Sakura - Text Select

Wednesday, May 12, 2021

Ngentot Dengan Janda Anak 1 Di Hotel


KASIR4D - Perkenalkan namaku Nanang, usiaku saat ini 28 tahun masih single. Aku adalah seorang staaf disalah satu hotel berbintang diaerah kota Jakarta. Okey saat ini saya akan menceritakan tentang kisah sexku yang terbilang sangat cepat,nikmat, dan instan sekali layaknya mie instan.

Kejadian ini berawal ketika aku sedang mencari tempat kos di kota Jakarta. Nampaknya untuk mencari kos di kota Jakarta itu sangatlah mudah didapat, tidak perlu sampai berhari-hari untuk mendapatkan kost. Sampai pada akhirnya aku-pun mendaptkan tempat kost, dan aku mulai menempati kost ku yang baru.

Karena aku di Kost itu anak baru, maka aku mulai berkenalan dengan penghuni kost lainya, namun aku memulai dengan seorang wanita yang kamar kosnya tepat berada disampingku. Panggil saja nama wanita itu Livin, ketika berkenalan denganku, umur Livin sekitar 30. Oh iya guest, di usianya yang tergolong masih muda itu, Livin sudah menyandang status janda beranak satu dan dia adalah keturunan chinese.

Singkat cerita perkenalanku dengan Livin berlanjut dan hari-demi hari kamipun semakin dekat saja. Sampai pada hari itu, ketika aku baru selesai mandi sore, ketika aku keluar kamar aku melihat Livin sedang duduk di kamarnya sembari menonton televisi. Seperti yang kukatakan tadi, karena kamar kami berdekatan, hal ini memudahkanku untuk mengetahui apa yang dilakukanya pada setiap harinya. Pada saat itu keadaanku masih mengenakan handuk, aku iseng dengan menggoda Livin. Togel Online

Dengan Expresi wajah yang terkejut, Livin balik menggodaku, dan aku-pun semakin berani untuk menggoda Livin. Ketika itu diapun mengejarku karena aku menggodanya tadi. Pada saat Livin mengejarku aku-pun berpura-pura untuk berusaha menghindar dan mencoba masuk ke kamarku. Tidak kusangka, sesampainya aku masuk kekamarku Livin-pun berani masuk sampai kamarku, dan dia tidak menghentikan niatnya untuk mengejarku.

“ Nanang… awas kamu yah… kalau sampai kena, aku perkosa kamu nanti biar tahu rasa… “, ucapnya sembari terus menangkapku. “ Perkosa ??? coaba aja kalau kamu berani… weeeekkk… “, ucapku menatang dengan penuh harapan bahwa dia akan benar-benar memperkosaku. Saat itu aku berhenti berlari, dan aku mulau menatap kedua matanya, aku melihatmata Livin saat itu nampak ada sebuah hasrat dan kerinduan yang selama ini terpendam karena dia sudah lama tidak dijama oleh Pria. Tidak kusangka ternyata Livin saat itu menutup pintu kamark.

Tanpa banyak bicara, aku-pun aku tahu maksud Livin, lalu akupun meladeni Livin dengan penuh gairah. Mulailah aku meraih tangan Livin, tanpa perlawanan Livin, kemudian kami-pun saling berciuman. Benar-benar agresif dan liar wanita cantik ini. Belum lagi aku mampu berbuat lebih banyak, ternyata dia menyambar handuk yang kukenakan. Setelah handukuku terbuka, Livin-pun melihat Penisku yang sudah setengah berdiri itu.

Tanpa basa-basi, dia menyambar Penisku serta meremas-remasnya. “ Ssss… Aghhh… nikmat sekali Liv… terus Liv… Aghhh… “, desahku. Ternyata desahanku itu mengundang gairahnya untuk berbuat lebih jauh dan lebih liar lagi. Lalu tiba-tiba dia berjongkok, dan melumat Penisku begitu saja, “ Oughhh… Ssss… Aghhh….. … Nikmmaat… “, desahku lagi. Livin sangat mahir sekali melakukan itu, dia seperti tidak memberikan kesempatan kepada untuk berbuat tanya.

Dengan semangat, dia terus mengulum dan mengocok Penisku. Aku terus dibuai dengan sejuta kenikmatan. Sambil terus mengocok, mulutnya terus melumat dan memaju-mundurkan kepalanya. “ Oughhh… aduhh… ”, Akhirnya hampir 12 menit aku merasakan ada sesuatu yang mendesak hendak keluar dari Penisku. “ Oughhh… tahann… Ssss… Aghhh… aku mau kkeluaar… Liv… Aghhhh…. ”, rintihku menuju klimaks.

Karena memang kuluman Livin sangatlah mahir dan liar, tidak lama setelah itu, “ Crottt… Crottt… Crottt… ” Tersemburlah spermaku ke dalam mulutnya. Sambil terus mengocok dan mengulum kepala Penisku, Livin berusaha membersihkan segala mani yang masih tersisa. Aku merasakan nikmat yang luar biasa. Livin tersenyum. Lalu aku mencium bibirnya. Kami berciuman kembali. Lidahnya terus dimasukkan ke dalam mulutku. Aku sambut dengan mengulum dan menghisap lidahnya.

Perlahan-lahan Penisku bangkit kembali. Kemudian, tanpa kuminta, Livin melepaskan seluruh pakaiannya termasuk bra dan CDnya. Mataku tak berkedip. Buah payudaranya yang montok berwarna putih mulus dengan puting yang kemerahan terasa menantang untuk kulumat. Kuremas-remas lembut payudaranya yang semakin bengkak. “ Oughhhh… Teruss Nang… Teruss… “, desahnya. Kuhisap-hisap pentilnya yang mengeras, semnetara tangan kiriku menelusuri pangkal pahanya. Akhirnya aku berhasil meraih belahan yang berada di celah-celah pahanya.

Tanganku mengesek-geseknya. Desahan kenikmatan semakin melenguh dari mulutnya. Kemudian ciumanku beralih ke perut dan terus ke bawah pusar. Aku membaringkan tubuhnya ke kasur. Tanpa diperintah, kusibakkan pahanya. Aku melihat vaginanya berwarna merah muda dengan rumput-hitam yang tidak begitu tebal. Dengan penuh nafsu, aku menciumi Vaginanya dan kujilati seluruh bibir Vaginanya. “ Oughhh… teruss… Nang… Aduhh… Nikmat…”, ucap Livin menikmati jilatanku.

Aku terus mempermainkan klitorisnya yang lumayan besar. Seperti orang yang sedang mengecup bibir, bibirku merapat dibelahan vaginanya dan kumainkan lidahku yang terus berputar-putar di kelentitnya seperti cacing kepanasan, “ Nang… Oughhh… terus sayang… Ssss… Aghhh… “, Desah kenikmatan yang keluar dari mulutnya, semakin membuatku bersemangat. Kusibakkan bibir kemaluannya tanpa menghentikkan lidah dan sedotanku beraksi. “ Sruppp…Sruppp… “, , suara sedotaku di Vaginanya. 

Seiring dengan liarnya lidahku memainkan Klitorisnya, dia, “ Oughhh… Nikmat… Teruss… Teruss…”, teriakannya semakin merintih. Tiba-tiba dia menekankan kepalaku ke Vaginanya, kuhisap kuat lubang Vaginanya. Ia mengangkat pinggul, cairan lendir yang keluar dari Vaginanya semakin banyak. “ Ughhh… Ssss… Aghhh… A… aa… aku… keluuaarr… sayang… oughhh… “, , ucapku menuju klimaks. “ Crottt… Crottt… Crottt… “, Ternyata Livin mengalami orgasme yang dahsyat.


Sebagaimana yang dia lakukan kepadaku, aku juga tidak menghentikan hisapan serta jilatan lidahku dari Vaginanya. Aku menelan semua cairan yang kelyuar dari Vaginanya. Terasa sedikit asin tapi nikmat. Livin masih menikmati orgasmenya, dengan spontan, aku memasukkan Penisku ke dalam Vaginanya yang basah. “ Blesss…. Oughhh… yeahhh… nikmat sekali… “, , ucapku. Tanpa mengalami hambatan, Penisku terus menerjang ke dalam lembutnya vagina Livin. “ Oughhh… Livin… sayang… nikmat “, , ucapku.

Batang Penisku sepeti dipilin-pilin. Livin yang mulai bergairah kembali terus menggoyangkan pinggulnya. “ Oughhh… Nang… Terus… Sayang… Eumm… Aghhh…”, Penisku kuhujamkan lagi lebih dalam. Sekitar 15 menit aku menindih Livin… Lalu ia meminta agar aku berada di bawah. “ Kamu di bawah ya, sayang… “, bisiknya penuh nikmat. Ketika itu aku hanya pasrah, tanpa melepaskan Penisku dari Vaginanya, kami merubah posisi. Dengan semangat menggelora, Penisku terus digoyangnya. Livin dengan hentakan pinggulnya yang maju-mundur semakin menenggelamkan Penisku ke liang Vaginanya.

“ Oughhh… Remas payudaraku… Sayangg…. Terus sayang… Oughhh… “, erangan kenikmatan terus memancar dari mulutnya. “ Oughhh… Livin… terus goyang sayang… “, teriakku memancing nafsunya. Benar saja. Kira-kira 15 menit kemudian goyang pinggulnya semakin dipercepat. Sembari pinggulnya bergoyang, tangannya menekan kuat ke arah payudaraku. Aku mengimbanginya dengan menaikkan pinggulku agar Penisku menghujam lebih dalam. “ Nangi… Ah… aku… Keluar sayang… Oughhh… “, Ternyata Livin telah mencapai orgasme yang kedua. Aku semakin mencoba mengayuh kembali lebih cepat.

Karena sepertinya otot kemaluanku sudah dijalari rasa nikmat ingin menyemburkan sperma. Kemudian aku membalikkan tubuh Livin, sehingga posisinya di bawah. Aku menganjal pinggulnya dengan bantal. Aku memutar-mutarkan pinggulku seperti biduan dangdut. “ Oughhh… Livin… Nikmatnya… Aku keluuarr… “, “ Crottt… Crottt… Crottt… “, Aku tidak kuat lagi mempertahankan sepermaku… Dan langsung saja memenuhi liang vagina Livin. “ Oughhh… Nang… kau begitu perkasa.”, Telah lama aku menantikan hal ini.

Ujarnya sembari tangannya terus mengelus punggungku yang masih merasakan kenikmatan karena, Livin memainkan otot kemaluannya untuk meremas-remas Penisku. Kemudian, tanpa kukomando, Livin berusaha mencabut Penisku yang tampak mengkilat karena cairan spermaku dan cairan Vaginanya. Dengan posisi 69, kemudian ia meneduhi aku dan langsung mulutnya bergerak ke kepala Penisku yang sudah mulai layu. Aku memandangi lubang Vaginanya. Livin terus mengulum dan memainkan lidahnya di leher dan kepala Penisku.

Tangan kanannya terus mengocok-ngocok batang Penisku. Sesekali dia menghisap dengan keras lubang Penisku. Aku merasa nikmat dan geli. “ Oughhhh… Livin… Geli… “, desahku lirih. Namun Livin tidak peduli. Ia terus mengecup, mengulum dan mengocok-ngocok Penisku. Aku tidak tinggal diam, cairan rangsangan yang keluar dari vagina Livin membuatku bergairah kembali. Aku kemudian mengecup dan menjilati lubang Vaginanya. Kelentitnya yang berada di sebelah atas tidak pernah aku lepaskan dari jilatan lidahku. Aku menempelkan bibirku dikelentit itu.

“ Oughhh… Nang… nikmat… ya… Oughhh… “, desahnya. Livin menghentikan sejenak aksinya karena tidak kuat menahan kenikmatan yang kuberikan. “ Oughhh… Terus… Ssss… Aghhh… “, desahnya sembari kepalanya berdiri tegak. Kini Vaginanya memenuhi mulutku. Ia menggerak-gerakkan pinggulnya. “ Oughhhh… Yaahh. Teruss… Oughhh… OoOughhhh”, aku menyedot kuat vaginanya. “ Sayang… Oughhhh… aku… keluar… aghhh…. “, , ucap Livin menuju klimaksnya lagi

 Lalu Livin-pun menghentikan gerakannya, tapi aku terus menyedot-nyedot lubang Vaginanya dan hampir senmua cairan yang keuar masuk kemulutku. Kemudian dengan sisa-sisa tenaganya, Penisku kembali menjadi sasaran mulutnya. Aku sangat suka sekali dan menikmatinya. Kuakui, Livin merupakan wanita yang sangat pintar membahagiakan pasangannya. Livin terus menghisap dan menyedoti Penisku sembari mengocok-ngocoknya. Aku merasakan nikmat yang tiada tara.

“ Oughhh… Livin… Teruss… Teruss… “, rintihku menahan sejuta kenikmatan. Livin terus mempercepat gerakan mulutnya dengfan liarnya, “ Oughhh… Livin… Aku… Keluuarr… Oughhh… “, “ Crottt… Crottt… Crottt… “, Spermaku tumpah ke dalam mulutnya. Sementara Livin seakan tidak merelakan setetespun spermaku meleleh keluar. “ Terimakasih sayang… “, ucapku pada Livin. Saat itu aku-pun merasa sangat puas lalu Livin-pun mengecup bibirku, dan, “ Nang… mungkinkah selamanya kita bisa seperti ini.

Aku sangat puas dengan pelayananmu. Aku tidak ingin perbuatan ini kau lakukan dengan wanita lain. Aku sangat puas. Biarlah aku saja yang menerima kepuasan ini.”, ucapnya puas kepadaku. Saat itu aku mengangguk, dan memeluk Livin ketika dia bertanya hal itu padaku. Singkat cerita semenjak kejadian itu, kami sering melakukan hubungan sexs di kamarnya mauoun dikamarku. Terkadang, kami tidur saling tumpang tindih, membentuk posisi 69, aku tertidur dengan menghirup aroma segar kemaluannya, sedangkan Livin mengulum penisku. Kasir4D

Tak jarang di kala pagi hari ketika penisku ereksi, Livin sering mengkulum penisku yang ereksi itu, sementara aku dengan cueknya tetap tidur sambil menikmati oralnya, terkadang aku jilat Vaginanya karena gemas. Intinya kami lakukan sesuai mood kami. Hubungan ini kami lakukan secara diam-diam tanpa ada sepengetahuan penghuni kos lainya. Sungguh indah sekali tinggal di kost itu, jika ereksi tinggal panggil lalu beraksi.

0 comments:

Post a Comment