KASIR4D - Sejak seusai menikah, bunda tinggal di rumah kecil kami berbagai bulan sambil menantikan bangunan rumah baru mereka berakhir. Lagi-lagi, rumah baru mereka tdk jauh dari bengkel ayah. Ayah menolak tinggal di rumah tante Tina sebab argumen pribadi ayah. Seusai tidak sedikit process yg diperbuat antara ayah serta ibu, akhirnya bengkel tempat ayah bekerja, saat ini menjadi milik ayah serta bunda sepenuhnya.
Ayah sempat memohon terhadap bunda supaya dirinya ingin tetap bisa bekerja di bengkel, serta terang saja bengkel itu langsung bunda putuskan untuk dibeli saja. Maklum bunda merupakan business-minded person. Aku terus sayang dengan ibu, sebab pada akhirnya impian ayah untuk mempunyai bengkel sendiri terkabulkan. Saat ini bengkel ayah makin besar seusai bunda ikut berperan besar di sana. Tidak sedikit renovasi yg mereka perbuat yg membikin bengkel ayah tampak lebih luar biasa.
Pelanggan ayah makin bertambah, serta hari ini tidak sedikit dari kalangan orang-orang kaya. Ayah tdk memecat pegawai-pegawai lama di sana, malah menaikkan gaji mereka serta memperperbuat mereka semacam saat dirinya diperperbuat oleh pemilik bengkel yg lama.
Kenasiban serta gaya nasibku & ayah benar-benar berubah 180 derajat. Saat ini ayah tidak jarang melancong ke luar negeri bersama ibu, serta aku tidak jarang ditinggal di rumah sendiri dengan pembantu. Argumen aku ditinggal mereka sebab aku tetap wajib sekolah.
Ibu tidak jarang mengajak kawan-kawan lamanya bermain di rumah. Salah satu kawannya bernama tante Sarah. Tante Sarah saat itu hanya 15 tahun lebih tua dariku. Semestinya dirinya layak aku panggil kakak daripada tante, sebab wajahnya yg tetap terlihat semacam orang berusia 20 tahunan. Tanti Sarah merupakan pelanggan tetap salon kecantikan ibu, serta kemudian menjadi kawan baik ibu.
Wajah tante Sarah termasuk cantik dengan kulitnya yg putih bersih. Dadanya tdk begitu besar, tapi pinggulnya indah bukan main. Maklum anak orang kaya yg suka tandang ke salon kecantikan.
Tante Sarah tidak jarang main ke rumah serta adakala ngobrol alias gossip dengan bunda berjam-jam. Tdk jarang tante Sarah keluar bersama kami sekeluarga untuk nonton bioskop, window shopping alias ngafe di mall.
Aku sempat sempat bertanya mengenai kenasiban pribadi tante Sarah. Bunda bercerita bahwa tante Sarah itu bukanlah janda cerai alias janda apalah. Tapi tante Sarah sempat ingin menikah, tapi nyatanya pihak dari laki-laki memutuskan untuk mengakhiri pernikahan itu. Alasan-nya tdk dijelaskan oleh ibu, sebab mungkin aku tetap terlalu muda untuk mengerti hal-hal semacam ini.
Pada sebuahhari ayah serta bunda lagi-lagi cabut dari rumah.
Tapi hari ini mereka tdk ke luar negeri, tapi hanya melancong ke kota Bandung saja selagi akhir pekan. Lagi-lagi hanya aku serta pesuruh saja yg tinggal di rumah. Saat itu aku ingin sekali kabur dari rumah, serta menginap di rumah kawan. Tiba-tiba bel rumah berbunyi serta waktu itu tetap jam 5:30 sore di hari Sabtu. Ayah serta bunda baru 1/2 jam yg lalu pergi ke Bandung. Aku pikir mereka kembali ke rumah mengambil barang yg ketinggalan.
Sewaktu pintu rumah dibuka oleh pembantu, suara tante Sarah menyapanya. Aku hanya duduk bermalas-malasan di sofa ruang tamu sambil nonton agenda TV. Tiba-tiba aku disapanya. Togel Online
“Renaldi kok ngga ikut papa mami ke Bandung?” tanya tante Sarah.
“Kalo ke Bandung sih Renaldi malas, tante. Kalo ke Singapore Renaldi mau ikut.” jawabku santai.
“Yah kapan-kapan aja ikut tante ke Singapore. Tante ada apartment di sana tungkas tante Sarah.”
“Aku pun hanya menjawab apa adanya Ok deh. Ntar kami pigi rame-rame aja. Tante ada butuh apa dengan mama? Nyusul aja ke Bandung kalo penting..”
“Kagak ada sih. Tante cuman pengen ajak mamamu makan aja. Yah kini tante bakalan makan sendirian nih. Renaldi mau ngga temenin tante?.”
“Emang tante mau makan di mana?”
“Tante sih mikir Pizza Hut.”
“Males ah ogut kalo Pizza Hut.
“Trus Renaldi maunya pengen makan apa?”
“Makan di Muara Karang aja tante. Di sono kan tidak sedikit opsi, ntar kami pilih aja yg kami mau.”
“Oke deh. Mau cabut jam berapa?”
“Entaran aja tante. Renaldi tetap belon laper. Jam 7 aja berangkat. Tante duduk aja dulu.”
Kami berdua nonton bersebelahan di sofa yg empuk.
Sore itu tante Sarah mengenakan baju yg lumayan sexy. Dirinya menggunakan rok ketat hingga 10 cm di atas lutut, serta atasannya menggunakan baju berwarna orange muda tanpa lengan dengan tahap dada atas terbuka (kira-kira antara 12 hingga 15cm kebawah dari pangkal lehernya). Kaki tante Sarah putih mulus, tanpa ada bulu kaki 1 helai pun. Mungkin sebab dirinya rajin bersalon ria di salon ibu, paling tdk seminggu 2 kali.
Bagian dada atasnya juga putih mulus. Kami nonton TV dengan acara/channel apa adanya saja sambil menantikan hingga jam 7 malam.
Kami juga kadang-kadang ngobrol santai, tidak sedikit tante Sarah suka bertanya mengenai kenasiban sekolahku hingga menanyakan mengenai kenasiban cintaku di sekolah. Aku mengatakan terhadap tante Sarah bahwa aku saat itu tetap belum mau terbelit dengan persoalan percintaan jaman SMA. Kalo naksir sih ada, cuma aku tdk hingga mengganggap terlalu serius.
Terus lama kami berbincang-bincang, tubuh tante Sarah terus mendekat ke arahku. Aroma parfum Chanel yg dirinya pakai mulai tercium jelas di hidungku. Tapi aku tdk mempunyai pikiran apa-apa saat itu.
Tiba-tiba tante Sarah mengatakan,
“Renaldi, kalian suka dikitik-kitik ngga kupingnya?.”
“Huh? Mana enak? tanyaku.”
“Mau tante kitik kuping Renaldi? tante Sarah memperkenalkan?”
“Hmmmboleh aja. Mau pake cuttonbud? tanyaku sekali lagi.”
“Ga usah, pake bulu kemucing itu aja tundas tante Sarah.”
“Idih jorok nih tante. Itu kan kotor. Abis buat bersih-bersih ama mbak. jawabku spontan.”
“Alahh sok bersihan kalian Renaldi. Kan cuman ambil 1 helai bulunya aja. Lagian kalian tetap belum mandi kan? Jorok mana hayo! tangkas tante Sarah.”
“Percaya tante deh, kalian tentu demen.
Sini baring kepalanya di paha tante. lanjutnya.”
Semacam sapi dicucuk hidungnya, aku menurut saja dengan tingkah polah tante Sarah. Nyatanya terbukti terbukti adanya, telinga dikitik-kitik dengan bulu kemucing benar-benar enak tiada tara. Baru kali itu aku merasakan enaknya, serasa enjoy serta pengen tidur aja jadinya. Serta terbukti benar, aku jadi tertidur sampe hingga jam telah menunjukkan pukul 7 lewat. Suara lembut membisikkan telingaku.
“Renaldi, bangun yuk. Tante dah laper nih. kata tante.”
“Erghhhmmm jam berapa kini tante. tanyaku dengan mata yg tetap setengah terbuka.”
“Udah jam 7 lewat Renaldi.
Ayo bangun, tante dah laper. Kalian dari tadi asyik tidur tinggalin tante. Kalo dah enak jadi lupa orang kalian yah. kata tante sambil mengelus lembut rambutku.”
“Masih ngantuk nih tante makan di rumah aja yah? Suruh mbak masak alias beli mie ayam di dekat sini.”
“Ahhh ogah, tante pengen jalan-jalan juga kok. Bosen dari tadi bengong di sini.”
“Oke oke, kasih Renaldi lima menit lagi deh tante. mintaku.”
“Kagak boleh. Tante dah laper banget, mau pingsan dah.”
Sambil malas-malasan aku bangun dari sofa.
Kulihat tante Sarah sedang membenarkan posisi roknya kembali. Alamak gaya tidurku kok jelek sekali sih sampe-sampe rok tante Sarah tersingkap tinggi banget. Berarti dari tadi aku tertidur di atas paha mulus tante Sarah, begitulah aku berpikir. Ada rasa bahagia juga di dalam hati.
Seusai mencuci muka, ganti pakaian, kami berdua berpamitan terhadap pesuruh rumah kalau kami bakal makan keluar. Aku beramanat terhadap pesuruh supaya jangan menantikan aku pulang, sebab aku yakin kami tentu bakal lama. Jadi aku mengangkat kunci rumah, untuk berjaga-jaga jika pesuruh rumah telah tertidur.
“Nih kalian yg setir mobil tante dong.”
“Ogah ah, Renaldi cuman mau setir Baby Benz tante. Kalo yg ini males ah. candaku. Waktu itu tante Sarah mengangkat sedan Honda, bukan Mercedes-nya.”
“Belagu banget kamu. Kalo ngga mau setir ini, bawa itu Benz-nya mama. balas tante Sarah.”
“No way bisa digantung ogut ama papa mama. jawabku.”
“Iya udah kalo gitu setir ini dong. jawab tante Sarah sambil tertawa kemenangan.”
Mobil melaju menyusuri jalan-jalan kota Jakarta. Tante Sarah semacam bebek saja, ngga sempat stop ngomong and gossipin kawan-kawannya. Aku jenuh banget yg mendengar. Dari yg cerita pacar kawan-kawannya lah, sampe ke mantan tunangannya.
Sesampai di daerah Muara Karang, aku memutuskan untuk makan bakmi bebeknya yg tersohor di sana. Untung tante Sarah tdk protes dengan opsi saya, mungkin sebab telah terlalu lapar dia.
Seusai makan, kami mampir ke tempat main bowling. Abis main bowling tante Sarah mengajakku mampir ke rumahnya. Tante Sarah tinggal sendiri di apartemen di kawasan Taman Anggrek. Dirinya memutuskan untuk tinggal sendiri sebab argumen pribadi juga. Ayah serta bunda tante Sarah sendiri tinggal di Bogor. Saat itu aku tdk tau apa pekerjaan sehari-hari tante Sarah, yg tante Sarah tdk sempat merasa ketidak lebihan materi.
Apartemen tante Sarah lumayan keren dengan tata interior yg classic. Di sana tdk ada siapa-siapa yg tinggal di sana tidak hanya tante Sarah. Jadi aku bisa maklum jika tante Sarah tidak jarang keluar rumah. Tentu jenuh jika tinggal sendiri di apartemen.
“Anggap rumah sendiri Renaldi. Jangan malu-malu. Kalau mau minum ambil aja sendiri yah.”
“Kalo begitu, Renaldi mau yg ini. sambil menunjuk botol Hennessy V.S.O.P yg tetap disegel.”
“Kagak boleh, tetap dibawah umur kamu. cegah tante Sarah.”
“Tapi Renaldi dah umur 17 tahun.
Mestinya ngga persoalan jawabku dengan bermaksud membela diri.”
“Kalo kalian memaksa yah udah. Tapi jangan buka yg baru, tante punya yg telah dibuka botolnya..”
Tiba-tiba suara tante Sarah menghilang dibalik master bedroomnya. Aku menganalisa ruangan kurang lebihnya. Tidak sedikit lukisan-lukisan dari dalam serta luar negeri terpampang di dinding. Lukisan dalam negerinya tidak sedikit yg berfotokan wajah-wajah cantik gadis-gadis Bali. Lukisan yg berbobot tinggi, serta aku yakin tentu bukan barang yg terjangkauan.
“Itu tante beli dari seniman lokal waktu tante ke Bali tahun lalu kata tante Sarah memecahkan suasana hening sebelumnya.”
“Keren tante. High taste banget. Tentu mahal yah?! jawabku kagum.”
“Ngga juga sih. Tapi tante tdk sempat menawar harga dengan seniman itu, sebab seni itu mahal. Kalo tante tdk tepat dengan harga yg dirinya tawarkan, tante pergi saja.”
Aku tetap menyibukkan diri memantau lukisan-lukisan yg ada, serta tante Sarah tdk bosan membahas pengertian dari lukisan-lukisan tersebut.
Tante Sarah nyatanya mempunyai kecintaan tinggi terhadap seni lukis.
“Ok deh. Kalo begitu Renaldi mau pamit pulang dulu tante. Dah hampir jam 11 malam. Tante istirahat aja dulu yah. kataku.”
“Ehmmm tinggal dulu aja di sini. Tante juga tetap belum ngantuk. Temenin tante bentar yah. mintanya sedikit memohon.”
Aku juga merasa kasihan dengan keadaan tante Sarah yg tinggal sendiri di apartemen itu. Jadi aku memutuskan untuk tinggal 1 alias 2 jam lagi, hingga kelak tante Sarah telah ingin tidur.
“Kita main UNO yuk?! ajak tante Sarah.”
“Apa itu UNO?! tanyaku penasaran.”
“Walah kalian ngga sempat main UNO yah? tanya tante Sarah.
Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala.”
“Wah kalian kampung boy banget sih. canda tante Sarah.
Aku hanya memasang tampak cemburut canda.”
Tante Sarah masuk ke kamarnya lagi untuk mengangkat kartu UNO, serta kemudian masuk ke dapur untuk mempersiapkan hidangan bersama minuman.
Tante Sarah mengangkat kacang mente asin, segelas wine merah, serta 1 gelas Hennessy V.S.O.P on rock (pake es batu). Seusai mengajari aku tutorial bermain UNO, kamipun mulai bermain-main santai sambil makan kacang mente. Hennesy yg aku teguk benar-benar keras, serta baru 2 alias 3 teguk badanku terasa panas sekali.
Aku biasanya hanya dikasih 1 sisip saja oleh ayah, tapi ini skrg aku minum sendirian.
Kepalaku terasa berat, serta mukaku panas. Menonton kejadian ini, tante Sarah menjadi tertawa, serta mengatakan bahwa aku bukan bakat peminum. Terang aja, ini baru pertama kalinya aku minum 1 gelas Hennessy sendirian.
“Tante, anterin Renaldi pulang yah. Kepala ogut rada berat.”
“Kalo gitu stop minum dulu, biar ngga tambah pusing. jawab tante Sarah.
Aku merasa tante Sarah berusaha mencegahku untuk pulang ke rumah. Tapi lagi-lagi, aku semacam sapi dicucuk hidung-nya, apa yg tante Sarah minta, aku rutin menyetujuinya. Menonton tingkahku yg suka menurut, tante Sarah mulai terlihat lebih berani lagi. Dirinya mengajakku main kartu biasa saja, sebab bermain UNO tidak lebih seru kalau hanya berdua. Paling tepat untuk bermain UNO itu berempat.
Tapi permainan kartu ini menjadi lebih seru lagi.
Tante mengajak bermain blackjack, siapa yg kalah wajib menuruti permintaan pemenang. Tapi kemudian tante Sarah ralat menjadi Truth & Dare game. Permainan kami menjadi seru serta terus terang aja tante Sarah sangat menikmati permainan Truth & Dare, serta dirinya sportif jika dirinya kalah.
Pertama-tama bila aku menang dirinya rutin meminta hukuman dengan Truth punishment, lama-lama aku menjadi terus berani menanyakan yg bukan-bukan. Sebaliknya dengan tante Sarah, dirinya lebih suka memaksa aku untuk memilih Dare supaya dirinya bisa lebih leluasa mengerjaiku.
Dari yg disuruh pushup 1 tangan, menari balerina, menelan es batu seukuran bakso, serta lain-lain. Mungkin juga tdk ada pointnya buat tante Sarah menanyakan the Truth mengenai diriku, sebab kenasibanku terlihat lurus-lurus saja menurutnya.
Ini merupakan juga peluang untuk menggali the Truth mengenai kenasiban pribadinya. Aku pun juga heran kenapa aku menjadi berminat untuk mencari tahu kenasibannya yg sangat pribadi. Mula-mula aku bertanya mengenai mantan tunangannya, kenapa hingga batal pernikahannya.
Hingga pertanyaan yg menjurus ke seks semacam umpama kapan pertama kali dirinya kehilangan keperawanan. Semuanya tanpa ragu-ragu tante Sarah jawab semua pertanyaan-pertanyaan pribadi yg aku lontarkan.
Kini permainan kami terus wild serta berani. Tante Sarah menganjurkan untuk mengkombinasikan Truth & Dare dengan Strip Poker. Aku pun terus bergairah serta menyetujui saja usul tante Sarah.
“Yee, tante menang lagi. Ayo lepas satu yg menempel di badan kamu. kata tante Sarah dengan senyum kemenangan.”
“Jangan gembira dulu tante, kelak giliran tante yg kalah. Jangan nangis loh yah kalo kalah. jawabku sambil melepas kaus kakiku.”
Selang berbagai lama Nahhh, kalah lagi kalah lagi lepas lagi lepas lagi.. Tante Sarah kelihatan gembira sekali. Kemudian aku melepas kalung emas pemberian bunda yg aku kenakan.
“Ha ha ha two pairs, punya tante one pair. Yes yes tante kalah sekarang. Ayo lepas lepas candaku sambil tertawa gembira.”
“Jangan gembira dulu. Tante lepas anting tante. jawab tante sambil melepas anting-anting yg dikenakannya.”
Aku makin bernapsu untuk bermain. Mungkin bernapsu untuk menonton tante Sarah bugil juga. Aku pengen sekali menang terus.
“Full house yeahhh kalah lagi tante. Ayo lepas ayo lepas . Aku saat ini menari-nari gembira.”
Terlihat tante Sarah melepas jepit rambut merahnya, serta aku segera saja protes Loh, curang kok lepas yg itu?.
“Loh, kan peraturannya lepas semuanya yg menempel di tubuh. Jepit tante kan nempel di rambut serta rambut tante melekat di kepala. Jadi tetap dianggap menempel dong. jawabnya membela.”
Aku rada gondok mendengar pembelaan tante Sarah. Tapi itu menjadikan darahku bergejolak lebih deras lagi.
Straight Renaldi One Pair Yes tante menang. Ayo lepas! Jangan malu-malu! seru tante Sarah girang.
Aku pun segera melepas jaket aku yg kenakan. Untung aku rutin menggunakan jaket tipis biar keluar malam. Lihatlah pembalasanku, kataku dalam hati.
Renaldi Three kind tante one pair ahhh lagi-lagi tante kalah sindirku sambil tersenyum. Serta tanpa diberi instruksi serta tanpa malu-malu, tante melepas baju atasannya. Aku serentak menelan ludah, sebab baju atasan tante telah terlepas serta saat ini yg terlihat hanya BH putih tante. Belahan payudara-nya terlihat jelas, putih bersih. Renaldi junior dengan serentak langsung menegang, serta kedua mataku terpaku di daerah belahan dadanya.
“Hey, lihat kartu dong. Jangan liat di sini. canda tante sambil menunjuk belahan dadanya. Aku kaget sambil tersenyum malu.”
“Yes Full House, hari ini tante menang. Ayo buka buka. Tampak tante Sarah girang banget bisa dirinya menang. Hari ini aku lepas atasanku, serta saat ini aku terlanjang dada.”
“Ck ck ck pemain basket nih. Badan kekar serta hebat. Coba buktikan kalo hokinya juga hebat. sindir tante Sarah sambil tersenyum.”
Seusai menegak habis wine yg ada di gelasnya, tante Sarah kemudian beranjak dari tempat duduknya menuju ke dapur dengan keadaan dada setengah terlanjang.
Tidak lama kemudian tante Sarah mengangkat sebotol wine merah yg tetap 3/4 penuh serta sebotol V.S.O.P yg tetap 1/2 penuh.
“Mari kami bergembira malam ini. Minum sepuas-puasnya. ujar tante Sarah.” Kami saling ber-tos ria serta kemudian melanjutkan kembali permainan strip poker kami.
“Yesss seruku dengan girangnya pertanda aku menang lagi.”
Tanpa disuruh, tante Sarah melepas rok mininya serta aduhaiii, hari ini tante Sarah hanya terliat mengenakan BH serta celana dalam saja. Malam itu dirinya mengenakan celana dalam yg kecil imut berwarna pink cerah. Tdk tampak ada bulu-bulu pubis dikurang lebih selangkangannya.
Aku sempat berpikir apakah tante Sarah mencukur semua bulu-bulu pubisnya.
Muka tante Sarah sedikit memerah. Kulihat tante Sarah telah menegak abis gelas winenya yg kedua. Apakah dirinya berniat untuk mabuk malam ini? Aku tidak lebih sedikit perduli dengan faktor itu. Aku hanya bernafsu untuk memenangkan permainan strip poker ini, supaya aku bisa menonton tubuh terlanjang tante Sarah.
“Yes, yes, yes senyum kemenangan terlukis indah di wajahku.”
Tante Sarah kemudian memandangkan wajahku selang berbagai saat, serta mengatakan dengan nada genitnya Kini Renaldi tahan napas yah. Jangan hingga semacam kesetrum listips loh.
Hari ini tante Sarah melepaskan BH-nya serta serentak jatungku ingin copot. Benar apa kata tante Sarah, aku semacam terkena setrum listips bertegangan tinggi.
Dadaku sesak, susah bernapas, serta jantungku berdegup kencang. Inilah pertama kali aku menonton payudara Sarah dewasa dengan cara jelas di depan mata. Payudara tante Sarah sungguh indah dengan putingnya yg berwarna coklat muda menantang.
“Aih Renaldi, ngapain liat susu tante terus. Tante tetap belum kalah total. Mau lanjut ngga? tanya tante Sarah. Casino Online
Aku hanya bisa menganggukkan kepala pertanda iya.”
“ertama kali liat susu cewek yah? Ketahuan nih. Dasar genit kamu. tambah tante Sarah lagi. Aku sekali lagi hanya bisa mengangguk malu.”
Aku menjadi tdk berkonsentrasi bermain, mataku tidak jarang kali melirik kedua payudaranya serta selangkangannya. Aku penasaran sekali ada apa dibalik celana dalam pinknya itu. Tempat di mana menurut kawan-kawan sekolah merupakan surga dunia para lelaki. Aku ingin sekali menonton bentuknya serta kalo bisa memegang alias meraba-raba.
Dampak tdk berkonsentrasi main, hari ini aku yg kalah, serta tante Sarah meminta aku melepas celana yg aku kenakan. Saat ini aku terlanjang dada dengan hanya mengenakan celana dalam saja. Tante Sarah hanya tersenyum-senyum saja sambil menegak wine-nya lagi. Aku sengaja menolak tawaran tante Sarah untuk menegak V.S.O.P-nya, dengan argumen takut pusing lagi.
Sebab kami berdua hanya tinggal 1 helai saja di tubuh kami, permainan hari ini ada finalnya. Babak penentuan apakah tante Sarah bakal menonton aku terlanjang bulat alias sebaliknya.
Aku berharap malam itu malaikat keberuntungan berpihak kepadaku.
Nyatanya harapanku sirna, sebab nyatanya malaikat keberuntungan berpihak terhadap tante Sarah. Aku sedih sekali, serta wajah kesedihanku terbaca jelas oleh tante Sarah. Sewaktu aku bakal melepas celana dalamku dengan malu-malu, tiba-tiba tante Sarah mencegahnya.
“Tunggu Renaldi. Tante ngga mau celana dalam mu dulu. Tante mau Dare Renaldi dulu. Ngga seru kalo game-nya cepat habis kayak begini kata tante Sarah.”
Seusai meneguk wine-nya lagi, tante Sarah terdiam sejenak kemudian tersenyum genit. Senyum genitnya ini lebih menantang daripada yg sebelum-sebelumnya.
“Tante dare Renaldi untuk hmmm cium bibir tante sekarang. tantang tante Sarah.”
“Ahh, yg bener tante? tanyaku.”
“Iya bener, kenapa ngga mau? Jijik ama tante? tanya tante Sarah.”
“Bukan sebab itu. Tapi Renaldi belum sempat soalnya. jawabku malu-malu.”
“Iya udah, kalo gitu cium tante dong. Sekalian pelajaran pertama buat Renaldi. kata tante Sarah.”
Tanpa berpikir ulang, aku mulai mendekatkan wajahku ke wajah tante Sarah. Tante Sarah kemudian memejamkan matanya. Pertamanya aku hanya menempelkan bibirku ke bibir tante Sarah.
Tante Sarah diam sebentar, tidak lama kemudian bibirnya mulai melumat-lumat bibirku perlahan-lahan. Aku mulai merasakan bibirku mulai basah oleh air liur tante Sarah. Aroma wine merah sempat tercium di hidungku.
Aku pun tdk mau kalah, aku berusaha menandinginya dengan membalas lumatan bibir tante Sarah. Maklum ini baru pertama, jadi aku terlihat semacam anak kecil yg sedang melumat-lumat ice cream. Selang berbagai saat, aku kaget dengan tingkah baru tante Sarah.
Tante Sarah dengan serentak menjulurkan lidahnya masuk ke dalam mulutku.
Anehnya aku tdk merasa jijik sama sekali, malah bahagia dibuatnya. Aku temukan lidahku dengan lidah tante Sarah, serta saat ini lidah kami kemudian saling berperang di dalam mulutku serta terkadang pula di dalam mulut tante Sarah.
Kami saling berciuman bibir serta lidah tidak lebih lebih 5 menit lamanya. Nafasku telah tidak karuan, dah kupingku panas dibuatnya. Tante Sarah seolah-olah menikmati betul ciuman ini. Nafas tante Sarah pun tetap teratur, tdk ada tanda sedikitpun kalau dirinya tersangsang.
“Telah lumayan dulu. Ayo kami sambung lagi pokernya ajak tante Sarah.”
Aku pun mulai mengocok kartunya, serta pikiranku tetap terbayg saat kami berciuman.
Aku ingin sekali lagi mencium bibir lembutnya. Hari ini aku menang, serta terang saja aku meminta jatah sekali lagi berciuman dengannya. Tante Sarah menurut saja dengan permintaanku ini, serta kami pun saling berciuman lagi. Tapi hari ini hanya kurang lebih 2 alias 3 menit saja.
“Udah ah, jangan ciuman terus dong. Ntar Renaldi bosan ama tante. candanya.”
“Masih belon bosan tante. Nyatanya asyik juga yah ciuman. jawabku.”
“Kalo ciuman terus tidak lebih asyik, kalo mau sih seru tante Sarah kemudian terputus.” Kalimat tante Sarah ini tetap menggantung bagiku, seolah-olah dirinya ingin mengatakan sesuatu yg menurutku sangat penting.
Aku terbayg-bayg untuk bermain gila dengan tante Sarah malam itu.
Aku terus berani serta menjadi sedikit tdk tau diri. Aku punya perasaan kalo tante Sarah sengaja untuk mengalah dalam bermain poker malam itu. Terang aja aku menang lagi hari ini. Aku telah terburu oleh napsuku sendiri, serta aku sangat mekegunaaankan situasi yg sedang berjalan.
“Renaldi menang lagi tuh. Jangan minta ciuman lagi yah. Yg lain dong sambut tante Sarah sambil menggoda.”
“Hmm apa yah. pikirku sejenak.”
“Gini aja, Renaldi pengen emut-emut susu tante Sarah. jawabku tdk tau malu.”
Nyatanya wajah tante Sarah tdk tampak kaget alias marah, malah balik tersenyum kepadaku sambil mengatakan Telah tante tebak apa yg ada di dalam pikiran kamu, Renaldi..
“Boleh kan tante?! tanyaku penasaran. Tante Sarah hanya mengangguk pertanda setuju.”
Kemudian aku dekatkan wajahku ke payudara sebelah kanan tante Sarah. Aroma parfum harum yg menempel di tubuhnya tercium jelas di hidungku. Tanpa ragu-ragu aku mulai mengulum puting susu tante Sarah dengan lembut. Kedua telapak tanganku berpijak mantap di atas karpet ruang tamu tante Sarah, memberbagi fondasi kuat supaya wajahku tetap leluasa menelusuri payudara tante Sarah.
Aku kulum bergantian puting kanan serta puting kiri-nya. Kuluman yg tante Sarah bisakan dariku memberbagi sensasi terhadap tubuh tante Sarah. Dirinya tampak menikmati setiap hisapan-hisapan serta jilatan-jilatan di puting susu-nya. Nafas tante Sarah perlahan-lahan terus memburu, serta terdengar desahan dari mulutnya. Saat ini aku bisa memastikan bahwa tante Sarah saat ini sedang terangsang alias istilah modern-nya horny.
Renaldi kalian nakal banget sih! haahhh Tante kalian apain? bisik tante Sarah dengan nada terputus-putus. Aku tdk mengubris kata-kata tante Sarah, tapi malah terus bersemangat memainkan kedua puting susunya.
Tante Sarah tdk memberbagi perlawanan sedikitpun, malah seolah-olah semacam memberbagi lampu hijau kepadaku untuk meperbuat hal-hal yg tdk senonoh terhadap dirinya.
Aku mencoba mendorong tubuh tante Sarah perlahan-lahan supaya dirinya terbaring di atas karpet. Nyatanya tante Sarah tdk menahan/menolak, bahkan tante Sarah hanya pasrah saja. Seusai tubuhnya terbaring di atas karpet, aku menghentikan serangan gerilyaku terhadap payudara tante Sarah. Aku perlahan-lahan menciumi leher tante Sarah, serta oh my, wangi betul leher tante Sarah.
Tante Sarah memejamkan kedua matanya, serta tdk berhenti-hentinya mendesah. Aku jilat lembut kedua telinganya, memberbagi sensasi serta getaran yg tidak sama terhadap tubuhnya. Aku tdk mengerti mengapa malam itu aku seolah-olah tau apa yg wajib aku perbuat, padahal ini baru pertama kali seumur nasibku menghadapi suasana semacam ini.
Kemudian aku melandaskan kembali bibirku di atas bibir tante Sarah, serta kami kembali berciuman mesra sambil berperang lidah di dalam mulutku serta terkadang di dalam mulut tante Sarah. Tanganku tdk tinggal diam.
Telapak tangan kiriku menjadi bantal untuk kepala belakang tante Sarah, sedangkan tangan kananku meremas-remas payudara kiri tante Sarah.
Tubuh tante Sarah semacam cacing kepanasan. Nafasnya terengah-engah, serta dirinya tdk berkonsentrasi lagi berciuman denganku. Tanpa diberi komando, tante Sarah tiba-tiba melepas celana dalamnya sendiri. Mungkin saking horny-nya, otak tante Sarah memberbagi instinct bawah sadar kepadanya untuk segera melepas celana dalamnya.
Aku ingin sekali menonton kemaluan tante Sarah saat itu, tetapi tante Sarah tiba-tiba hebat tangan kananku untuk mendarat di kemaluannya. Alamak , pikirku kaget. Nyatanya kemaluan/vagina tante Sarah mulus sekali.
Nyatanya semua bulu jembut tante Sarah dicukur abis olehnya. Dirinya menuntun jari tengahku untuk memainkan daging mungil yg menonjol di vaginanya. Aku putar-putar itil tante Sarah berotasi searah jarum jam alias berlawanan arah jarum jam. Saat ini vagina tante Sarah mulai basah serta licin.
“Renaldi kamu yah aaahhhh kok nafsu ama tante? tanya tante Sarah terengah-engah.”
“Kan tante yg suruh tangan Renaldi ke sini? jawabku.”
“Masa sihhh tante lupa aahhh Renaldi kamu kok nakal? tanya tante Sarah lagi.”
“Nakal tapi tante bakal suka kan? candaku gemas dengan tingkah tante Sarah.”
“Iyaaa nakalin tante pleasee suara tante Sarah mulai serak-serak basah.”
Aku tetap memainkan itil tante Sarah, serta ini membikinnya terus menggeliat hebat. Tidak lama kemudian tante Sarah menjerit kencang seakaan-akan terjadi gempa bumi saja. Tubuhnya mengejang serta kuku-kuku jarinya sempat mencakar bahuku. Untung saja tante Sarah bukan jenis yg suka memelihara kuku panjang, jadi cakaran tante Sarah tdk sakit buatku.
Renaldi tante datangggg uhhh oohhh erang tante Sarah. Aku yg tetap hijau waktu itu tidak lebih mengerti apa pengertian kata datang waktu itu.
Yg tentu seusai mengatakan kalimat itu, tubuh tante Sarah lemas serta nafasnya terengah-engah.
Dengan tanpa di beri aba-aba, aku lepas celana dalamku yg tetap saja menempel. Aku telah lupa sejak kapan batang k0ntolku tegak. Aku siap menikmati tubuh tante Sarah, tapi sedikit ragu, sebab takut bakal ditolak oleh tante Sarah. Keragu-raguanku ini terbaca oleh tante Sarah. Dengan lembutnya tante Sarah mengatakan, Renaldi, kalo pengen tidurin tante, mendingan cepetan deh, sebelon gairah tante habis. Tuh liat kontol Renaldi dah tegak kayak besi. Sini tante pegang apa dah panas..
Aku berusaha mengambil posisi diatas tubuh tante.
Gaya bercinta traditional. Perlahan-lahan kuarahkan batang k0ntolku ke mulut vagina tante Sarah, serta kucoba dorong k0ntolku perlahan-lahan. Nyatanya tdk susah menembus pintu kenikmatan milik tante Sarah. Tidak hanya mungkin sebab basahnya dinding-dinding vagina tante Sarah yg memuluskan akses k0ntolku, juga sebab mungkin telah berbagai batang k0ntol yg telah masuk di dalam sana.
“Uhhh ohhh Renaldi ahhh desah tante Sarah.”
Aku coba mengocok-kocok vagina tante Sarah dengan k0ntolku dengan memaju-mundurkan pinggulku. Tante Sarah terlihat terus horny, serta mendesah tidak karuan.
“Renaldi aduhhh Renaldi geliiii tante uhhh ohhhh desah tante Sarah.
Di saat aku sedang asyik memacu tubuh tante Sarah, tiba-tiba aku disadarkan oleh permintaan tante Sarah, jadi aku berhenti sejenak.
“Renaldi kalian dah mau keluar belum tanya tante Sarah.”
“Belon sih tante mungkin berbagai saat lagi jawabku serius.”
“Nanti dikeluarin di luar yah, jangan di dalam. Tante mungkin lagi subur sekarang, serta tante lupa suruh kalian pake pengaman. Lagian tante ngga punya stock pengaman sekarang. Jadi jangan dikeluarin di dalam yah. pinta tante Sarah.”
“Selesai tante. jawabku.”
“Ok deh kini jangan diam goygin lagi dong canda tante Sarah genit.
Tanpa menunda tidak sedikit waktu lagi, aku lanjutkan kembali permainan kami. Aku bisa merasakan vagina tante Sarah terus basah saja, serta aku pun bisa menonton bercak-bercak lendir putih di kurang lebih bulu jembutku.
Aku mulai berkeringat di punggung belakangku. Muka serta telingaku panas. Tante Sarah pun juga sama. Suara erangan serta desahan-nya makin terdengar panas saja di telingaku. Aku tdk menyadari bahwa aku telah berpacu dengan tante Sarah 20 menit lama-nya. Tanda-tanda bakal adanya sesuatu yg bakalan keluar dari k0ntolku terus mendekat saja.
Renaldi ampunnn kontolnya kok kayak logam aja ngga ada lemasnya dari tadi tante geliii banget nihhh kata tante Sarah.”
“Tante Renaldi dah hingga ujung nih kataku sambil mempercepat goygan pinggulku.”
Puting tante Sarah terus terlihat mencuat menantang, serta kedua payudara pun terlihat mengeras. Aku mendekatkan wajahku ke wajah tante Sarah, serta bibir kami saling berciuman. Aku julur-julurkan lidahku ke dalam mulutnya, serta lidah kami saling berperang di dalam. Posisi bercinta kami tdk berubah sejak tadi. Posisiku tetap di atas tubuh tante Sarah.
Aku percepat kocokan k0ntolku di dalam vagina tante Sarah.
Tante Sarah telah menjerit-jerit serta meracau tidak karuan saja.
“Renaldi tante datangggg uhhh ahhhhhh jerit tante Sarah sambil memeluk erat tubuhku. Ini pertanda tante Sarah telah orgasme.”
“Aku pun juga sama, lahar panas dari dalam k0ntolku telah siap bakal menyembur keluar. Aku tetap ingat pesan tante Sarah supaya spermaku dilepas keluar dari vagina tante Sarah.”
Tante Renaldi datangggg jeritku. Kutarik k0ntolku dari dalam vagina tante Sarah, serta k0ntolku memuncratkan spermanya di perut tante Sarah. Saking kencangnya, semburan spermaku hingga di dada serta leher tante Sarah.
“Ahhh ahhhh ahhhh suara jeritan kepuasanku.
“Idihhh kalian kecil-kecil tapi spermanya tidak sedikit bangettt sih canda tante Sarah. Aku hanya tersenyum saja. Aku tdk sempat mengomentari candaan tante Sarah.”
Seusai semua sperma telah tumpah keluar, aku merebahkan tubuhku di samping tubuh tante Sarah. Kepalaku tetap teriang-iang serta nafasku tetap belum stabil. Mataku menonton ke langit-langit apartment tante Sarah. Aku baru saja menikmati yg namanya surga dunia.
Tante Sarah kemudian memelukku manja dengan posisi kepalanya di atas dadaku. Aroma harum rambutku tercium oleh hidungku.
“Renaldi puas ngga? tanya tante Sarah.”
“Bukan puas lagi tante tapi Renaldi semacam baru saja masuk ke surga jawabku.”
“Emang vagina tante surga yah? canda tante Sarah.”
“Boleh dikata demikian. jawabku percaya diri.”
“Kalo tante puas ngga? tanyaku penasaran.”
“Hmmm coba kalian pikir sendiri aja yg tentu vagina tante kini ini tetap berdenyut-denyut rasanya. Diapain emang ama Renaldi? tanya tante Sarah manja.”
“Anuu Renaldi kasih si Renaldi Junior tuh tante liat jembut Renaldi tidak sedikit bercak-bercak lendir. Itu punya dari vagina tante tuh. Banjir keluar tadi. kataku.”
“Idihhh mana mungkin bela tante Sarah sambil mencubit k0ntolku yg telah mulai loyo.”
“Renaldi tidak jarang-tidak jarang datang ke rumah tante aja. Kelak kami main poker lagi. Mau kan? pinta tante Sarah.
Sippp tante. jawabku serentak girang.”
Malam itu aku nginap di rumah tante Sarah. Keesokan harinya aku langsung pulang ke rumah. Aku sempat minta jatah 1 kali lagi dengan tante Sarah, namum ajakanku ditolak halus olehnya sebab argumen dirinya ada janji dengan kawan-kawannya.
Sejak saat itu aku menjadi kawan seks gelap tante Sarah tanpa sepengetahuan orang lain khususnya ayah serta ibu. Tante Sarah bahagia bercinta yg bervariasi serta dengan lokasi yg bervariasi pula tidak hanya apartementnya sendiri. Kadang bermain di mobilnya, di motel kilat yg hitungan charge-nya per jam, di ruang VIP spa kecantikan ibuku (ini aku berusaha keras untuk menyelinap supaya tdk diketahui oleh para pegawai di sana).
Tante Sarah sangat menyukai serta menikmati seks.
Menurut tante Sarah seks bisa membikinnya merasa enak, belum lagi seks yg teratur benar-benar baik untuk kesehatan. Dirinya sempat menceritakan kepadaku mengenai rahasia tahan lama muda artis Hollywood tersohor bernama Elizabeth Taylor, yah jawabannya hanya pendek saja yaitu seks serta diet yg teratur.
Tante Sarah paling suka bermain tanpa kondom. Tapi dirinya pun juga tdk ingin menggunakan sistem pil sebagai alat kontrasepsi sebab dirinya sempat alergi saat pertama mencoba minum pil kontrasepsi. Jadi di saat subur, aku diwajibkan menggunakan kondom.
Di saat seusai berakhir masa menstruasinya, ini merupakan saat di mana kondom boleh dilupakan untuk sementara dulu serta aku bisa sepuasnya berejakulasi di dalam vaginanya. Jika di saat subur serta aku/tante Sarah lupa menyetok kondom, kami tetap saja nekat bermain tanpa kondom dengan berejakulasi di luar (meskipun ini rawan kehamilannya tinggi juga).
Hubungan gelap ini sempat berjalan hampir 4 tahun lamanya. Aku sempat mempunyai perasaan cinta terhadap tante Sarah. Maklum aku tetap termasuk remaja/pemuda yg gampang terbawa emosi.
Tetapi tante Sarah menolaknya dengan halus sebab jika hubunganku serta tante Sarah bertambah serius, tidak sedikit pihak luar yg bakal mencaci-maki alias mengutuk kami.
Tante Sarah sempat menjauhkan diri seusai aku mengatakan cinta padanya hingga aku benar-benar move on dari-nya. Aku lumayan patah hati waktu itu (hampir 1.5 tahun), tapi aku tetap mempunyai akal sehat yg mengontrol perasaan sakit hatiku. Saat itu pula aku cuti bermain dengan tante Sarah.
Saat ini aku tetap berhubungan baik dengan tante Sarah. Kasir4D
Kami kadang-kadang menyempatkan diri untuk bermain 2 minggu sekali alias kadang-kadang 1 bulan sekali. Tergantung dari mood kami masing-masing. Tante Sarah hingga kini tetap single. Aku untuk sementara ini juga tetap single. Aku putus dengan pacarku kurang lebih 6 bulan yg lalu.
Sejak putus dengan pacarku, tante Sarah sempat menjadi pelarianku, khususnya pelarian seks. Sebetulnya ini tdk benar serta kasihan tante Sarah, tetapi tante Sarah semacam mengerti tingkah laku lelaki yg sedang patah hati tentu bakal mencari seorang pelarian. Jadi tante Sarah tdk sempat merasa bahwa dirinya merupakan pelarianku, tapi sebagai seorang kawan yg ingin menolong meringkankan beban perasaan kawannya
0 comments:
Post a Comment