah penisnya bersih, kini Mang Ade menyodorkan 3 jarinya yang berlumuran sperma dan cairanku, langsung kumasukkan 3 jari keriput Mang Ade ke dalam mulutku dan kemudian kujilati semuanya sampai bersih. Lalu dia duduk di kursi untuk beristirahat sementara aku juga berbaring lemah di tikar, untuk 10 menit ke depan ruangan itu hanya dipenuhi suara nafas kami yang tersengal-sengal dan juga suara jangkrik dari luar.

“neng, gak nyuci vagina dulu”.

“gak, ah males, emang kenapa?”.

“nggak, emangnya neng gak takut hamil?”.

Karena sudah kebiasaan di gangbang, tubuhku merasa segar setelah beberapa menit beristirahat, lalu aku bangkit menghampirinya dan duduk di atas pahanya, kemudian penisnya kumasukkan ke dalam vaginaku yang masih basah tak karuan, lalu kutekan kepalanya ke dadaku dan kusuruh untuk menjilati seluruh bagian dadaku.

“aku sayang banget ma Mang Ade, jadi aku gak takut kalau punya anak dari Mang Ade”.

“iyaa,,, tapi kan kalau neng hamil bisa berabe!”.

“hahaha,,, tenang aja lagi bang, aku udah minum obat pencegah hamil jadi gak mungkin hamil”.

“fiuh, abang takut kalau punya anak lagi”.

“emangnya abang punya anak berapa?”.

“gara-gara penis ini, abang punya 5 anak laki-laki yang sekarang sudah berkeluarga”.

“terus istri abang kemana?”.

“udah meninggal duluan”.

“oh, maaf bang aku gak tau”.

“gak apa-apa, tapi ngomong-ngomong abang gak nyangka,, kalau neng Ricis kuat juga”.

“aku lebih gak nyangka kalau Mang Ade masih bisa bikin ABG kayak aku puas setengah mati”.

“siapa dulu,,, Mang Ade!!”

Lalu kurasakan penisnya sudah tegang lagi di dalam vaginaku.

“wah, abang udah tegang lagi, cepet banget!!”.

“lagian sih neng, naro penis abang di tempat yang anget ama sempit kayak gini, dan belom lagi abang disuguhin dada yang montok kayak gini, gimana penis abang gak cepet bangun”.

“yawdah bang, ronde kedua yuk, tapi kali ini lubang yang ditusuk pantatku ya, pasti abang pengen nyoba kan?”.

“ide bagus tuh, pasti lubang pantat neng seret ‘n sempit banget”.

Lalu kami mulai ronde kedua dengan lubang anusku menjadi sasaran keperkasaan penis Mang Ade.

Seperti sebelumnya, dalam waktu kurang lebih sejam Mang Ade menggenjot anusku dan akhirnya dia menyemprotkan spermanya ke dalam anusku, setelah itu aku melakukan cleaning service terhadap penisnya.

Lalu kami berdua istirahat, dan Mang Ade mengelap badan keriputnya dengan handuk yang biasa dibawanya, sementara aku masih terkulai lemas di tikar.

Setelah 15 menit beristirahat, Mang Ade memakai pakaiannya lagi sambil mengobrol denganku.

“neng, emangnya gak takut ama HIV atau yang lain?”.

“HIV,, gak takut layau, obat yang aku minum selain mencegah hamil juga bisa nangkal semua penyakit ‘n juga bikin vagina ama lubang pantatku sempit terus”.

“wow, itu obat dahsyat banget, dapet darimana neng?”.

“dapet dari temen aku yang ada di luar negeri”.

“oo gitu, ngomong-ngomong udah jam 10 nih, neng mau pulang gak?”.

“gak nyangka udah jam 10, penis abang sih bikin aku lupa daratan,,,hehe”.

“ya udah, abang anterin ya”.

Lalu aku memakai pakaianku, setelah selesai memakai pakaianku, aku menggandeng tangan keriput Mang Ade keluar gudang lalu menuju tempat parkir motor. Kemudian aku diboncengi pulang dengan motor antik Mang Ade, selama di perjalanan aku memeluk badan Mang Ade dengan erat seperti memeluk pacarku sendiri.

Setelah sampai di depan pintu gerbang rumahku, aku turun dari motor Mang Ade.

“neng, boleh gak kapan-kapan kita ngentot lagi?”.

“gak usah kapan-kapan, setiap jam 7 malam abis pulang kerja, tubuhku milik abang”.

“beneran nih neng?”

“bener bang, kan tadi aku udah bilang, aku sayang banget ama abang Ade, jadinya aku seneng kalau tiap pulang kerja bisa ketemu abang ama penis abang yang mantap itu, tapi ada saratnya nih bang”.

“saratnya apaan neng?”.

“yang pertama kalau pas siang harinya, sikap abang harus biasa aja ke aku soalnya aku takut ketauan ama orang kantor”.

“ok,, abang sanggup, terus apaan lagi neng saratnya?”

“sarat yang kedua, abang jangan manggil aku neng lagi, mau gak?”.

“terus abang manggil neng Ricis sayang boleh?”.

“itu terserah abang, terus sarat terakhirnya abang jangan jajan sembarangan soalnya aku gak mau abang kena penyakit lagipula kan udah aku yang bisa bikin abang puas”.

“gak nyangka saratnya gampang banget, kirain saratnya susah, yaudah neng, eh sayang, abang pulang dulu ya, udah capek nih”.

“yaudah, ati-ati ya sayangku, besok malem lagi ya”.

Lalu aku mencium bibir tuanya, dan kemudian dia memacu motornya menjauh dari pintu gerbang rumahku, sedangkan aku masuk ke dalam rumahku. Aku memberikan alasan ada metting mendadak di kantor ke Mbok Parti, tapi Mbok Parti mengeluarkan kata-kata yang tidak dapat kupercaya.

“jangan pake alasan itu, Mbok udah tau kalau non Ricis udah gak perawan ‘n sering tidur sama laki-laki kok”.

Mataku terbelalak mendengar itu karena kupikir Mbok Parti tidak tau kehidupanku.

“mbok tau darimana?”. Kasir4D

“wong, Mbok yang ngejaga non dari bayi sampe segede gini masa Mbok gak tau sih”.

“ta,,,ta,,,tapi, Mbok gak bakal bilang ke papi mami kan?”

“tenang aja non, Mbok udah anggep non sebagai anak Mbok sendiri jadi Mbok gak bakal bikin non susah”.

“fiuh,, makasih banget Mbok, aku emang lebih sayang Mbok ketimbang papi mamiku yang selalu ninggalin aku”.

“yaudah non, gak usah nangis gitu, mereka kerja di luar negeri buat non juga”.

“ya, aku juga tau Mbok, mungkin sudah jalan hidupku begini”.

“yaudah non gak usah dipikirin, ngomong-ngomong non Ricis kan sering tidur ama banyak lelaki, emangnya gak takut kena AIDS ?”.

“nggak Mbok, soalnya ada obat ini, selain mencegah hamil selama 7 hari, obat ini juga bisa menangkal segala penyakit kelamin. Obat ini aku dapat dari temanku yang ada di luar negeri”.

“oohh, gitu, yaudah non makan dulu sana, abis itu non mandi terus tidur”. “ok, tapi aku punya satu pertanyaan lagi nih Mbok, boleh gak aku telanjang aja di rumah tiap hari?”.

“terserah non aja,,,”.

Lalu kubuka pakaian seragam kerjaku beserta bh dan celanaku sehingga tubuhku yang habis digarap oleh Mang Ade terpampang jelas di hadapan Mbok Parti tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhku.

Mbok Parti berkomentar ketika melihat berkas-berkas merah di payudara dan leherku karena cupangan-cupangan Mang Ade. Dan Mbok Parti berkata “non Ricis, kayak abis diperkosa aja” ketika melihat noda sperma yang telah mengering di daerah selangkanganku dan juga dari lubang anusku. 

Aku hanya tersenyum, lalu aku makan, setelah makan aku pergi ke kamarku lalu mandi dan kemudian setelah itu aku tidur dalam keadaan senang karena kini setiap malam sehabis pulang sekolah, ada penis Mang Ade yang bisa mengobok-obok vagina dan anusku dalam waktu yang sangat lama sehingga membuatku mendapat kepuasaan tiada tara.

Friday, May 28, 2021

Ngentot Dengan Tante Muda Sangat Nikmat


KASIR4D - Sebut saja namaku Dendi 32 tahun, 170/65 berparas seperti kebanyakan orang pribumi dan kata orang aku orangnya manis, atletis, hidung mancung, bertubuh sexy karena memang aku suka olah raga. Aku bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan besar di kota Surabaya dan statusku married.

Perlu pembaca ketahui bahwa sebelum aku bekerja di Surabaya ini, aku adalah tergolong salah satu orang yang minder dan kuper karena memang lingkungan keluarga mendidik aku sangat disiplin dalam segala hal.

Dan aku bersyukur sekali karena setelah keluar dari rumah (baca:bekerja), banyak sekali kenyataan hidup yang penuh dengan “warna-warni” serta “pernah-pernik”nya.

Kisah ini berawal terjadi sebagai dampak seringnya aku main chatting di kantor di saat kerjaan lagi kosong. Mulai muda aku adalah termasuk seorang penggemar sex education, karena buat aku sex adalah sesuatu yang indah jika kita bisa menerjemahkannya dalam bentuk visualnya.

Dan memang mulai SD, SMP sampai SMA hidup aku selalu dikelilingi cewek-cewek yang cakep karena memang aku bisa menjadi “panutan” buat mereka, itu terbukti dengan selalu terpilihnya aku menjadi ketua osis selama aku menempuh pendidikan. Togel Online

Kembali pada ceritaku, dunia chatting adalah ‘accses’ untuk mengenal banyak wanita dengan segala status yang mereka miliki; mulai ABG, mahasiswi, ibu muda sampai wanita sebaya, di luar jam kantor. Dan mulai dari sinilah aku mulai mengenal apa itu “kehidupan sex having fun”.

Suatu hari aku chatting dengan menggunakan nickname yang menantang kaum hawa untuk pv aku, hingga masuklah seorang ibu muda yang berumur 35 tahun sebut saja namanya Octavia.

Octavia yang bekerja di salah satu perusahaan swasta sebagai sekretaris dengan paras yang cantik dengan bentuk tubuh yang ideal (itu semua aku ketahui setelah Octavia sering kirim foto melalui email aku). Kegiatan kantor aku tidak akan lengkap tanpa online sama dia setiap jam kantor dan dari sini Octavia sering curhat tentang kehidupan rumah tangganya.

Karena kita berdua sudah sering online, Dia tidak segan-segan menceritakan kehidupan sex nya yang cenderung tidak bisa menikmati dan meraih kepuasan. Kami berdua share setiap kesempatan online atau mungkin aku sempatkan untuk call dia.

Hingga suatu hari, kami putuskan untuk jumpa darat sepulang jam kantor, aku lupa tanggal berapa tapi yang pasti hari pertemuan kami tentukan bersama hari Jum’at. Setelah menentukan dimana aku mau jemput, sepulang kantor aku langsung kendarai mobil butut starletku untuk meluncur di tempat yang janjikan.

Dengan perasaan deg-deg an, sepanjang perjalanan aku berfikir secantik apakah Octavia yang usianya lebih tua dari aku 3 tahun. Dan pikiranku terasa semakin amburadul ketika aku bener-bener ketemu dengan Octavia.

Wow! Aku berdecak kagum dengan kecantikan Octavia, tubuhnya yang sexy dengan penampilannya yang anggun membuat setiap kaum adam berdesir melihatnya.

Tidak terlihat dia seorang ibu muda dengan 3 orang anak, Octavia adalah sosok cewek favorite aku. Mulai dari wajahnya, dadanya, pinggulnya dan alamak.. pantatnya yang sexy membuat aku menelan ludahku dalam-dalam saat membayangkan bagaimana jika aku bisa bercinta dengan Octavia.

Tanpa pikir panjang dan menutupi kegugupan aku. Aku memancing untuk menawarkan pergi ke salah satu motel di sudut kota (yang aku tahu dari temanku).

Sepanjang perjalanan menuju hotel, jantungku berdetak kencang setiap melirik paras Octavia yang cantik sekali dan aku membayangkan jika aku dapat menikmati bibirnya yang tipis.. Dan sepanjang itu juga “adik kecilku” mulai bangkit dari tidurnya. Tidak lama sampailah kami di salah satu Motel, aku langsung memasukan mobilku kedalam salah satu kamar 102.

Didalam kamar aku sangat grogi sekali bertatapan dengan wajah Octavia.. “Met kenal Dendi,” Octavia membuka obrolan. “hey Octavia..,” aku jawab dengan gugup.

Aku benar-benar tidak percaya dengan yang aku hadapi, seorang ibu rumah tangga yang cantik sekali, sampai sempat aku berfikir hanya suami yang bego jika tidak bisa menyayangi wanita secantik Octavia.

Kami berbicara hanya sekedar intermezo saja karena memang kami berdua tampak gugup saat pertemuan pertama tersebut. Sedangkan jantungku berdetak keras dibareng “adik kecilku” yang sudah meronta ingin unjuk gigi.

“Dendi meskipun kita di sini, tidak apa-apakan jika kita tidak bercinta,” kata Octavia.

Aku tidak menjawab sepatah katapun, dengan lembut aku gapai lengannya untuk duduk di tepi ranjang. Dengan lembut pula aku rangkul dia untuk rebahan diranjang dan tanpa terasa jantungku berdetak keras, bagaikan dikomando aku menciumi leher Octavia yang terlihat sanagt bersih dan putih.

“Octavia kamu sangat cantik sayang..,” aku berbisik. “Dendi.. jangan please..,” desahan Octavia membuat aku terangsang. Lidahku semakin nakal menjelajahi leher Octavia yang jenjang. “Akhh Dendi..”

Tanpa terasa tanganku mulai nakal untuk menggerayangi payudara Octavia yang aku rasakan mulai mengencang mengikuti jilatan lidahku dibalik telinganya. “Ooohh.. Dendi..”

Octavia mulai mengikuti rangsangan yang aku lakukan di dadanya. Aku semakin berani untuk melakukan yang lebih jauh.. “Octavia, aku buka jas kamu ya, biar tidak kusut..,” pintaku.

Octavia hanya mengikuti pergerakan tanganku untuk memreteli jasnya, sampai akhirnya dia hanya mengenakan tanktop warna hitam.

Dadaku semakin naik turun, ketika pundaknya yang putih nampak dengan jelas dimukaku. Setelah jas Octavia terbuka, aku berusaha naik di tubuh dia, aku ciumi bibir Octavia yang tipis, lidahku menjelajahi bibirnya dan memburu lidah Octavia yang mulai terangsang dengan aktivitas aku. Tanganku yang nakal mulai menarik tanktop warna hitam dan.

Wow.. tersembul puting yang kencang.. Tanpa pikir panjang aku melepas lumatan di bibir Octavia untuk kemudian mulai melpeas BH dan menjilati puting Octavia yang berwana kecoklatan. Satu dua kali hisapan membuat puting Octavia berdiri dengan kencang.. sedangkan tangan kananku memilin puting Octavia yang lain nya.

“Ooohh Dendi.. kamu nakal sekali sayang..,” rintih Octavia. Dan saat aku mulai menegang.. “Tok.. tok.. tok.. room service.” Ahh.. sialan pikirku, menganggu saja roomboys ini. Aku meraih uang 50.000-an dikantong kemejaku dengan harapan supaya dia cepat pergi.

Setelah roomboy’s pergi, aku tidak memberikan kesempatan untuk Octavia bangkit dari pinggir. Parfum Octavia yang harum menambah gairah aku untuk semakin berani menjelajahi seluruh tubuhnya.

Dengan bekal pengetahuan sex yang aku ketahui (baik dari majalah, film BF maupun obrolan-obrolan teman kantor), aku semakin berani berbuat lebih jauh dengan Octavia.

Aku beranikan diri untuk mulai membuka CD yang digunakan Octavia, dan darahku mendesir saat melihat tidak ada sehelai rambutpun di bagian vagina Octavia.

Tanpa berfikir lama, aku langsung menjilati, menghisap dan sesekali memasukkan lidahku ke dalam lubang vagina Octavia. “Oohh.. Dan.. nikmat.. sayang,” Octavia merintih kenikmatan setiap lidahku menghujam lubang vaginanya dan sesekali menekan kepalaku untuk tidak melepaskan kenikmatan itu. Casino Online

Dan disaat dia sedang menikmati jilatan lidahku, telunjuk jari kiriku aku masukkan dalam lubang vagina dan aku semakin tahu jika dia lebih bisa menikmati jika diperlakukan seperti itu. Terbukti Octavia menggeliat dan mendesah disetiap gerakan jariku keluar masuk.

“Aakkhh Dendi.. kamu memang pintar sayang..,” desah Octavia. Disaat kocokkan jariku semakin cepat, Octavia sudah mulai memperlihatkan ciri-ciri orang yang mau orgasme dan sesat kemudian.. “Dendi.. sayang.. aku nggak tahan.. oohh.. Dendi.. aku mau..” visa menggelinjang hebat sambil menggapit kedua pahanya sehingga kepalaku terasa sesak dibuatnya. “Daann.. ookkhh.. aakuu keluaarr.. crut-crut-crut.”

Octavia merintih panjang saat clitorisnya memuntahkan cairan kental dan bersamaan dengan itu, aku membuka mulut aku lebar-lebar, sehingga carian itu tidak ada yang menetes sedikitpun dalam mulutku.

Aku biarkan Octavia terlentang menikmati orgasmenya yang pertama, sambil membuka semua pakaian yang aku kenakan, aku memperhatikan Octavia begitu puas dengan foreplay aku tadi, itu terlihat dari raut wajahnya yang begitu berbinar-binar.

Tanpa memberi waktu panjang, aku segera menghampiri tubuhnya yang masih lemas dan menarik pinggulnya dipinggir ranjang, dan tanpa pikir panjang penisku yang berukuran 19 cm dengan bentuk melengkung, langsung menghujam celah kenikmatan Octavia dan sontak meringis.

“Aaakhh.. Dendi..,” desah Octavia saat penisku melesak kedalam lubang vaginanya. “Dendi.. penis kamu besar sekali.. aakkh..”

Aku merasakan setiap gapitan bibir vaginanya yang begitu seret, sampai aku berfikir suami macam apa yang tidak bisa merasakan kenikmatan lubang senggama Octavia ini?

Aku berpacu dengan nafsu, keringatku bercucuran seperti mandi dan menetes diwajah Octavia yang mulai aku rasakan sangat menikmati permainan ini.

“Dendi.. sudah.. sayang.. akhh..” sembari berteriak panjang aku rasakan denyutan bibir vagina mengapit batang penisku. Dan aku rasakan cairan hangat mulai meleleh dari vagina Octavia.

Aku tidak mempedulikan desahan Octavia yang semakin menjadi, aku hanya berusaha memberikan kepuasan bercinta, yang kata Octavia belum pernah merasakan selama berumah tangga. Setiap gerakan maju mundur penisku, selalu membuat tubuh Octavia menggelinjang hebat karena memang bentuk penisku agak bengkok ke kiri.

Tiba-tiba Octavia mendekap tubuhku erat dan aku tahu itu tanda dia mencapai orgasme yang kedua kalinya. Penisku bergerak keluar masuk dengan cepat dan..

“Dendi.. aku.. mau.. keluarr lagi.. aakk.. Kamu hebat sayang, aku.. nggak tahan..,” seiring jertian itu, aku merasakan cairan hangat meleleh disepanjang batang penisku dan aku biarkan sejenak penisku dalam vaginanya.

Sesaat kemudian aku melepas penisku dan mengarahkan ke mulut Octavia yang masih terlentang. Aku biarkan dia oral penisku.

“Ahh..,” sesekali aku merintih saat giginya mengenai kepala penisku. Disaat dia asik menikmati batang penisku, jariku yang nakal, mulai menelusuri dinding vagina Octavia yang mulai basah lagi. “Creek.. crekk.. crek..,” bunyi jariku keluar masuk dilubang vagina Octavia. “Ohh.. Dendi.. enak sekali sayang..”

1.. 2.. 3.. 4.. 5.. jariku masuk bersamaan ke lubang vagina Octavia. Aku kocok keluar masuk.., sampai akhirnya aku nggak tahan lagi untuk mulai memasukkan penisku, untuk menggantikan 5 jariku yang sudah “memperkosa” lubang kewanitaannya.

Dendi.. “Ohh.. sayang aku keluar lagi..” Orgasme yang ketiga diraih oleh Octavia dalam permainan itu dan aku langsung meneruskan inisiatif menindih tubuh Octavia, berkali-kali aku masukkan sampai mentok.

“Aaakhh.. sayang.. enak sekali.. ohh..,” rintih Octavia. Bagaikan orang mandi, keringatku kembali berkucuran, menindih Octavia.. “Sayang aku boleh keluarin di dalam..,” aku tanya Octavia. “Jangan.. aku nggak mau, entar aku hamil,” jelas Octavia.

“Nggak deh sayang jangan khawatir..,” rengekku. “Jangan Dendi.. aku nggak mau..,” rintihan Octavia membuat aku semakin bernafsu untuk memberikan orgasme yang berikutnya.

“Akhh.. oohh.. Dendi.. sayang keluarin kamu sayang.. aakkhh..,” Octavia memintaku. “Kamu jangan tunggu aku keluar Dendi.. please,” pinta Octavia.

Disaat aku mulai mencapai klimaks, Octavia meminta berganti posisi diatas. “Dendi aku pengen diatas..”

Aku melepas penisku dan langsung terlentang. Octavia bangkit dan langsung menancapkan penisku dlam-dalam di lubang kewanitaannya. “Akhh gila, penis kamu hebat banget Dendi asyik.. oohh.. enak..,” Octavia merintih sambil menggoyangkan pinggulnya. “Aduhh enak Dendi..

Goyangan pinggul Octavia membuat gelitikan halus di penisku.. “Octavia.. Octavia.. akh..,” aku mengerang kenikmatan saat Octavia menggoyang pinggulnya.

“Dendi.. aku mau keluar sayang..,” sambil merintih panjang, Octavia menekankan dalam-dalam tubuhnya hingga penisku “hilang” ditelan vaginanya dan bersamaan dengan itu aku sudah mulai merasakan klimaks sudah diujung kepala. “Octavia.. Octavia.. ahh..” Kasir4D

Aku biarkan spermaku muncrat di dalam vagianya. “Croot.. croot..” semburan spermaku langsung muncrat dalam lubang Octavia, tetapi tiba-tiba Octavia berdiri. “Aakhh Dendi nakal..”

Dan Octavia berlari berhamburan ke kamar mandi untuk segera mencuci spermaku yang baru keluar dalam vaginanya, karena memang dia tidak menggunakan pernah menggunakan KB.

Permainan itu berakhir dengan penuh kenikmatan dalam diri kami berdua, karena baru saat bercinta denganku, dia mengalami multi orgasme yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.

“Dendi, kapan kamu ada waktu lagi untuk lakukan ini semua sayang,” tanya Octavia. Aku menjawab lirih, “Terserah Octavia deh, aku akan selalu sediakan waktu buatmu.”

“Makasih sayang.. kamu telah memberikan apa yang selama ini tidak aku dapatkan dari suami aku,” puji Octavia. “Dendi.. kamu hebat sekali dalam bercinta.. aku suka style kamu,” sekali lagi puji Octavia.

Pertemuan pertama ini kita akhiri dengan perasaan yang tidak bisa digambarkan dengn kata-kata, dan hanya kami berdua yang bisa rasakan itu.

Aku memang termasuk orang yang selalu berusaha membuat pasanganku puas dan aku mempuyai fantasi sex yang tinggi sehingga tidak sedikit abg, mahasiswi dan ibu muda yang hubungi aku untuk sekedar membantu memberikan kepuasan buat mereka.

Thursday, May 27, 2021

Ngentot Dengan Tanteku Yang Kesepian Di Tinggal Suaminya


KASIR4D - Sejak seusai menikah, bunda tinggal di rumah kecil kami berbagai bulan sambil menantikan bangunan rumah baru mereka berakhir. Lagi-lagi, rumah baru mereka tdk jauh dari bengkel ayah. Ayah menolak tinggal di rumah tante Tina sebab argumen pribadi ayah. Seusai tidak sedikit process yg diperbuat antara ayah serta ibu, akhirnya bengkel tempat ayah bekerja, saat ini menjadi milik ayah serta bunda sepenuhnya.

Ayah sempat memohon terhadap bunda supaya dirinya ingin tetap bisa bekerja di bengkel, serta terang saja bengkel itu langsung bunda putuskan untuk dibeli saja. Maklum bunda merupakan business-minded person. Aku terus sayang dengan ibu, sebab pada akhirnya impian ayah untuk mempunyai bengkel sendiri terkabulkan. Saat ini bengkel ayah makin besar seusai bunda ikut berperan besar di sana. Tidak sedikit renovasi yg mereka perbuat yg membikin bengkel ayah tampak lebih luar biasa.

Pelanggan ayah makin bertambah, serta hari ini tidak sedikit dari kalangan orang-orang kaya. Ayah tdk memecat pegawai-pegawai lama di sana, malah menaikkan gaji mereka serta memperperbuat mereka semacam saat dirinya diperperbuat oleh pemilik bengkel yg lama. Kenasiban serta gaya nasibku & ayah benar-benar berubah 180 derajat. Saat ini ayah tidak jarang melancong ke luar negeri bersama ibu, serta aku tidak jarang ditinggal di rumah sendiri dengan pembantu. Argumen aku ditinggal mereka sebab aku tetap wajib sekolah.

Ibu tidak jarang mengajak kawan-kawan lamanya bermain di rumah. Salah satu kawannya bernama tante Sarah. Tante Sarah saat itu hanya 15 tahun lebih tua dariku. Semestinya dirinya layak aku panggil kakak daripada tante, sebab wajahnya yg tetap terlihat semacam orang berusia 20 tahunan. Tanti Sarah merupakan pelanggan tetap salon kecantikan ibu, serta kemudian menjadi kawan baik ibu. Wajah tante Sarah termasuk cantik dengan kulitnya yg putih bersih. Dadanya tdk begitu besar, tapi pinggulnya indah bukan main. Maklum anak orang kaya yg suka tandang ke salon kecantikan.

Tante Sarah tidak jarang main ke rumah serta adakala ngobrol alias gossip dengan bunda berjam-jam. Tdk jarang tante Sarah keluar bersama kami sekeluarga untuk nonton bioskop, window shopping alias ngafe di mall. Aku sempat sempat bertanya mengenai kenasiban pribadi tante Sarah. Bunda bercerita bahwa tante Sarah itu bukanlah janda cerai alias janda apalah. Tapi tante Sarah sempat ingin menikah, tapi nyatanya pihak dari laki-laki memutuskan untuk mengakhiri pernikahan itu. Alasan-nya tdk dijelaskan oleh ibu, sebab mungkin aku tetap terlalu muda untuk mengerti hal-hal semacam ini. Pada sebuahhari ayah serta bunda lagi-lagi cabut dari rumah.

Tapi hari ini mereka tdk ke luar negeri, tapi hanya melancong ke kota Bandung saja selagi akhir pekan. Lagi-lagi hanya aku serta pesuruh saja yg tinggal di rumah. Saat itu aku ingin sekali kabur dari rumah, serta menginap di rumah kawan. Tiba-tiba bel rumah berbunyi serta waktu itu tetap jam 5:30 sore di hari Sabtu. Ayah serta bunda baru 1/2 jam yg lalu pergi ke Bandung. Aku pikir mereka kembali ke rumah mengambil barang yg ketinggalan. Sewaktu pintu rumah dibuka oleh pembantu, suara tante Sarah menyapanya. Aku hanya duduk bermalas-malasan di sofa ruang tamu sambil nonton agenda TV. Tiba-tiba aku disapanya. Togel Online

“Renaldi kok ngga ikut papa mami ke Bandung?” tanya tante Sarah. “Kalo ke Bandung sih Renaldi malas, tante. Kalo ke Singapore Renaldi mau ikut.” jawabku santai. “Yah kapan-kapan aja ikut tante ke Singapore. Tante ada apartment di sana tungkas tante Sarah.” “Aku pun hanya menjawab apa adanya Ok deh. Ntar kami pigi rame-rame aja. Tante ada butuh apa dengan mama? Nyusul aja ke Bandung kalo penting..” “Kagak ada sih. Tante cuman pengen ajak mamamu makan aja. Yah kini tante bakalan makan sendirian nih. Renaldi mau ngga temenin tante?.”

“Emang tante mau makan di mana?” “Tante sih mikir Pizza Hut.” “Males ah ogut kalo Pizza Hut. “Trus Renaldi maunya pengen makan apa?” “Makan di Muara Karang aja tante. Di sono kan tidak sedikit opsi, ntar kami pilih aja yg kami mau.” “Oke deh. Mau cabut jam berapa?” “Entaran aja tante. Renaldi tetap belon laper. Jam 7 aja berangkat. Tante duduk aja dulu.” Kami berdua nonton bersebelahan di sofa yg empuk.

Sore itu tante Sarah mengenakan baju yg lumayan sexy. Dirinya menggunakan rok ketat hingga 10 cm di atas lutut, serta atasannya menggunakan baju berwarna orange muda tanpa lengan dengan tahap dada atas terbuka (kira-kira antara 12 hingga 15cm kebawah dari pangkal lehernya). Kaki tante Sarah putih mulus, tanpa ada bulu kaki 1 helai pun. Mungkin sebab dirinya rajin bersalon ria di salon ibu, paling tdk seminggu 2 kali. Bagian dada atasnya juga putih mulus. Kami nonton TV dengan acara/channel apa adanya saja sambil menantikan hingga jam 7 malam.

Kami juga kadang-kadang ngobrol santai, tidak sedikit tante Sarah suka bertanya mengenai kenasiban sekolahku hingga menanyakan mengenai kenasiban cintaku di sekolah. Aku mengatakan terhadap tante Sarah bahwa aku saat itu tetap belum mau terbelit dengan persoalan percintaan jaman SMA. Kalo naksir sih ada, cuma aku tdk hingga mengganggap terlalu serius. Terus lama kami berbincang-bincang, tubuh tante Sarah terus mendekat ke arahku. Aroma parfum Chanel yg dirinya pakai mulai tercium jelas di hidungku. Tapi aku tdk mempunyai pikiran apa-apa saat itu. Tiba-tiba tante Sarah mengatakan, “Renaldi, kalian suka dikitik-kitik ngga kupingnya?.”

“Huh? Mana enak? tanyaku.” “Mau tante kitik kuping Renaldi? tante Sarah memperkenalkan?” “Hmmmboleh aja. Mau pake cuttonbud? tanyaku sekali lagi.” “Ga usah, pake bulu kemucing itu aja tundas tante Sarah.” “Idih jorok nih tante. Itu kan kotor. Abis buat bersih-bersih ama mbak. jawabku spontan.” “Alahh sok bersihan kalian Renaldi. Kan cuman ambil 1 helai bulunya aja. Lagian kalian tetap belum mandi kan? Jorok mana hayo! tangkas tante Sarah.” “Percaya tante deh, kalian tentu demen.

Sini baring kepalanya di paha tante. lanjutnya.” Semacam sapi dicucuk hidungnya, aku menurut saja dengan tingkah polah tante Sarah. Nyatanya terbukti terbukti adanya, telinga dikitik-kitik dengan bulu kemucing benar-benar enak tiada tara. Baru kali itu aku merasakan enaknya, serasa enjoy serta pengen tidur aja jadinya. Serta terbukti benar, aku jadi tertidur sampe hingga jam telah menunjukkan pukul 7 lewat. Suara lembut membisikkan telingaku. “Renaldi, bangun yuk. Tante dah laper nih. kata tante.” “Erghhhmmm jam berapa kini tante. tanyaku dengan mata yg tetap setengah terbuka.” “Udah jam 7 lewat Renaldi.

Ayo bangun, tante dah laper. Kalian dari tadi asyik tidur tinggalin tante. Kalo dah enak jadi lupa orang kalian yah. kata tante sambil mengelus lembut rambutku.” “Masih ngantuk nih tante makan di rumah aja yah? Suruh mbak masak alias beli mie ayam di dekat sini.” “Ahhh ogah, tante pengen jalan-jalan juga kok. Bosen dari tadi bengong di sini.” “Oke oke, kasih Renaldi lima menit lagi deh tante. mintaku.” “Kagak boleh. Tante dah laper banget, mau pingsan dah.” Sambil malas-malasan aku bangun dari sofa.

Kulihat tante Sarah sedang membenarkan posisi roknya kembali. Alamak gaya tidurku kok jelek sekali sih sampe-sampe rok tante Sarah tersingkap tinggi banget. Berarti dari tadi aku tertidur di atas paha mulus tante Sarah, begitulah aku berpikir. Ada rasa bahagia juga di dalam hati. Seusai mencuci muka, ganti pakaian, kami berdua berpamitan terhadap pesuruh rumah kalau kami bakal makan keluar. Aku beramanat terhadap pesuruh supaya jangan menantikan aku pulang, sebab aku yakin kami tentu bakal lama. Jadi aku mengangkat kunci rumah, untuk berjaga-jaga jika pesuruh rumah telah tertidur. “Nih kalian yg setir mobil tante dong.”

“Ogah ah, Renaldi cuman mau setir Baby Benz tante. Kalo yg ini males ah. candaku. Waktu itu tante Sarah mengangkat sedan Honda, bukan Mercedes-nya.” “Belagu banget kamu. Kalo ngga mau setir ini, bawa itu Benz-nya mama. balas tante Sarah.” “No way bisa digantung ogut ama papa mama. jawabku.” “Iya udah kalo gitu setir ini dong. jawab tante Sarah sambil tertawa kemenangan.” Mobil melaju menyusuri jalan-jalan kota Jakarta. Tante Sarah semacam bebek saja, ngga sempat stop ngomong and gossipin kawan-kawannya. Aku jenuh banget yg mendengar. Dari yg cerita pacar kawan-kawannya lah, sampe ke mantan tunangannya.

Sesampai di daerah Muara Karang, aku memutuskan untuk makan bakmi bebeknya yg tersohor di sana. Untung tante Sarah tdk protes dengan opsi saya, mungkin sebab telah terlalu lapar dia. Seusai makan, kami mampir ke tempat main bowling. Abis main bowling tante Sarah mengajakku mampir ke rumahnya. Tante Sarah tinggal sendiri di apartemen di kawasan Taman Anggrek. Dirinya memutuskan untuk tinggal sendiri sebab argumen pribadi juga. Ayah serta bunda tante Sarah sendiri tinggal di Bogor. Saat itu aku tdk tau apa pekerjaan sehari-hari tante Sarah, yg tante Sarah tdk sempat merasa ketidak lebihan materi.

Apartemen tante Sarah lumayan keren dengan tata interior yg classic. Di sana tdk ada siapa-siapa yg tinggal di sana tidak hanya tante Sarah. Jadi aku bisa maklum jika tante Sarah tidak jarang keluar rumah. Tentu jenuh jika tinggal sendiri di apartemen. “Anggap rumah sendiri Renaldi. Jangan malu-malu. Kalau mau minum ambil aja sendiri yah.” “Kalo begitu, Renaldi mau yg ini. sambil menunjuk botol Hennessy V.S.O.P yg tetap disegel.” “Kagak boleh, tetap dibawah umur kamu. cegah tante Sarah.” “Tapi Renaldi dah umur 17 tahun.

Mestinya ngga persoalan jawabku dengan bermaksud membela diri.” “Kalo kalian memaksa yah udah. Tapi jangan buka yg baru, tante punya yg telah dibuka botolnya..” Tiba-tiba suara tante Sarah menghilang dibalik master bedroomnya. Aku menganalisa ruangan kurang lebihnya. Tidak sedikit lukisan-lukisan dari dalam serta luar negeri terpampang di dinding. Lukisan dalam negerinya tidak sedikit yg berfotokan wajah-wajah cantik gadis-gadis Bali. Lukisan yg berbobot tinggi, serta aku yakin tentu bukan barang yg terjangkauan.

“Itu tante beli dari seniman lokal waktu tante ke Bali tahun lalu kata tante Sarah memecahkan suasana hening sebelumnya.” “Keren tante. High taste banget. Tentu mahal yah?! jawabku kagum.” “Ngga juga sih. Tapi tante tdk sempat menawar harga dengan seniman itu, sebab seni itu mahal. Kalo tante tdk tepat dengan harga yg dirinya tawarkan, tante pergi saja.” Aku tetap menyibukkan diri memantau lukisan-lukisan yg ada, serta tante Sarah tdk bosan membahas pengertian dari lukisan-lukisan tersebut.

Tante Sarah nyatanya mempunyai kecintaan tinggi terhadap seni lukis. “Ok deh. Kalo begitu Renaldi mau pamit pulang dulu tante. Dah hampir jam 11 malam. Tante istirahat aja dulu yah. kataku.” “Ehmmm tinggal dulu aja di sini. Tante juga tetap belum ngantuk. Temenin tante bentar yah. mintanya sedikit memohon.” Aku juga merasa kasihan dengan keadaan tante Sarah yg tinggal sendiri di apartemen itu. Jadi aku memutuskan untuk tinggal 1 alias 2 jam lagi, hingga kelak tante Sarah telah ingin tidur.

“Kita main UNO yuk?! ajak tante Sarah.”

“Apa itu UNO?! tanyaku penasaran.”

“Walah kalian ngga sempat main UNO yah? tanya tante Sarah.

Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala.”

“Wah kalian kampung boy banget sih. canda tante Sarah.

Aku hanya memasang tampak cemburut canda.” Tante Sarah masuk ke kamarnya lagi untuk mengangkat kartu UNO, serta kemudian masuk ke dapur untuk mempersiapkan hidangan bersama minuman.

Tante Sarah mengangkat kacang mente asin, segelas wine merah, serta 1 gelas Hennessy V.S.O.P on rock (pake es batu). Seusai mengajari aku tutorial bermain UNO, kamipun mulai bermain-main santai sambil makan kacang mente. Hennesy yg aku teguk benar-benar keras, serta baru 2 alias 3 teguk badanku terasa panas sekali.

Aku biasanya hanya dikasih 1 sisip saja oleh ayah, tapi ini skrg aku minum sendirian. Kepalaku terasa berat, serta mukaku panas. Menonton kejadian ini, tante Sarah menjadi tertawa, serta mengatakan bahwa aku bukan bakat peminum. Terang aja, ini baru pertama kalinya aku minum 1 gelas Hennessy sendirian. “Tante, anterin Renaldi pulang yah. Kepala ogut rada berat.” “Kalo gitu stop minum dulu, biar ngga tambah pusing. jawab tante Sarah.

Aku merasa tante Sarah berusaha mencegahku untuk pulang ke rumah. Tapi lagi-lagi, aku semacam sapi dicucuk hidung-nya, apa yg tante Sarah minta, aku rutin menyetujuinya. Menonton tingkahku yg suka menurut, tante Sarah mulai terlihat lebih berani lagi. Dirinya mengajakku main kartu biasa saja, sebab bermain UNO tidak lebih seru kalau hanya berdua. Paling tepat untuk bermain UNO itu berempat. Tapi permainan kartu ini menjadi lebih seru lagi.

Tante mengajak bermain blackjack, siapa yg kalah wajib menuruti permintaan pemenang. Tapi kemudian tante Sarah ralat menjadi Truth & Dare game. Permainan kami menjadi seru serta terus terang aja tante Sarah sangat menikmati permainan Truth & Dare, serta dirinya sportif jika dirinya kalah. Pertama-tama bila aku menang dirinya rutin meminta hukuman dengan Truth punishment, lama-lama aku menjadi terus berani menanyakan yg bukan-bukan. Sebaliknya dengan tante Sarah, dirinya lebih suka memaksa aku untuk memilih Dare supaya dirinya bisa lebih leluasa mengerjaiku.

Dari yg disuruh pushup 1 tangan, menari balerina, menelan es batu seukuran bakso, serta lain-lain. Mungkin juga tdk ada pointnya buat tante Sarah menanyakan the Truth mengenai diriku, sebab kenasibanku terlihat lurus-lurus saja menurutnya. Ini merupakan juga peluang untuk menggali the Truth mengenai kenasiban pribadinya. Aku pun juga heran kenapa aku menjadi berminat untuk mencari tahu kenasibannya yg sangat pribadi. Mula-mula aku bertanya mengenai mantan tunangannya, kenapa hingga batal pernikahannya.

Hingga pertanyaan yg menjurus ke seks semacam umpama kapan pertama kali dirinya kehilangan keperawanan. Semuanya tanpa ragu-ragu tante Sarah jawab semua pertanyaan-pertanyaan pribadi yg aku lontarkan. Kini permainan kami terus wild serta berani. Tante Sarah menganjurkan untuk mengkombinasikan Truth & Dare dengan Strip Poker. Aku pun terus bergairah serta menyetujui saja usul tante Sarah. “Yee, tante menang lagi. Ayo lepas satu yg menempel di badan kamu. kata tante Sarah dengan senyum kemenangan.” “Jangan gembira dulu tante, kelak giliran tante yg kalah. Jangan nangis loh yah kalo kalah. jawabku sambil melepas kaus kakiku.”

Selang berbagai lama Nahhh, kalah lagi kalah lagi lepas lagi lepas lagi.. Tante Sarah kelihatan gembira sekali. Kemudian aku melepas kalung emas pemberian bunda yg aku kenakan. “Ha ha ha two pairs, punya tante one pair. Yes yes tante kalah sekarang. Ayo lepas lepas candaku sambil tertawa gembira.” “Jangan gembira dulu. Tante lepas anting tante. jawab tante sambil melepas anting-anting yg dikenakannya.” Aku makin bernapsu untuk bermain. Mungkin bernapsu untuk menonton tante Sarah bugil juga. Aku pengen sekali menang terus.

“Full house yeahhh kalah lagi tante. Ayo lepas ayo lepas . Aku saat ini menari-nari gembira.” Terlihat tante Sarah melepas jepit rambut merahnya, serta aku segera saja protes Loh, curang kok lepas yg itu?. “Loh, kan peraturannya lepas semuanya yg menempel di tubuh. Jepit tante kan nempel di rambut serta rambut tante melekat di kepala. Jadi tetap dianggap menempel dong. jawabnya membela.” Aku rada gondok mendengar pembelaan tante Sarah. Tapi itu menjadikan darahku bergejolak lebih deras lagi. Straight Renaldi One Pair Yes tante menang. Ayo lepas! Jangan malu-malu! seru tante Sarah girang.

Aku pun segera melepas jaket aku yg kenakan. Untung aku rutin menggunakan jaket tipis biar keluar malam. Lihatlah pembalasanku, kataku dalam hati. Renaldi Three kind tante one pair ahhh lagi-lagi tante kalah sindirku sambil tersenyum. Serta tanpa diberi instruksi serta tanpa malu-malu, tante melepas baju atasannya. Aku serentak menelan ludah, sebab baju atasan tante telah terlepas serta saat ini yg terlihat hanya BH putih tante. Belahan payudara-nya terlihat jelas, putih bersih. Renaldi junior dengan serentak langsung menegang, serta kedua mataku terpaku di daerah belahan dadanya.

“Hey, lihat kartu dong. Jangan liat di sini. canda tante sambil menunjuk belahan dadanya. Aku kaget sambil tersenyum malu.” “Yes Full House, hari ini tante menang. Ayo buka buka. Tampak tante Sarah girang banget bisa dirinya menang. Hari ini aku lepas atasanku, serta saat ini aku terlanjang dada.” “Ck ck ck pemain basket nih. Badan kekar serta hebat. Coba buktikan kalo hokinya juga hebat. sindir tante Sarah sambil tersenyum.” Seusai menegak habis wine yg ada di gelasnya, tante Sarah kemudian beranjak dari tempat duduknya menuju ke dapur dengan keadaan dada setengah terlanjang.

Tidak lama kemudian tante Sarah mengangkat sebotol wine merah yg tetap 3/4 penuh serta sebotol V.S.O.P yg tetap 1/2 penuh. “Mari kami bergembira malam ini. Minum sepuas-puasnya. ujar tante Sarah.” Kami saling ber-tos ria serta kemudian melanjutkan kembali permainan strip poker kami. “Yesss seruku dengan girangnya pertanda aku menang lagi.” Tanpa disuruh, tante Sarah melepas rok mininya serta aduhaiii, hari ini tante Sarah hanya terliat mengenakan BH serta celana dalam saja. Malam itu dirinya mengenakan celana dalam yg kecil imut berwarna pink cerah. Tdk tampak ada bulu-bulu pubis dikurang lebih selangkangannya.

Aku sempat berpikir apakah tante Sarah mencukur semua bulu-bulu pubisnya. Muka tante Sarah sedikit memerah. Kulihat tante Sarah telah menegak abis gelas winenya yg kedua. Apakah dirinya berniat untuk mabuk malam ini? Aku tidak lebih sedikit perduli dengan faktor itu. Aku hanya bernafsu untuk memenangkan permainan strip poker ini, supaya aku bisa menonton tubuh terlanjang tante Sarah. “Yes, yes, yes senyum kemenangan terlukis indah di wajahku.” Tante Sarah kemudian memandangkan wajahku selang berbagai saat, serta mengatakan dengan nada genitnya Kini Renaldi tahan napas yah. Jangan hingga semacam kesetrum listips loh.

Hari ini tante Sarah melepaskan BH-nya serta serentak jatungku ingin copot. Benar apa kata tante Sarah, aku semacam terkena setrum listips bertegangan tinggi. Dadaku sesak, susah bernapas, serta jantungku berdegup kencang. Inilah pertama kali aku menonton payudara Sarah dewasa dengan cara jelas di depan mata. Payudara tante Sarah sungguh indah dengan putingnya yg berwarna coklat muda menantang. “Aih Renaldi, ngapain liat susu tante terus. Tante tetap belum kalah total. Mau lanjut ngga? tanya tante Sarah. Casino Online

Aku hanya bisa menganggukkan kepala pertanda iya.” “ertama kali liat susu cewek yah? Ketahuan nih. Dasar genit kamu. tambah tante Sarah lagi. Aku sekali lagi hanya bisa mengangguk malu.” Aku menjadi tdk berkonsentrasi bermain, mataku tidak jarang kali melirik kedua payudaranya serta selangkangannya. Aku penasaran sekali ada apa dibalik celana dalam pinknya itu. Tempat di mana menurut kawan-kawan sekolah merupakan surga dunia para lelaki. Aku ingin sekali menonton bentuknya serta kalo bisa memegang alias meraba-raba.

Dampak tdk berkonsentrasi main, hari ini aku yg kalah, serta tante Sarah meminta aku melepas celana yg aku kenakan. Saat ini aku terlanjang dada dengan hanya mengenakan celana dalam saja. Tante Sarah hanya tersenyum-senyum saja sambil menegak wine-nya lagi. Aku sengaja menolak tawaran tante Sarah untuk menegak V.S.O.P-nya, dengan argumen takut pusing lagi. Sebab kami berdua hanya tinggal 1 helai saja di tubuh kami, permainan hari ini ada finalnya. Babak penentuan apakah tante Sarah bakal menonton aku terlanjang bulat alias sebaliknya.

Aku berharap malam itu malaikat keberuntungan berpihak kepadaku. Nyatanya harapanku sirna, sebab nyatanya malaikat keberuntungan berpihak terhadap tante Sarah. Aku sedih sekali, serta wajah kesedihanku terbaca jelas oleh tante Sarah. Sewaktu aku bakal melepas celana dalamku dengan malu-malu, tiba-tiba tante Sarah mencegahnya. “Tunggu Renaldi. Tante ngga mau celana dalam mu dulu. Tante mau Dare Renaldi dulu. Ngga seru kalo game-nya cepat habis kayak begini kata tante Sarah.” Seusai meneguk wine-nya lagi, tante Sarah terdiam sejenak kemudian tersenyum genit. Senyum genitnya ini lebih menantang daripada yg sebelum-sebelumnya.

“Tante dare Renaldi untuk hmmm cium bibir tante sekarang. tantang tante Sarah.” “Ahh, yg bener tante? tanyaku.” “Iya bener, kenapa ngga mau? Jijik ama tante? tanya tante Sarah.” “Bukan sebab itu. Tapi Renaldi belum sempat soalnya. jawabku malu-malu.” “Iya udah, kalo gitu cium tante dong. Sekalian pelajaran pertama buat Renaldi. kata tante Sarah.” Tanpa berpikir ulang, aku mulai mendekatkan wajahku ke wajah tante Sarah. Tante Sarah kemudian memejamkan matanya. Pertamanya aku hanya menempelkan bibirku ke bibir tante Sarah.

Tante Sarah diam sebentar, tidak lama kemudian bibirnya mulai melumat-lumat bibirku perlahan-lahan. Aku mulai merasakan bibirku mulai basah oleh air liur tante Sarah. Aroma wine merah sempat tercium di hidungku. Aku pun tdk mau kalah, aku berusaha menandinginya dengan membalas lumatan bibir tante Sarah. Maklum ini baru pertama, jadi aku terlihat semacam anak kecil yg sedang melumat-lumat ice cream. Selang berbagai saat, aku kaget dengan tingkah baru tante Sarah. Tante Sarah dengan serentak menjulurkan lidahnya masuk ke dalam mulutku.

Anehnya aku tdk merasa jijik sama sekali, malah bahagia dibuatnya. Aku temukan lidahku dengan lidah tante Sarah, serta saat ini lidah kami kemudian saling berperang di dalam mulutku serta terkadang pula di dalam mulut tante Sarah. Kami saling berciuman bibir serta lidah tidak lebih lebih 5 menit lamanya. Nafasku telah tidak karuan, dah kupingku panas dibuatnya. Tante Sarah seolah-olah menikmati betul ciuman ini. Nafas tante Sarah pun tetap teratur, tdk ada tanda sedikitpun kalau dirinya tersangsang. “Telah lumayan dulu. Ayo kami sambung lagi pokernya ajak tante Sarah.” Aku pun mulai mengocok kartunya, serta pikiranku tetap terbayg saat kami berciuman.

Aku ingin sekali lagi mencium bibir lembutnya. Hari ini aku menang, serta terang saja aku meminta jatah sekali lagi berciuman dengannya. Tante Sarah menurut saja dengan permintaanku ini, serta kami pun saling berciuman lagi. Tapi hari ini hanya kurang lebih 2 alias 3 menit saja. “Udah ah, jangan ciuman terus dong. Ntar Renaldi bosan ama tante. candanya.” “Masih belon bosan tante. Nyatanya asyik juga yah ciuman. jawabku.” “Kalo ciuman terus tidak lebih asyik, kalo mau sih seru tante Sarah kemudian terputus.” Kalimat tante Sarah ini tetap menggantung bagiku, seolah-olah dirinya ingin mengatakan sesuatu yg menurutku sangat penting.

Aku terbayg-bayg untuk bermain gila dengan tante Sarah malam itu. Aku terus berani serta menjadi sedikit tdk tau diri. Aku punya perasaan kalo tante Sarah sengaja untuk mengalah dalam bermain poker malam itu. Terang aja aku menang lagi hari ini. Aku telah terburu oleh napsuku sendiri, serta aku sangat mekegunaaankan situasi yg sedang berjalan. “Renaldi menang lagi tuh. Jangan minta ciuman lagi yah. Yg lain dong sambut tante Sarah sambil menggoda.” “Hmm apa yah. pikirku sejenak.” “Gini aja, Renaldi pengen emut-emut susu tante Sarah. jawabku tdk tau malu.”

Nyatanya wajah tante Sarah tdk tampak kaget alias marah, malah balik tersenyum kepadaku sambil mengatakan Telah tante tebak apa yg ada di dalam pikiran kamu, Renaldi.. “Boleh kan tante?! tanyaku penasaran. Tante Sarah hanya mengangguk pertanda setuju.” Kemudian aku dekatkan wajahku ke payudara sebelah kanan tante Sarah. Aroma parfum harum yg menempel di tubuhnya tercium jelas di hidungku. Tanpa ragu-ragu aku mulai mengulum puting susu tante Sarah dengan lembut. Kedua telapak tanganku berpijak mantap di atas karpet ruang tamu tante Sarah, memberbagi fondasi kuat supaya wajahku tetap leluasa menelusuri payudara tante Sarah.

Aku kulum bergantian puting kanan serta puting kiri-nya. Kuluman yg tante Sarah bisakan dariku memberbagi sensasi terhadap tubuh tante Sarah. Dirinya tampak menikmati setiap hisapan-hisapan serta jilatan-jilatan di puting susu-nya. Nafas tante Sarah perlahan-lahan terus memburu, serta terdengar desahan dari mulutnya. Saat ini aku bisa memastikan bahwa tante Sarah saat ini sedang terangsang alias istilah modern-nya horny. Renaldi kalian nakal banget sih! haahhh Tante kalian apain? bisik tante Sarah dengan nada terputus-putus. Aku tdk mengubris kata-kata tante Sarah, tapi malah terus bersemangat memainkan kedua puting susunya.

Tante Sarah tdk memberbagi perlawanan sedikitpun, malah seolah-olah semacam memberbagi lampu hijau kepadaku untuk meperbuat hal-hal yg tdk senonoh terhadap dirinya. Aku mencoba mendorong tubuh tante Sarah perlahan-lahan supaya dirinya terbaring di atas karpet. Nyatanya tante Sarah tdk menahan/menolak, bahkan tante Sarah hanya pasrah saja. Seusai tubuhnya terbaring di atas karpet, aku menghentikan serangan gerilyaku terhadap payudara tante Sarah. Aku perlahan-lahan menciumi leher tante Sarah, serta oh my, wangi betul leher tante Sarah.

Tante Sarah memejamkan kedua matanya, serta tdk berhenti-hentinya mendesah. Aku jilat lembut kedua telinganya, memberbagi sensasi serta getaran yg tidak sama terhadap tubuhnya. Aku tdk mengerti mengapa malam itu aku seolah-olah tau apa yg wajib aku perbuat, padahal ini baru pertama kali seumur nasibku menghadapi suasana semacam ini. Kemudian aku melandaskan kembali bibirku di atas bibir tante Sarah, serta kami kembali berciuman mesra sambil berperang lidah di dalam mulutku serta terkadang di dalam mulut tante Sarah. Tanganku tdk tinggal diam.

Telapak tangan kiriku menjadi bantal untuk kepala belakang tante Sarah, sedangkan tangan kananku meremas-remas payudara kiri tante Sarah. Tubuh tante Sarah semacam cacing kepanasan. Nafasnya terengah-engah, serta dirinya tdk berkonsentrasi lagi berciuman denganku. Tanpa diberi komando, tante Sarah tiba-tiba melepas celana dalamnya sendiri. Mungkin saking horny-nya, otak tante Sarah memberbagi instinct bawah sadar kepadanya untuk segera melepas celana dalamnya. Aku ingin sekali menonton kemaluan tante Sarah saat itu, tetapi tante Sarah tiba-tiba hebat tangan kananku untuk mendarat di kemaluannya. Alamak , pikirku kaget. Nyatanya kemaluan/vagina tante Sarah mulus sekali.

Nyatanya semua bulu jembut tante Sarah dicukur abis olehnya. Dirinya menuntun jari tengahku untuk memainkan daging mungil yg menonjol di vaginanya. Aku putar-putar itil tante Sarah berotasi searah jarum jam alias berlawanan arah jarum jam. Saat ini vagina tante Sarah mulai basah serta licin. “Renaldi kamu yah aaahhhh kok nafsu ama tante? tanya tante Sarah terengah-engah.” “Kan tante yg suruh tangan Renaldi ke sini? jawabku.” “Masa sihhh tante lupa aahhh Renaldi kamu kok nakal? tanya tante Sarah lagi.” “Nakal tapi tante bakal suka kan? candaku gemas dengan tingkah tante Sarah.” “Iyaaa nakalin tante pleasee suara tante Sarah mulai serak-serak basah.”

Aku tetap memainkan itil tante Sarah, serta ini membikinnya terus menggeliat hebat. Tidak lama kemudian tante Sarah menjerit kencang seakaan-akan terjadi gempa bumi saja. Tubuhnya mengejang serta kuku-kuku jarinya sempat mencakar bahuku. Untung saja tante Sarah bukan jenis yg suka memelihara kuku panjang, jadi cakaran tante Sarah tdk sakit buatku. Renaldi tante datangggg uhhh oohhh erang tante Sarah. Aku yg tetap hijau waktu itu tidak lebih mengerti apa pengertian kata datang waktu itu.

Yg tentu seusai mengatakan kalimat itu, tubuh tante Sarah lemas serta nafasnya terengah-engah. Dengan tanpa di beri aba-aba, aku lepas celana dalamku yg tetap saja menempel. Aku telah lupa sejak kapan batang k0ntolku tegak. Aku siap menikmati tubuh tante Sarah, tapi sedikit ragu, sebab takut bakal ditolak oleh tante Sarah. Keragu-raguanku ini terbaca oleh tante Sarah. Dengan lembutnya tante Sarah mengatakan, Renaldi, kalo pengen tidurin tante, mendingan cepetan deh, sebelon gairah tante habis. Tuh liat kontol Renaldi dah tegak kayak besi. Sini tante pegang apa dah panas.. Aku berusaha mengambil posisi diatas tubuh tante.

Gaya bercinta traditional. Perlahan-lahan kuarahkan batang k0ntolku ke mulut vagina tante Sarah, serta kucoba dorong k0ntolku perlahan-lahan. Nyatanya tdk susah menembus pintu kenikmatan milik tante Sarah. Tidak hanya mungkin sebab basahnya dinding-dinding vagina tante Sarah yg memuluskan akses k0ntolku, juga sebab mungkin telah berbagai batang k0ntol yg telah masuk di dalam sana. “Uhhh ohhh Renaldi ahhh desah tante Sarah.” Aku coba mengocok-kocok vagina tante Sarah dengan k0ntolku dengan memaju-mundurkan pinggulku. Tante Sarah terlihat terus horny, serta mendesah tidak karuan. “Renaldi aduhhh Renaldi geliiii tante uhhh ohhhh desah tante Sarah.

Di saat aku sedang asyik memacu tubuh tante Sarah, tiba-tiba aku disadarkan oleh permintaan tante Sarah, jadi aku berhenti sejenak. “Renaldi kalian dah mau keluar belum tanya tante Sarah.” “Belon sih tante mungkin berbagai saat lagi jawabku serius.” “Nanti dikeluarin di luar yah, jangan di dalam. Tante mungkin lagi subur sekarang, serta tante lupa suruh kalian pake pengaman. Lagian tante ngga punya stock pengaman sekarang. Jadi jangan dikeluarin di dalam yah. pinta tante Sarah.” “Selesai tante. jawabku.” “Ok deh kini jangan diam goygin lagi dong canda tante Sarah genit.

Tanpa menunda tidak sedikit waktu lagi, aku lanjutkan kembali permainan kami. Aku bisa merasakan vagina tante Sarah terus basah saja, serta aku pun bisa menonton bercak-bercak lendir putih di kurang lebih bulu jembutku. Aku mulai berkeringat di punggung belakangku. Muka serta telingaku panas. Tante Sarah pun juga sama. Suara erangan serta desahan-nya makin terdengar panas saja di telingaku. Aku tdk menyadari bahwa aku telah berpacu dengan tante Sarah 20 menit lama-nya. Tanda-tanda bakal adanya sesuatu yg bakalan keluar dari k0ntolku terus mendekat saja.

Renaldi ampunnn kontolnya kok kayak logam aja ngga ada lemasnya dari tadi tante geliii banget nihhh kata tante Sarah.” “Tante Renaldi dah hingga ujung nih kataku sambil mempercepat goygan pinggulku.” Puting tante Sarah terus terlihat mencuat menantang, serta kedua payudara pun terlihat mengeras. Aku mendekatkan wajahku ke wajah tante Sarah, serta bibir kami saling berciuman. Aku julur-julurkan lidahku ke dalam mulutnya, serta lidah kami saling berperang di dalam. Posisi bercinta kami tdk berubah sejak tadi. Posisiku tetap di atas tubuh tante Sarah. Aku percepat kocokan k0ntolku di dalam vagina tante Sarah.

Tante Sarah telah menjerit-jerit serta meracau tidak karuan saja. “Renaldi tante datangggg uhhh ahhhhhh jerit tante Sarah sambil memeluk erat tubuhku. Ini pertanda tante Sarah telah orgasme.” “Aku pun juga sama, lahar panas dari dalam k0ntolku telah siap bakal menyembur keluar. Aku tetap ingat pesan tante Sarah supaya spermaku dilepas keluar dari vagina tante Sarah.” Tante Renaldi datangggg jeritku. Kutarik k0ntolku dari dalam vagina tante Sarah, serta k0ntolku memuncratkan spermanya di perut tante Sarah. Saking kencangnya, semburan spermaku hingga di dada serta leher tante Sarah. “Ahhh ahhhh ahhhh suara jeritan kepuasanku.

“Idihhh kalian kecil-kecil tapi spermanya tidak sedikit bangettt sih canda tante Sarah. Aku hanya tersenyum saja. Aku tdk sempat mengomentari candaan tante Sarah.” Seusai semua sperma telah tumpah keluar, aku merebahkan tubuhku di samping tubuh tante Sarah. Kepalaku tetap teriang-iang serta nafasku tetap belum stabil. Mataku menonton ke langit-langit apartment tante Sarah. Aku baru saja menikmati yg namanya surga dunia. Tante Sarah kemudian memelukku manja dengan posisi kepalanya di atas dadaku. Aroma harum rambutku tercium oleh hidungku. “Renaldi puas ngga? tanya tante Sarah.” “Bukan puas lagi tante tapi Renaldi semacam baru saja masuk ke surga jawabku.” “Emang vagina tante surga yah? canda tante Sarah.”

“Boleh dikata demikian. jawabku percaya diri.” “Kalo tante puas ngga? tanyaku penasaran.” “Hmmm coba kalian pikir sendiri aja yg tentu vagina tante kini ini tetap berdenyut-denyut rasanya. Diapain emang ama Renaldi? tanya tante Sarah manja.” “Anuu Renaldi kasih si Renaldi Junior tuh tante liat jembut Renaldi tidak sedikit bercak-bercak lendir. Itu punya dari vagina tante tuh. Banjir keluar tadi. kataku.” “Idihhh mana mungkin bela tante Sarah sambil mencubit k0ntolku yg telah mulai loyo.” “Renaldi tidak jarang-tidak jarang datang ke rumah tante aja. Kelak kami main poker lagi. Mau kan? pinta tante Sarah. Sippp tante. jawabku serentak girang.”

Malam itu aku nginap di rumah tante Sarah. Keesokan harinya aku langsung pulang ke rumah. Aku sempat minta jatah 1 kali lagi dengan tante Sarah, namum ajakanku ditolak halus olehnya sebab argumen dirinya ada janji dengan kawan-kawannya. Sejak saat itu aku menjadi kawan seks gelap tante Sarah tanpa sepengetahuan orang lain khususnya ayah serta ibu. Tante Sarah bahagia bercinta yg bervariasi serta dengan lokasi yg bervariasi pula tidak hanya apartementnya sendiri. Kadang bermain di mobilnya, di motel kilat yg hitungan charge-nya per jam, di ruang VIP spa kecantikan ibuku (ini aku berusaha keras untuk menyelinap supaya tdk diketahui oleh para pegawai di sana).

Tante Sarah sangat menyukai serta menikmati seks. Menurut tante Sarah seks bisa membikinnya merasa enak, belum lagi seks yg teratur benar-benar baik untuk kesehatan. Dirinya sempat menceritakan kepadaku mengenai rahasia tahan lama muda artis Hollywood tersohor bernama Elizabeth Taylor, yah jawabannya hanya pendek saja yaitu seks serta diet yg teratur. Tante Sarah paling suka bermain tanpa kondom. Tapi dirinya pun juga tdk ingin menggunakan sistem pil sebagai alat kontrasepsi sebab dirinya sempat alergi saat pertama mencoba minum pil kontrasepsi. Jadi di saat subur, aku diwajibkan menggunakan kondom.

Di saat seusai berakhir masa menstruasinya, ini merupakan saat di mana kondom boleh dilupakan untuk sementara dulu serta aku bisa sepuasnya berejakulasi di dalam vaginanya. Jika di saat subur serta aku/tante Sarah lupa menyetok kondom, kami tetap saja nekat bermain tanpa kondom dengan berejakulasi di luar (meskipun ini rawan kehamilannya tinggi juga). Hubungan gelap ini sempat berjalan hampir 4 tahun lamanya. Aku sempat mempunyai perasaan cinta terhadap tante Sarah. Maklum aku tetap termasuk remaja/pemuda yg gampang terbawa emosi.

Tetapi tante Sarah menolaknya dengan halus sebab jika hubunganku serta tante Sarah bertambah serius, tidak sedikit pihak luar yg bakal mencaci-maki alias mengutuk kami. Tante Sarah sempat menjauhkan diri seusai aku mengatakan cinta padanya hingga aku benar-benar move on dari-nya. Aku lumayan patah hati waktu itu (hampir 1.5 tahun), tapi aku tetap mempunyai akal sehat yg mengontrol perasaan sakit hatiku. Saat itu pula aku cuti bermain dengan tante Sarah. Saat ini aku tetap berhubungan baik dengan tante Sarah. Kasir4D

Kami kadang-kadang menyempatkan diri untuk bermain 2 minggu sekali alias kadang-kadang 1 bulan sekali. Tergantung dari mood kami masing-masing. Tante Sarah hingga kini tetap single. Aku untuk sementara ini juga tetap single. Aku putus dengan pacarku kurang lebih 6 bulan yg lalu. Sejak putus dengan pacarku, tante Sarah sempat menjadi pelarianku, khususnya pelarian seks. Sebetulnya ini tdk benar serta kasihan tante Sarah, tetapi tante Sarah semacam mengerti tingkah laku lelaki yg sedang patah hati tentu bakal mencari seorang pelarian. Jadi tante Sarah tdk sempat merasa bahwa dirinya merupakan pelarianku, tapi sebagai seorang kawan yg ingin menolong meringkankan beban perasaan kawannya