Sakura - Text Select

Saturday, February 29, 2020

Ngentot Sama Tante Sexy


KASIR4D - Cerita ini aku kisahkan dari kisah nyata sayawatku kuliah pada waktu di jakarta sekitar tahun 2013, nama saya Rangga, banyak orang menilai saya pria sinpatik dengan kemauan berpikir cemerlang, kebutuhan hidup menjadi kendala saya saat itu, uang pas-pasan dari orang tua kadang-kadang kurang memenuhi kebutuhan sehari-hari saya.

Kurang 4 bulan saya belajar di kota ini, cukup banyak tawaran dari beberapa teman utnuk memberikan les privat matematika dan IPA bagi adik-adik mereka yang masih duduk di sekolah lanjutan, keberuntungan datang bertubi-tubi, bahkan tawaran datang dari bunga kampus kami, sebut saja Linda untuk memberikan les privat bagi adiknya yang masih duduk dikelas 2 sltp swasta ternama di kota di mana saya kuliah. Togel Online

Keluarga Linda adalah keluarga yang sangat harmonis, ayahnya bekerja sebagai kepala kantor perwakilan salah satu departemen, berumur kurang lebih 44 tahun, sementar itu ibunya, biasa saya panggil tante Mariska, adalah ibu rumah tangga yang sangat memperhatikan keluargannya, konon kabarnnya tante Mariska adalah mantan ke cantikan di kota kelahirannya, dan hal ini sangat saya percayai karena kcantikan dan bentuk tubuhnya yang masih sangat menarik di usiannya ke 38 ini, adik Linda murid saya bernama Nita, amat manjapada orangtua, karena tante selalu membiasakan memenuhi segalaj permintannnya.

Dalam satu minggu, saya harus memberikan pelajaran tembahan 3 kali buat Nita, walaupun sudah saya tawarkan bahwa waktu pertemuan tersebut dapat di kurangi, karena sebenarnya Nita cukup cerdas, hanya sedikit malas belajar, tetapi tante Mariska malah menyarankan untuk memberikan pelajaran lebih dari yang sudah di sepakati dari awalnya.

Setiap saya selesai mengajar, Mariska tante menunggu saya untuk membeicakan perkembangan anaknya, terkadang ekor matanya saya tangkap menyelidik bentuk badan saya yang agak bidang menuruntnya, melewati satu bulan saya mengajar Nita, hubungan saya semakin akrab.

Suatu ketika, kira-kira ketika saya mengajar Nita, saya datang seperti jam 15.00 sore, saya mendapati rumah bambang sepi tidak seperti biasanya, hanya tukang kebun yang ada, karena sudah menjadi kewajiban, saya berinisiatif menunggu Nita, minimal selama waktu saya mengajar, kurang lebih 45 menit menunggu, tante Mariska datang dengan wajah cerah sambil mengatakan bahwa Nita sedang menghadiri pesta ulang tahun salah seorang temannya, sehinga hari itu saya tidak perlu mengajar, tetapi tante Mariska tetap meminta saya menunggu, karena ada sesuatu yang harus di bicarakan dengan saya.

Ketika tante Mariska memanggil untuk masuk ke dalam rumahnya, alangkah kagetnya saya, tante Mariska telah memakai baju yang sangat sexy, yah,  memang badannya cukup seksi, karena walaupun sudah mulai berumur, tante Mariska masih sempat menjaga tubuhnya dengan melakukan senam ”BL” seminggu 3 kali, tubuhnya yang ideal menurut saya mempunyai tinggi sekitar 168cm dan berat sekitar 48 kg, di tambah ukuran payudaranya kira-kira 40B.

Mula-mula saya tidak menaruh curiga sama sekali, pembicaraan hanya berkisar masalah perkembangan pendidikan Nita, tetapi lama kelamaan sejalan dengan cairnya situasi, tante Mariska mulai bercerita tentang kesepiannya di atas ranjang, terus terang saya mulai binggung mengimbangi pembicaraan ini, saya hanya terdiam, sambil berkhayal entah ke mana.

Apa yang dimaksud KASIR4D ? Untuk Lebih Jelasnya Bisa Kunjungi : Kasir4D, Agen Togel, Bandar Togel, Casino Online Terpercaya

”Roy, kamu lugu sekali yahh?” tanya tante Mariska.

”ah tante bisa saja dech, emang biar enggak lugu harus gimana?” jawab saya.

”yahh,, lebih dewasa dong”’ tegasnya.

Lalu tiba-tiba jangan tante Mariska sudah memegang tangan saya duluan, dan tentu saja saya kaget setengah mati.

”Roy, mau kan nolongin tante?” tanya sich tante dengan manja.

”lohh,, tolongin apalagi nih tante?” jawab saya.

”tolong puaskan tante, tante kesepian nih, jawab si tante.

Astaga, betapa kagetnya saya mendengar kalimat itu keluar dari mulut tante Mariska yang memiliki rambut sebahu, saya benar-benar tidak membayangkan kalau ibu bunga kampus saya, bahkan ibu murid saya sendiri meminta seperti itu, memang tidak pernah ada keinginan untuk ”’bercinta” dengan tante Mariska ini, karena selam ini saya menggangap dia sebagai seorang ibu yang baik dan bertanggung jawab.

”wwaahh,,, saya harus memuaskan tante dengan apa dong,,?” tanya saya sambil bercanda.

”yyaahhh,, kamu pikir sendirilah, kan kamu sudah  dewsakan?” jawabnya.

lalu akhirnya saya terbawa nafsu setan juga, dan mulai memberanikan diri untuk memeluknya dan kami mulai berciuman di ruang keluargannya, di mulai dengan mencium bibirnya yang tipis dan tanganku mulai meremas-remas payudaranya yang masih montok itu, tante Mariska juga tidak mau kalah, dia langsung meremas-remas alat kelaminku dengan keras, mungkin karena selama ini tidak ada pria yang dapat memuaskan nafsu seksnya yang ternyata sangat besar ini.

Akhirnya setelah hampir setengah jam kami berdua bercumbu, tante Mariska menarik saya ke kamar tidurnya, sesampainya di kamar tidurnya, dia langsung melucuti semua baju saya, pertama-tama diya melepas kemeja saya sambil menciumi dada saya, bukan main nafsunya si tante, pikirku dan akhirnya sampailah pada bagian celana, betapa nafsunya dia ingin melepaskan celana levi’s saya. dan akhirnya dia dapat melihat betapa tegangnya batang kemaluan saya.

”wwaahhh,,, Roy, gede juga nih punya kamu,,,” kata si tante sambil bercanda.

”masa sih tante? perasaan biasa-biasa saja deh,,,” jawab saya.

Dalam keadaan saya berdiri dan tante Mariska yang sudah jongkok di depan saya, dia langsung menurunkan celana dalam saya dan dengan cepatnya dia memasukkan batang kemaluan saya ke dalam mulutnya. aarrgghhh,,, nikmat sekali rasanya, karena baru pertama kali saya merasakan oral seks, setelah dia puas melakukan oral seks dengan kemaluan saya, kemudian saya mulai memberanikan diri untuk bereaksi.

Sekarang gantian saya yang memuaskan tante, saya membuka bajunya dan kemudian saya melepaskan celana panjangnya, setelah melihat keadaan si tante dalam keadaan tanpa baju itu, tiba-tiba libido seks saya menjadi semakin besar, saya langsung menciumi payudaranya sambil meremas-remas, sementara itu tante Mariska terlihat senangnya bukan main, lalu saya membuka BH hitamnya dan  mulailah saya mengigit-gigit putingnya yang sudah mengeras. Casino Online

”oouugghhhh,, saya merindukan suasana seperti ini Roy,,,” desahnya.

”Tante, saya belum pernah gituan loh, tolong ajarin saya yah,,?” kata saya.

Karena saya sudah bernafsu sekali, akhirnya saya mendorong tante jatuh ke ranjangnya dan kemudian saya membuka celana dalamnya yang berwarna hitam, terlihat jelas klitorisnya sudah memerah dan liang kemaluannya sudah basah sekali di antara bulu-bulu halusnya, lalu saya mulai menjilat-jilat kemaluan si tante dengan pelan-pelan.

”oouugghhh,, Roy pintar sekali yah kamu merangsang tante,,,” dengan suara yang mendesah.

Tidak terasa, tahu-tahu rambutku di jambaknya dan di tiba-tiba tubuh tante mengejang dan saya merasakan ada cairan yang membanjiri kemaluannya, wahh,, ternyata dia orgasme memang berbau aneh sih, karena berhubung sudah dilanda nafsu, bau seperti apapun tentunya sudah tidak menjadi masalah.

Setelah itu kami merubah posisi menjadi 69, posisi ini baru pertama kalinya saya rasakan, dan nikmatnya benar-benar luar biasa, mulut tante menjilati kemaluan saya yang sudah mulai basah dna begitupun mulut saya  menjilat-jilat liang kemaluannya, setelah kami puas melakukan oral seks, akhirnya tante Mariska sekarang meminta sata untuk memasukkan batang kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannya.

”Roy ayo dong,, sekarang masukin ya, tante sudah tidak tahan nih” pinta si tante.

”wwaahhhh,,, saya takut kalau tante hamil gimana?” tanya saya.

”eennggak usah takut dech, tante minum obat kok, pokoknya kamu tenang saja dech” sambil berusaha meyakinkan saya.

Benar benar nasfsu setan sudah mempengaruhi saya dan akhirnya saya nekad memasukkan kemaluan saya ke dalam lubang kemaluannnya. oouugghhh,,, nikmatnya setelah akhirnya masuk, saya melakukan gerakan maju mundur dengan pelan.

”aaaahhhh,,,, dorong terus dong Roy” pinta si tante dengan suara yang sudah mendesah sekali.

Mendengar desahannya, saya menjadi semakin bernafsu dan saya mulai mendorong dengan kencang dan cepat, sementara itu tangan saya asyik meremas -remas payudaranya, sampai tiba-tiba tubuh tubuh tante Mariska mengejang kembali. astaga ternyata tante sudah kedua kalinya.

Dan kemudian kami berganti posisi saya di bawah dan dia di atas saya, posisi ini adalah idaman saya. kalu sedang bersenggama dan ternyata posisi pilihan saya ini memang tidak salah, benar-benar saya merasakan kenikmatan yanh luar biasa dengan posisi ini, sambil merasakan gerakan naik turunnya pinggul Tante, tangan saya tetap sibuk meremas payudaranya lagi.

”’oohhhh,,,, ooohhh,,,, nikmat sekali Roy,,,” teriak si tante.

”Tante, saya kayaknya sudah mau keluar nich,,,” kata saya.

”sabar yah Roy,, tunggu sebentar lagi, tante juga sudah mau keluar lagi nih,,,” jawab si tante,

Akhirnya saya tidak kuat menahan lagi dan keluarlah cairan mani saya di dalam liang kemaluan si tante, begitu juga dengan si tante.
”aarrgghhh,,,,” teriak tante Mariska.

Tante Mariska kemudian mencakar pundak saya, sementara saya memeluk badannya dengan erat sekali, sungguh luar biasa rasanya, otot-otot kemaluannya benar-benar meremas batang kemaluan saya.

Setelah itu kami berdua letih, tanpa di sadari kami telah sejam berseggama, saya akhirnya bangun, saya memakai baju saya kembali dan menuju ke ruang keluarga, ketika melihat tante Mariska dalam keadaan telangjang menuju dapur, mungkin dia sudah biasa seperti itu, entah kenapa, tiba-tiba sekarang giliran saya yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang, tanpa berkata-kata, saya yang nafsu melihat pinggulnya dari belakang dan mulai lagi meremas-remas payudaranya dan pantatnya yang montok serta menciumi lehernya, tante pun membalasnya dengan penuh nafsu juga, tante langsung menciumi bibir saya, dan memeluk saya dengan erat.

”iihhh,,, kamu ternyata nafsuan juga yah anaknya,,?” katanya sambil tertawa kecil.

”aarrgghh,,, tante bisa saja deh,,” jawab saya sambil menciumi bibirnya kembali.

Karena sudah terlalu nafsu, saya mengajaknya untuk sekali lagi bersenggama, dan si tante setuju-setuju saja, tanpa ada perintah dari tante Mariska, kali ini saya langsung membuka celana dan baju saya kembali di ruang keluarga, karena keadaan tempat kurang nyaman, muka kami hanya melakukan gaya doggie style.

”ummm,, dorong lebih keras lagi dong Roy,,,” desanya.

semakin saja saya mendengar desahannya yang menurut saya sangat seksi, maka keras juga sodokan saya kepada tante, sementara itu tangan saya menjamah semua bagian tubuhnya yang dapat saya jangkau.

”Roy,, mandi yuk,,” pintanya.

”boleh deh tante, berdua yah tapi, terus tante mandiin saya yah? jawabnya saya.

Setelah selesai mandi ,saya pamit pulang karena baru tersadar bahwa perbuatan saya amat berbahaya bila di ketahui oleh pak bambang, Linda teman sekampus saya, apalagi Nita murid saya itu, sampai kami masih sering bertemu dan melakukan persebutuhan, tetapi tidak pernah lagi dirumah, tante memesan kamar hotel berbintang dan kami bertemu di sana.

Friday, February 28, 2020

Di Entot Sama Mantan Muridku


KASIR4D – Namaku Lina, tinggi 160 sentimeter, berat 59 kilogram, lingkar pinggang 69 sentimeter. Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 46 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota J. Togel Online

Kira-kira 6 tahun yang lalu saat usiaku masih 35 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Sansan, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sansan seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Sansan ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.

Sansan sangat sopan dan tahu diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama. Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sansan memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.

Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu. Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.

Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dibuka dari kamar Sansan.

“Bu Lina..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sansan sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.

Lalu kurasakan Sansan mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.

Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.

Sekarang tangan Sansan sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sansan mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.

Tangan kanan Sansan mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sansan menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Sansan mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.

Apa yang dimaksud KASIR4D ? Untuk Lebih Jelasnya Bisa Kunjungi : Kasir4D, Agen Togel, Bandar Togel, Casino Online Terpercaya

“Sansan!! Ngapain kamu?”

Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sansan menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sansan mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Sansan makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.

“Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Sansan melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.

“Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.

“Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Lina.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sansan.

“Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”

Lalu Sansan melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin. Benarkah pemuda seperti Sansan terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.

Keluar dari kamar mandi, Sansan persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun.

“Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.

“Ibu hebat…,” desisnya.

“Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Sansan yang panjang seleher.

“Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.

“Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.

Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sansan minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.

“Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya.

Sansan tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya.

“Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.

Sansan tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sansan pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sansan yang besar.

Berbeda dengan suamiku, Sansan nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.

Sansan menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sansan, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.

“Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sansan, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.

Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sansan semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!

Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sansan memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.

“Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sansan mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.

“Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.

Sansan tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.

“Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”
Sansan malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.
“Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”

Sansan terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sansan sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.

“Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.

“Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Sansan menyodok-nyodok semakin kencang.

“Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”

“Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”

“Oh, ah, uuugghhh… ”  Casino Online

“Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”

Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sansan, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!

Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sansan mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.

Kuturuti permintaan Sansan. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sansan mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.

Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.

Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sansan dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sansan segera menunduk, dikecupnya pipiku.

“San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.

“Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.

Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sansan mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.

Sansan melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.

“Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!”

Sansan tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sansan pun kali ini segera akan mencapai klimaks. Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sansan. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.

Tiba-tiba Sansan menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sansan langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sansan memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.

“Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.

“Aku hampir keluar!” Sansan bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sansan. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

“Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.

“Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sansan

“Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.

“Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”

“Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”

“Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!”

“Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”

Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sansan menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.

“Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.

Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sansan memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.

“Enak banget,” bisik Sansan beberapa saat kemudian.

“Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sansan bergerak-gerak di dalam vaginaku.

“Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”

“Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”

Sansan bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sansan menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.

Sansan lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sansan karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sansan mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,

“Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?”

Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sansan sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Sansan kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.

Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.

Thursday, February 27, 2020

Di perkosa Adik Ipar Dan Kacungnya


KASIR4D - Ketika aku mulai sadar, kurasakan kedua puting susuku seperti ada yang mengulum dan menyedoti dengan kuat. Vaginaku masih terasa sedikit sakit, tapi sudah tak terasa sesak, artinya Firman sudah selesai memompa liang vaginaku. Becek sekali rasanya liang vaginaku, aku tahu si brengsek itu pasti mengeluarkan spermanya di dalam sana.
Untungnya aku sedang dalam masa tidak subur, jadi aku tak perlu takut hamil. Tapi kini aku sadar, ada dua orang sekaligus yang mengulum puting susuku, yang berarti ada orang lain selain Firman. Dan aku mulai mengenali mereka berdua ini, bahkan Firman bukan salah satu dari mereka. Ternyata Yanto dan Sentot yang kini sedang menyusu pada kedua payudaraku. Togel Online

“Jangaaaan”, aku menjerit ngeri. Aku tak bisa berbuat apa apa, kedua tanganku yang terentang ini tak bisa kugerakkan sedikitpun, sementara mereka berdua dengan santai meneruskan perbuatan mereka. “Lepaskan aku… Armaaan kamu bajingaaaan…”, aku mengumpat dalam keputus asaanku. Dan kudengar tawa yang membuatku bergidik ngeri. Kemudian aku melihat Firman masuk, dan memegang handycam. Ia merekamku! Merekamku yang sedang pasrah tak berdaya saat kedua puting susuku disedot oleh kedua kacungnya.

“Biadab kamu Firman… Kamu kan sudah janji..”, aku langsung terdiam. Bajingan ini memang tak pernah berjanji apa apa. “Kenapa Lili? Kok diam? Apa aku salah? Aku memang tak pernah berjanji kalau kamu tak akan kuberikan pada mereka bukan? Hahahaha…”, Firman tertawa dengan memuakkan.

Aku hanya bisa menangis. Habislah aku, aku sudah dalam cengkeraman Firman sepenuhnya. Entah seperti apa nasibku di hari hari berikutnya. Sementara kedua kacung Firman ini tertawa senang, dan mereka kembali mencucup kedua puting susuku dengan bersemangat, tak lupa tentunya mereka juga meremasi payudaraku.

Beberapa saat kemudian, dengan gaya yang menjijikkan, mereka membuka mulut mereka yang penuh air susuku ke arah kamera. “Wow.. air susu Lili”, kata Firman sambil menyorot mulut kedua kacungnya. Kedua orang itu menelan air susuku. “Bagaimana rasanya Yanto? Sentot? Enak tidak?”, tanya Firman penasaran. “Gurih abis bos, susu amoy gini”, kata Yanto.

“Lebih enak dari susu sapi”, sambung Sentot. Kurang ajar sekali mereka ini. Dan Firman kelihatannya penasaran, lalu ia menaruh handycamnya. “Aku juga ingin coba”, gumannya. Ia mendekati payudaraku, dan setelah memberikan beberapa jilatan yang membuatku mau tak mau merasa terangsang, tiba tiba ia sudah mencucup puting susuku. Beberapa sedotan dilakukannya, sementara aku hanya bisa mendesah keenakan.

“Bos, susunya diremas”, kata Yanto. “Bisa tambah banyak keluarnya”, Sentot menyambung. Maka Firman menyedot puting susuku sambil meremasi payudaraku. Aku sedikit menggeliat kesakitan. Ia terus melakukannya sampai puas, sementara aku hanya bisa menggigil menahan nikmat. “Susu yang enak, Lili”, kata Firman dengan nada puas. “Nanti aku minta lagi”, sambungnya sambil kembali mengambil handycamnya.

“Lanjutkan”, perintah Firman pada Yanto dan Sentot. Mereka berdua yang sudah melepaskan semua baju mereka hingga telanjang bulat selagi menunggu Firman mencicipi susuku. Mereka tentu saja kembali mengerubutiku dengan kesenangan. Handycam itu kembali merekamku. Kini Yanto dan Sentot berniat memuaskan diri mereka sendiri, bisa terlihat dari mereka mengocok penis mereka sendiri untuk makin menegangkan ereksi penis mereka.

Melihat ukuran penis mereka berdua ini, aku makin ngeri. Baik panjang maupun diameternya semuanya lebih dari ukuran milik Firman. Aku berusaha mematikan semua perasaanku. Kini aku digumuli oleh dua kacung si Firman. Kedua pahaku dilebarkan oleh Yanto. Aku masih terlalu lemas untuk mencoba menghindar. Akibatnya, bless… kembali liang vaginaku tertusuk oleh sebatang penis.

Aku menggigit bibir, menahan segala perasaan malu dan sakit ini, air mataku terus mengalir. Handycam yang dipegang Firman terus menyorot ke arah vaginaku yang sedang dipompa oleh Yanto. Mukaku rasanya panas sekali membayangkan aku sedang membintangi film porno amatir ini. Perlahan Firman mengarahkan sorotan handycamnya ke arah tubuhku bagian atas, dan sempat berhenti agak lama ketika menyorot kedua payudaraku.

Sentot sempat meremasi kedua payudaraku dan semua itu disorot oleh Firman. Sementara itu tubuhku harus terus menggeliat karena menerima rangsangan dua orang sekaligus. Liang vaginaku dipompa dengan gencar oleh Yanto sementara kedua payudaraku diremas dengan gemas oleh Sentot. Aku sendiri antara mendesah keenakan dan merintih kesakitan.

Apa yang dimaksud KASIR4D ? Untuk Lebih Jelasnya Bisa Kunjungi : Kasir4D, Agen Togel, Bandar Togel, Casino Online Terpercaya

Liang vaginaku masih belum beradaptasi sepenuhnya dengan ukuran penis Yanto, tapi sudah mendatangkan nikmat yang membuatku serasa melayang. “Sudah… hentikaaan…”, aku mengerang dan mulai menggelepar, karena kurasakan liang vaginaku kembali ngilu dipompa segencar itu. Yanto sendiri kelihatannya sudah akan berejakulasi, tubuhnya bergetar hebat saat menggenjotku, dan tak lama kemudian ia mengerang panjang dan meneriakkan namaku,

“Ooouuuhhh… bu Lili…”. Tubuhnya berkelojotan di atasku, dan kurasakan penisnya berdenyut keras di dalam sana. Beberapa semprotan lahar panas kurasakan membasahi liang vaginaku, dan Firman segera bergerak ke tempat yang bagus untuk menyorotan handycamnya ke arah vaginaku. Kurasakan Yanto mencabut penisnya perlahan, dan Firman terus menyorot daerah vaginaku, aku malu sekali.

Gejolak yang sempat membuatku hampir orgasme kini mereda. Tapi gilanya, si Sentot langsung bersiap menggilirku, ia sudah mengarahkan penisnya ke liang vaginaku. Aku memang tak bisa apa apa, hanya bisa menggigit bibir saat kurasakan liang vaginaku tertusuk oleh penisnya Sentot. Hanya saja sekarang rasanya tak begitu sakit, dan setelah beberapa genjotan, Firman menyorot mukaku, karena si Yanto sudah menempelkan penisnya ke mulutku. “Lili, ayo kulum”, perintah Firman.

Aku hanya bisa menurut, toh aku sudah tak ada gunanya lagi membantah. Daripada aku mendapat tamparan atau siksaan lain, aku lebih baik mengikuti kemauan bedebah ini. Perlahan kubuka mulutku, dan penis Yanto yang masih belepotan sperma dan cairan cintaku, menerjang masuk ke dalam mulutku. Rasanya amis dan asin, membuatku ingin muntah. Tapi aku berusaha tak memikirkan rasanya, dan ingin cepat menyelesaikan tugasku.

Aku terus mengulum penis si Yanto ini, kubersihkan cepat cepat dan kutelan semua sisa spermanya dan cairan cintaku sendiri. Yanto yang sudah tak tahan mengerang panjang dan menarik penisnya dari mulutku. Penderitaanku belum selesai. “Buka mulutmu, Lili”, perintah Firman sambil menyorotkan handycamnya ke mulutku. “Perlahan!”, perintahnya lagi. Aku mulai membuka mulutku perlahan, dan Firman terus menyorot mulutku. “Bagus”, katanya dengan puas. Aku malu sekali, pasti aku terlihat layaknya seorang wanita nakal dalam handycam itu.

Tak lama kemudian tubuhku terguncang guncang, rupanya Sentot mulai menikmati liang vaginaku. Dengan bersemangat ia menggenjot liang vaginaku, sementara aku tak tahu bagaimana sekarang raut wajahku saat menahan malu dan nikmat dan disorot oleh handycam milik Firman. Panas sekali wajahku rasanya, untungya Firman kemudian ganti menyorot tubuhku bagian bawah. Kini aku tinggal memusatkan perhatianku pada si Sentot.

Diam diam aku melakukan gerakan kegel, sejenis gerakan menahan buang air kecil, sambil pura pura merintih keenakan, supaya Sentot cepat ejakulasi dan semua ini segera berakhir. Sesuai harapanku, tak lama kemudian Sentot yang terangsang habis habisan, melolong lolong dan meneriakkan namaku. “Aaaaarrrrghh… Bu Lili…”, jeritnya dan kemudian ia menarik penisnya, tentu saja setelah di dalam sana liang vaginaku dibasahi lahar panasnya.

Firman dengan giat terus menyorot liang vaginaku yang tentunya tak mampu menampung sperma kedua pemerkosaku ini. Jari tangannya ditusukkan ke liang vaginaku mengorek sisa sperma Yanto dan Sentot. Sentot sendiri segera beranjak ke arah wajahku, aku tahu ia hendak menagih jatah servis oral dariku. Seperti tadi, Firman yang buru buru mengarahkan handycamnya ke wajahku memberikan instruksi instruksi padaku hingga membuatku kembali terlihat seperti pelacur.

Tapi aku hanya bisa menurutinya, walaupun dengan hati pedih. Setelah semua selesai, Firman mematikan handycamnya. “Firman, sudah, lepaskan aku… please”, aku memohon. Tapi Firman tak menjawab, malah ia dengan bernafsu melihat ke arah payudaraku. Aku langsung tersadar dan teringat keinginan Firman tadi, yaitu ingin merasakan air susuku lagi.

Dan memang benar, Firman segera melumat puting susuku, ia menyedot susuku sepuas puasnya. Aku mendesah keenakan, memang rasanya nikmat sekaligus amat merangsangku. Aku menggigit bibir, apalagi Yanto ikutan melakukan hal yang sama pada puting susuku yang sebelah. Kini dua orang dewasa menyusu pada kedua payudaraku seperti bayi, dan aku hanya bisa memejamkan mata berharap mereka segera selesai.

Aku melamunkan suamiku… maafkan aku Richo… aku bahkan sempat orgasme ketika diperkosa adikmu… — Tak terasa sampai si Sentot juga sudah puas menyusu, dan akhirnya ikatanku dilepaskan. Lega rasanya, walaupun terasa sakit pada bekas ikatan di kedua pergelangan tanganku.

Aku duduk dan mengurut kedua pergelangan tanganku, dan aku memandang Firman dengan benci sekaligus takut, karena dengan rekaman handycam itu, ia pasti akan menggunakannya untuk mengancamku agar menurutinya kelak kalau ia menginginkan tubuhku lagi. Ia tersenyum dengan penuh kemenangan ketika bersama dua kacungnya melihat hasil rekaman film porno tadi. Aku malu sekali, dan aku mencari cari pakaian luarku yang ternyata berserakan tak jauh dari tempat aku digangbang tadi.

“Sudah puas kalian?”, bentakku dengan jengkel dan menahan tangis. Aku memakai pakaianku tanpa bra dan celana dalam. Keduanya memang sudah tak bisa aku pakai karena tadi direnggut paksa dari tubuhku hingga robek. Mereka tertawa tawa dan beberapa saat lamanya mereka menonton rekaman pemerkosaan terhadap diriku, kemudian Firman mematikan handycamnya. Casino Online

Ia menghampiriku dan tiba tiba melumat bibirku. Aku menarik wajahku ke belakang untuk melepaskan diri dari ciumannya, lalu aku menamparnya, keras sekali. “Bajingan kamu Firman! Kamu tega sekali melakukan ini semua… sekarang antarkan aku pulang!”, kataku lirih, sambil menangis. Firman mengelus pipinya yang baru kutampar keras itu dan memandangku dengan aneh.

Aku bergidik ditatap oleh Firman seperti itu. Lalu Firman melangkah ke arah luar diikuti oleh kedua kacungnya. Aku mengikuti mereka, dan dengan tegang aku masuk ke dalam mobil Kijang Innova pembawa petaka itu. Aku duduk di kursi penumpang depan, Firman yang menyetir, sementara Yanto dan Sentot duduk di belakang.

Dalam perjalanan, kami semua diam, sedangkan aku sendiri dalam ketegangan yang luar biasa, karena aku berada semobil dengan para pemerkosaku. Tapi untungnya mereka tak melecehkanku lebih lanjut, dan mobil sialan ini mengarah ke rumahku. Ketika aku turun dari mobil, aku mendengar Firman berkata, “Lili, sampai ketemu lagi, kapan kapan kita main main lagi ya”.

Dengan muak aku membanting pintu mobil, dan aku segera masuk ke dalam rumah sambil menahan tangis. Aku segera melihat anakku. Agak lega melihatnya masih tertidur pulas. Aku segera mandi dan keramas, membersihkan tubuhku yang sudah ternoda oleh adik iparku yang bejat itu, yang tega menyerahkanku pada dua kacungnya. Aku memang rindu bermain cinta, tapi itu adalah dengan suamiku sendiri, bukan dengan Firman, bukan dengan mereka ini.

Apalagi diperkosa seperti tadi, sakit sekali hatiku rasanya. Tanpa sadar aku kembali menangis. Aku tahu hari ini adalah hari pertama aku mengalami penghinaan seperti ini, dan ini bukan hari terakhir. Terbukti dua hari kemudian, aku mendapat kiriman DVD dari Firman, yang berisi rekaman pemerkosaan terhadap diriku oleh dua kacungnya itu, dengan sebuah surat bertuliskan

“Lili, lain kali kita bermain tanpa ikatan pada kedua tanganmu… kamu pasti akan lebih menikmatinya”

Tuesday, February 25, 2020

Ngentot Memek Gadis Perawan Di Kebun


KASIR4D - Pada suatu pagi, sekitar pukul 07:30, aku yang sedang suntuk pergi ke sebuah hutan cagar alam kecil di selatan kota. Kota kecil ini sudah ku singgahi sekitar 1 bulan yang lalu, dan aku masih lumayan betah. Segera kuparkir motor di tempat titipan motor, dan menyusuri jalan setapak masuk hutan yang sekarang sedang sepi karena memang bukan hari libur.  Togel Online

Terasa sangat sejuk, pagi hari hiking menikmati rerimbunan pohon pinus di hutan cagar alam itu. Ketika sedang berjalan menikmati kesunyian dan kesejukan hutan, aku melihat sesosok gadis manis berjilbab sedang duduk disebuah bangku dibawah sebuah rumah kayu yang memang disediakan untuk beristirahat. Dari bajunya yang atasan putih dan bawahan rok abu-abu, aku tau kalau dia adalah seorang siswi SMU. Segera otak kotorku bekerja dan membuat terangsang.

Bayangkan, menikmati meme3k gadis cantik berjilbab pelajar SMU ditengah hutan yang sunyi dan sejuk ini. Segera aku menghampiri dan menyapa sang gadis itu. Yang sedang duduk termangu. “Assalamu’alaikum..” kataku sedikit keras, memang sengaja mengagetkannya.

Gadis berjilbab itu sedikit kaget lalu dengan cepat menoleh kearahku. Wajahnya cantik putih, dengan hidung mancung dan bibir tipis. Kacamata minus bertengger di hidungnya.

“Wa’alaikum salam.. ngagetin aja ihh..” katanya dengan tersenyum kecil.

Suaranya yang lembut, menambah gejolak birahiku. Otakku berfantasi membayangkan suara lirihnya merintih2 karena mem3knya kusodok2 dengan kont0lku. “lagi ngapain?” tanyaku.

Sembunyi-sembunyi aku menatap tubuhnya. Sekal untuk seorang siswi SMU. Pantatnya bulat, tubuhnya padat berisi namun langsing, dengan tinggi semampai. Buah dadanya terlihat sedikit mononjol dibalik seragam putih osis lengan panjang dan jilbab putih yang terulur menutupi dadanya.

“lagi ngelamun.” Jawabnya sambil tersenyum manis.

“ngelamunin apa?” tanyaku lagi, memancing pembicaraan.

Sambil semakin mendekat hingga disampingnya. Siswi berjilbab itu memandangku seksama seakan menilai, lalu menjelurkan lidahnya padaku, menggoda. Aku tersenyum. “kenalin, Herman.” Kataku sambil mengulurkan tanganku.

siswi berjilbab itu tersenyum dan menyambutnya.


“Rita” katanya.

Tangannya yang bersentuhan dengan tanganku terasa sangat halus. “lagi ngapain disini sendirian? Bolos yaa…” kataku mengganggunya. siswi berjilbab itu segera berdiri didepanku.

“iya nih… lagi BT di sekolah..” katanya sambil menggerutu.

“emang kenapa? Habis putus cinta yah?” tanyaku nakal.

“idih… nggak… sekarang jadwalnya olah raga… guru olah raganya rese… sukanya grepe-grepe..” jawab gadis cantik berjilbab siswi Smu itu.

Tangannya sudah dilipat didepan dada, semakin membuat tonjolan buah dadanya terlihat. Hatiku semakin tidak karuan. “tapi diam-diam suka kaaan…” kataku menggoda.

“idiiiih…jijik, tau…” jawabnya sambil sok bergidik.

“eehhh… digrepe-grepe bisa enak lhoo..” kataku terus memancing.

Siswi berjilbab itu hanya tersenyum simpul sambil kembali menjulurkan lidahnya genit. “eh Rita, mau gak, masuk lebih dalem ke hutan? Ada tempat yang buagus banget deh…” kataku, Padahal aku berbohong.

“yang bener? Ahh, gak mau ah…ntar Rita mau diapa-apain, lagi…” jawabnya, sambil masih tersenyum genit.

“ga papa deh… ayo ikut… diapa-apain kan ga papa kalo enak.” Kataku seolah bercanda.

Padahal otakku sudah memikirkan banyak jurus untuk mendapatkan tubuh gadis cantik berjilbab itu.

“iya deh.” Jawab Rita akhirnya, membuat hatiku seolah meloncat saking senangnya.

“tapi janji gak diapa-apain yah.” Jawabnya lagi.

“gak kok, ntar tak kasih yang enak- enak″ jawabku lagi.

Akhirnya kami pun berjalan menyusuri jalan setapak sambil bercakap-cakap dan menikmati keindahan hutan.

Beberapa lama, setelah kami berada semakin masuk kedalam hutan, kami menemukan lagi sebuah tempat beristirahat. Sebuah batu besar panjang 2 meter, dengan atap dari daun pinus sekedar menahan jika ada hujan. Rita berlari kecil menuju tempat itu dan duduk dubatu itu.

“istirahat dulu, capek..” kata gadis manis berjilbab itu.

“oke.” Kataku sambil duduk disampingnya.

“jadi gak nih, mau yang enak-enak?” kataku kembali memancing.

“gak mau ah.. emangnya Rita apaan..” katanya sambil pura-pura marah.

Aku semakin medekatkan dudukku pada gadis berjilbab bertubuh sekal itu.

“yah, kan Rita cantik.. mas jadi gak tahan..” bisikku ketelinganya yang masih tertutup jilbab. Pelan kuraih tangan

kanannya yang halus, lalu kuremas dan kubelai. Gadis cantik berjilbab itu menatapku, namun diam saja. Terlihat wajahnya merah karena malu. Segera siswi berjilbab itu menarik tangannya dan memalingkan tubuhnya agak membelakangiku, karena tatapan sayunya bertemu dengan tatapanku. Pelan-pelan kupeluk Rita dari belakang pelan- pelan. Gadis cantik berjilbab bertubuh sekal itu sedikit berontak. “jangan mas.. Rita gak mau..” bisiknya sambil sedikit berontak.

“ga papa Rita, ntar mas kasih enak…” bisikku ke telinganya yang tertutup jilbab.

Kudaratkan ciumanku di pipi kanannya. Rita masih tegang, mungkin karena tidak pernah dipegang cowok. Apalagi kont0lku yang sudah ereksi dibalik celana jeansku dari tadi, menempel di pantatnya karena aku sudah duduk menkangkang. Kugenggam tangan kirinya dengan tangan kananku, tangan kiriku memeluknya, sementara bibirmu mulai menciumi pipi dan telinganya. “Ohh..sstt” desisnya.

Aku palingkan wajahnya sehingga aku mudah mencium bibirnya yang mungil, pelan saja dan siswi berjilbab itu mulai menanggapinya. Kupermainkan lidahku dengan lidahnya, sementara kuputar pelan-pelan tubuhnya sampai menghadapku (masih dalam keadaan duduk). Dengan cukup cepat kupeluk mesra dia agar tidak semakin berontak.

kedua tanganku mengelus-elus punggungnya dan terkadang kuremas lembut kedua pantatnya. pantatnya begitu menggairahkan. padat berisi sampai-sampai ingin rasanya meremas dan menciuminya.

Kont0lku sudah semakin tegang. Pelan- pelan sambil terus kuciumi gadis SMU berilbab yang sudah pasrah itu, kubuka ritsleting celanaku dan kukeluarkan kont0l besarku. Gadis itu seolah tertegun bingung karena tidak tau apa yang harus ia lakukan. Langsung kubimbing tangannya untuk mengelus- elus dan mengurut seluruh bagian kont0l. Terasa nikmat kont0lku dibelai dan diurut oleh tangan halus siswi lugu berjilbab itu. Kusandarkan Rita pelan-pelan didinding kayu gubuk istirahat itu, bibirku semakin bergerilya di seluruh permukaan wajahnya yang cantik.

“Ohh, sst..” desahnya, yang semakin membuatku bernafsu.

Dengan bibirku yang tetap aktif, tangan kananku mulai menelusuri badannya, kuelus-elus pundaknya, lalu turun ke dada kanannya, menyusup kebalik jilbabnya, meremas buah dada sekalnya. Kuraba pelan, lalu mulai remasan-remasan kecil, siswi berjilbab itu mulai menggeliat. Buah dadanya terasa kenyal dan kencang, semakin kuperlama remasanku, dengan sekali- kali kuraba perutnya.

Tanganku mulai membuka satu- persatu kancing seragam OSIS lengan panjangnya, dan menyusup masuk didalam bajunya, mengelus perutnya dan Rita kegelian. Tanganku yang masih di dalam bajunya, mulai naik kedadanya dan meremas kedua gunung kembarnya, jariku keselipkan dibranya agar menjangkau putingnya untuk kupermainkan. Rita mulai sering medesah. 

“Sst.. ahh.. ohh”

Karena branya sedikit kencang dan mengganggu aktivitas remasanku, maka tanganku segera melepaskan semua kancing bajunya dan kemudian kait branya kubuka, sehingga longgarlah segel 2 bukit kembar itu. Bajunya kusingkap kesamping, sementara Bhnya kusingkap keatas, menampakkan keindahan dadanya, putih mulus, kedua putingnya mencuat mengeras ingin dijilati.

Sudah saatnya nih beraksi si lidah. Kujilati, kusedot- sedot, kucubit, kupelintir kecil kedua putingnya. Rita mulai meracau tidak karuan manahan nikmatnya permainan bibirku di kedua dadanya. Kubuka baju dan branya sehingga tubuh atasnya hanya tinggal ditutupi jilbab putih membungkus kepalanya yang sengaja tidak kulepaskan. Gairahku semakin meninggi melihat gadis berjilbab yang lugu terengah- engah keenakan kurangsang dengan baju yang sudah terbuka memperlihatkan buah dadanya yang putih ranum menggunung.

Tubuhnya yang putih, dua bukit ranum dengan 2 puting mencuat indah, wajahnya memerah, keringat mengalir, ditambah desahan-desahan yang menggairahkan, sungguh pemandangan yang tidak boleh disia-siakan. Kuciumi bibirnya lagi, dengan kedua tanganku yang sudah bebas bergerilya di kedua bongkahan dadanya. Nafas kami menderu menyatu, mendesah. Perlawanan gadis cantik berjilbab tadi sudah tidak terasa lagi.

Untunglah hutan itu sepi, sehingga desahan Rita yang semakin keras tidak membuatku takut ketahuan. Kulepas baju seragamnya dengan sedikit paksaan, kusibakkan jilbabnya sehingga tidak menutupi dadanya, lalu Kuciumi dan kujilati badannya, mulai dari pundak, turun ke dadanya. Sengaja kujilati bongkahan dadanya berlama- lama tanpa menyentuh putingnya, kupermainkan lidahku disekitar putingnya. Kutempelkan tiba-tiba lidahku ke puting kanannya dan kugetarkan cepat, tangan kiriku mencubit-cubit puting kirinya, Rita semakin kelojotan menahan geli-geli nikmat.

Enak sekali menikmati bukit kembar cewek jilbaban. Tangan kananku mulai merayap ke pahanya, yang masih tertutup rok abu- abu panjang, kuelus naik turun, terkadang sengaja menyentuh pangkal pahanya. Terakhir kali, tanganku merayap ke pangkal paha, menyingkapkan rok abu-abu panjangnya keatas sehingga celana dalamnya terlihat.

Dengan satu jariku, kugesek-gesek mem3knya yang ternyata sudah basah sampai membekas keluar di celana pendeknya. Kedua kaki gadis berkulit putih berjilbab berwajah lugu itu langsung merapat menahan geli. Tanganku mengelus pahanya dan membukanya, menjalar ke kemaluannya, lalu semua jariku mulai menggosokkan naik turun ke bukit kemaluannya. “Ah udah mass..uhh hmm.. aduuhh.. enakk..”, geliatnya sambil meremas pundakku erat.

Kulumat bibirnya, tanganku mulai menyusup menguak CD-nya, meraba mem3knya. Rita semakin terangsang, dengan desisan pelan serta gelinjang- gelinjang birahi.

Tak lama kemudian siswi berjilbab itu mendesis panjang dan melejang-lejang. Ia menggigit bibir bawahnya sambil matanya terkatup erat, lalu mem3knya berdenyut- denyut seperti denyutan kont0l kalau melepas mani. Rita lalu menarik nafas panjang. Basah mengkilap semua jariku, karena mungkin Rita tidak pernah terasang seperti ini, lalu kujilat sampai kering. “Mas jahat, katanya Rita gak akan diapa-apain..” kata siswi berjilbab bertubuh sekal itu sambil memelukku erat.

Apa yang dimaksud KASIR4D ? Untuk Lebih Jelasnya Bisa Kunjungi : Kasir4D, Agen Togel, Bandar Togel, Casino Online Terpercaya

“tapi Rita suka kan.. enak kan..” bisikku semakin bernafsu.

Sudah saatnya kont0lku dipuaskan. Kucium bibirnya lembut, kubimbing lagi tangannya untuk meremas dan mengurut kont0lku. Gantian aku yang melenguh dan mendesis, menahan nikmat. Posisiku kini berdiri didepan Rita, kuturunkan celanaku dan kuminta Rita untuk terus memijat kont0lku. “harus digimanain lagi nih?”, tanyanya bingung sambil tetap mengelus-elus batang kejantananku.

Terlihat disekitar ujung kont0lku sudah basah mengeluarkan cairan bening karena ereksi dari tadi.

“Ya diurut-urut naik turun gitu, sambil dijilat seperti menikmati es krim” sahutku.
Ditimang-timangnya kont0lku, dengan malu-malu lalu dijilati kont0lku, ekspresi wajahnya seperti anak kecil. Gadis berjilbab SMU itu pelan-pelan mulai memasukkan kont0lku ke mulutnya.

“Ahh Rita, jangan kena gigi, rada sakit tuh, ok sayang?”

“Hmm, ho oh”, mengiyakan sambil tetap mengulum kont0lku.

Nah begini baru enak, walaupun masih amatir.

“Yess..” desahku menahan nikmat, terlihat semakin cepat gerakan maju mundur kepalanya.

“Mas, bolanya juga?” tanyanya lagi sambil menyentuh zakarku.
“Iya dong sayang, semuanya deh, tapi jangan kena gigi lho”. Dijilati dan diemutnya zakarku, setiap jengkal kemaluanku tidak luput dari jilatannya, hingga kemaluanku basah kuyup.

“Ahh..ohh..yes..” desahku dengan semakin menekan-nekan kepalanya.

Dimasukkannya batangku pelan-pelan ke mulutnya yang mungil sampai menyentuh tenggorokannya, kont0lku dikulum-kulum, divariasikan permainan lidahnya dan aku semakin menggeliat. Terkadang d siswi berjilbab itu juga menjilati lubang kencingku, diujung kepala kont0l, sehingga aku hampir melompat menahan nikmat dan geli yang mendadak. Dilanjutkannya lagi kocokan ke kont0lku dengan mulutnya. Pelan-pelan kubelai kepalanya yang masih terbungkus jilbab dan aku mengikuti permainan lidah Rita, kugoyangkan pantatku searah. Enak sekali permainan bibir dan lidahnya, Rita sudah mulai terbiasa dengan kejantanan cowok. Akhirnya, badanku mulai mengejang.

“Rita, aku mau keluar.. ohh ahh..” dan sengaja dipercepat kocokan kont0lku dengan tangannya.

Croott crot crot creet.. air maniku berhamburan keluar banyak sekali, sebagian kena wajahnya dan mengotori kacamatanya, dan sebagian lagi meluber di tangan Rita dan kont0lku. Rita sempat terkejut melihat pemandangan menakjubkan itu. “iihh… jijik… apa nih mas..?” katanya sambil mengernyit.

“ini namanya pejuh, Rita.. coba aja enak lho.. bisa menghaluskan kulit kalo dilumurin ke wajahmu..”

Dengan sedikit keraguan siswi berjilbab itu pelan-pelan menjilat air maniku yang meluber di kont0lku.

“Asin dan gurih, enak juga ya Ko?”, katanya sambil menelan semua spermaku sampai habis bersih dan kinclong.

Yang menyembur diwajahnya ia ratakan sehingga wajahnya mengkilap karena air pejuhku. Akus emakin terangsang melihat gadis berjilab melakuka nhal itu. Tanpa membuang waktu lagi, aku yang mempunyai stamina dan birahi yang berlipat segera kembali mendorong badannya agar bersandar di dinding kayu gubug itu. Bibirnya yang indah dengan lipgloss itu kulumat dengan penuh birahi. kurasakan siswi berjilbab itu mulai mendesah dan menggeliat menahan birahi.

Kuremas-remas dadanya yang sudah menunggu dari tadi untuk dinikmati lagi. Kuraba-raba lagi mem3k si Rita, pinggangnya menggeliat menahan nikmat sekaligus geli yang demikian hebat sampai pahanya merapat lagi. Kembali kusingkapkan rok abu-abunya ke perutnya, setelah tadi sempat turun lagi, sengaja tidak kupelorotkan CD- nya, karena aku ingin melihat pemandangan indah dulu. Wow, CD-nya pink tipis berenda dan mungil, sehingga dalam keadaan normal kelihatan jelas bulu-bulunya.

Lalu aku berlutut didepan selangkangannya. Kakinya kubuka diiringi desahan tertahan gadis SMU berjilbab berwajah cantik itu. Tangan kirinya menutup mulutnya seakan berusaha menahan nafsu birahi yang tak tertahankan. Tangan kanannya ada dipundakku, namun tidak berusaha menahan ketika aku maju dan mulai menjilati kedua pahanya dari bawah sampai ke pangkalnya, lalu kucium aroma lembab dan agak amis dari mem3knya yang membuat laki-laki manapun semakin bernafsu. Kujilat sekitar pangkal paha tanpa mengenai mem3knya, yang membuat Rita semakin kelojotan.

Kupelorotkan CD-nya pelan-pelan sambil menikmati aroma khas mem3knya, lalu kujilat CD bagian dalam yang membungkus kemaluannya. Sesaat aku terpesona melihat mem3knya, bulunya yang tertata rapi tapi pendek-pendek, bibirnya yang gundul mengkilap terlihat jelas dan rapat, di tengah-tengahnya tersembul daging kecil. Mem3k yang masih suci ini semakin membuatku bergelora, kont0lku mulai berontak lagi minta dipijat Rita. Mulutku sudah tidak sabaran untuk menikmati sajian paling lezat itu, lidahku mulai bergerilya lagi. Pertama kujilati bulu-bulu halusnya, rintihan Rita terdengar lagi.

Terbukti titik lemah Rita ada di mem3knya, begitu siswi berjilbab itu menggerakkan pantatnya, dengan antusias lidahku menari bergerak bebas di dalam mem3knya yang sempit (masih aman karena selaput dara berada lebih ke dalam). Begitu sampai di klitorisnya (yang sebesar kacang kedelai), langsung kukulum tanpa ampun.

“Akhh.. sstt.. ampuun… aduuhh.. enaaak.. stt” racau gadis perawan SMU berjilbab itu sambil menggeleng-geleng kepalanya yang masih terbungkus jilbab menahan serbuan kenikmatan yang menggila dari lidahku.

Dengan gerakan halus, kuusap-usap klitorisnya dan siswi berjilbab itu makin kelojotan dan tidak begitu lama terjadi kontraksi di mem3knya. Aku tau Rita akan klimaks lagi, makin kupercepat permainan lidahku. Sesaat kemudian, sambil tangan kirinya semakin menutup mulutnya semakin erat,gadis berjilbab berseragam abu- abu putih itu menjerit sambil badannya meregang.

Mengalirlah dengan deras cairan cintanya itu, tentu saja yang telah kutunggu-tunggu itu. Kujilati semua cairan yang ada sampai mem3knya mengkilap bersih, rasanya segar, gurih dan enak sekali. Beberapa saat, kubiarkan Rita istirahat sambil tersengal-sengal mengatur napas terduduk lemah dibangku panjang digubug itu, bersandar didinding. Aku duduk disebelahnya lalu kupeluk erat dengan mesra, kukecup keningnya, dan kedua pipinya. Sambil memandangku, wajahnya tersenyum malu.

Nampak wajahnya merah padam setelah mengalami orgasme, serta malu karena melakukannya denganku. Aku menduga baru kali ini siswi berjilbab itu merasakan nikmat begitu dasyat, sampai lemas sekujur tubuhnya. Setelah nafasnya mulai normal, kuciumi bibirnya dengan lembut. “Nikmat sekali kan Rita? Ingin lagi? Masih kuat kan?” kataku dengan mencium bibirnya lagi.

Gadis cantik berjilbab itu hanya diam sambil memalingkan wajahnya, namun tidak ada penolakan dari tubuhnya.

Kupalingkan lagi wajah cantknya menghadapku dan kucium rada lama bibirnya dengan lembut.

Pelan-pelan aku kembali memosisikan tubuhku dihadapannya. Kont0lku tepat berada didepan mem3knya. Kulepaskan celana dalam seksinya, lalu lambat- lambat kumajukan pinggulku, menggesekan kont0lku ke mem3knya. “Oh..hmm..” gadis manis berjilbab itu kembali mendesah bergairah, pasrah kusetubuhi ditengah hutan yang sunyi itu.

Baju seragam SMU nya sudah teronggok dilantai gubug, disamping celana dalamnya. Wajah gadis alim berjilbab itu yang pasrah membuatku nyaris tidak mampu mengendalikan birahiku.

Kulumat bibirnya dengan rakus, tanganku bergerak ke bawah dan menggenggam kont0lku, semakin intens
menggesek-gesekkan kont0lku ke mem3k ranumnya, membuat siswi berjilbab itu semakin menggelinjang karena rangsanganku. Sembari melumat bibirnya, tangan kiriku turun mengusap payudaranya dengan gerakan melingkar di bawahnya menuju ke arah puting lalu menyentil dan memilin pentil gadis cantik berjilbab itu.

Kemudian gantian punggungnya kuusap dengan usapan ringan sampai siswi berjilbab itu merasa kegelian. “Ohh.. Maas.. auughh.. gelii… Nikmat Maas..!!” tangan kanan gadis berjilbab itu mencengkeram erat pundak kiriku sampai membuat pundakku lecet karena kukunya, sementara secara refleks tangan kirinya mulai ikut meremas-remas buah dada kirinya.. kakinya membuka lebar melingkar dipingganggku.

Tatapan gadis berjilbab itu sayu, dikuasai sepenuhnya oleh nafsu birahi. nafasnya memburu. Siswi berjilbab itu memejamkan matanya. Desahan dam rintihannya semakin keras ketika kuciumi kening, pipi dan kujilat dan kugigiti daun telinganya dari luar jilbabnya. 

“Rita, tahan yaa.. mas akan kasih kenikmatan buatmu.. tapi awalnya bakal sakit sedikit.. tapi kalo dah kebiasa pasti enak kok..”kataku menenangkan gadis manis berjilbab lugu itu yang akan kurenggut keperawanannya.

“mmhh… pelan yah mas.. Rita takut..” desahnya, namun tanpa penolakan karena sudah pasrah 100%.

Dengan birahi yang sudah di ubun- ubun, aku mengangkat sedikit pantat Rita, untuk memberi posisi nyaman pada persetubuhan ini. Kupegangi kedua belah pahanya dan semakin kubuka kakinya lebar-lebar. Terlihatlah belahan mem3knya agak kehitaman dengan bagian dalam yang kemerahan, dihiasi rambut tipis. “Aahh..”, Rita melenguh panjang, badannya goyang kekanan kekiri, kuberikan rangsangan tambahan.

Kujilati pusar dan perutnya, lalu ke paha dan betisnya. Kugigit dekat pangkal pahanya sampai memberkas merah.

“Mass.. Kamu.. Oh.., sudah.. Rita nggak tahan..”.

kutatap wajahnya dengan tatapan menenangkan. Matanya sayu pasrah. Ia menggigit bibir bawahnya berusaha menahan birahi dan mempersiapkan diri pada rasa sakit yang kukatakan akan dirasakannya. Susah payah kumasukkan kont0lku yang sudah keras dan besar ke mem3knya yang becek, dan.. Blesshh.. “Ouuhh.. Ohh..”.

Aku mulai memasukan kont0lku ke liang mem3knya pelan-pelan. Sulit sekali memasukan kont0lku ke liang mem3k gadis manis berjilbab itu saking rapatnya. Rita berteriak, “Ahhh… sakiiittt mas!” Aku yang tidak peduli karena sudah terlanjur nafsu memulai melakukan gerakan maju- mundur dengan pelan-pelan.

Gadis berjilbab bertubuh sekal itu membalas dengan menjambak rambutku. Aku terus melakukan genjotan terhadap mem3knya yang sangat nikmat itu… “Ahhhh… sakittt mas..”, aku mulai mempercepatkan gerakan maju- mundur. Rita berteriak, “Ahhhhhhhh”, aku mengeluarkan kont0lku dari mem3knya dan langsung keluarlah darah segar mengalir dari mem3k Rita turun ke pahanya, dan membasahi bangku tempat kami bersenggama.

Setelah beristirahat beberapa helaan nafas, kembali kutekan pantatku perlahan dan dengan pelan dan teknik maju mundur yang membuat Rita semakin kelojotan, akhirnya masuklah semua kont0lku ke dalam mem3k sempit legit gadis SMU berjilbab itu. “Aahh.. Mas.. aduh Maas..sakit tapi enaakk.. aduuhh.. lagii..” gadis berjilbab berparas cantik dan lugu itu meracau dan mendesah mulai keenakan. Mem3knya mulai terbiasa dihujam kont0lku.

Rita menaikan pantatnya dan aku menekan lagi pelan-pelan, terus berlangsung beberapa lama, kian lama kian cepat.
“aduuhh.. Rita mau enak lagiihh..” Rita memekik.

Aku semakin kencang mengocok mem3knya dengan kont0lku. Siswi berjilbab itu diam sejenak sambil memegang lenganku.

“Sudah keluar lagi Rita?”  Casino Online

“Sebentar lagi.. Ohh..” jawab Rita Secara tiba-tiba kugerakkan pantatku maju mundur agak memutar dengan cepat, batangku terasa mau patah. Rita kelojotan sambil melejang-lejang nikmat.

“Ah..”. Rita meremas remas payudaranya dan menggigit jarinya sendiri dan matanya terpejam.

Jepitan kaki di pinggangku menguat. Dinding mem3k gadis cantik berjilbab itu terasa menebal sehingga lubangnya menjadi lebih sempit. Siswi berjilbab itu memelukku dan mengulum bibirku.

“An.. Mas.. Aku.. Hggkk.., Ahh.. Nikmatt..” Rita bergerak liar. Kutekankan kont0lku dalam-dalam dan kurasakan denyutan di dinding mem3k serta dasar rahimnya. Kont0lku terasa disiram cairan yang hangat. Kutekan tyubuhnya didinding gubug dengan tubuhku. siswi berjilbab itu masih terus mengejang dan menggelinjang menikmati orgasmenya.

Kubiarkan kont0lku terendam dalam cairan mem3knya. siswi berjilbab itu mendesah dan merintih penuh kenikmatan. Kami diam sejenak. Kuberikan kesempatan untuknya beristirahat dan mengatur nafasnya. Matanya masih tertutup. Sejenak kurangsang mem3knya dengan gerakan pada otot kemaluanku. siswi berjilbab itu mendesah dan membuka matanya. Dikalungkannya kedua tangannya pada leherku. “Rinaa.. sekarang giliran mas yaa..” kataku berbisik. siswi berjilbab itu mengangguk.

Masih tersisa orgasmenya, dengan tubuh yang masih bergetar2. Kugerakkan lagi pantatku maju mundurdan memutar. Perlahan-lahan dan semakin lama semakin cepat. Kurasakan mem3knya lebih becek dari semula, namun aku tidak mau menghentikan permainan untuk mengeringkannya. Gesekan kulit kont0l dengan dinding mem3k gadis manis berjilbab itu masih terasa nikmat.

Gairah siswi cantik berjilbab itu mulai bangkit lagi. Iapun mengimbangi gerakanku perlahan-lahan. Setelah beberapa saat kemudian gerakannyapun juga semakin cepat. Kutarik pantatku sampai tinggal kepala kont0lku saja yang menyentuh bibir mem3knya, dengan gerakan cepat dan bertenaga kuhempaskan lagi ke bawah. Badan siswi cantik berjilbab itu terguncang. Kurapatkan pahanya, kemudian kakiku menjepit kedua kakinya.

Aku menurunkan tempo permainan sambil beristirahat sejenak. Sesaat kemudian kukembalikan pada tempo semula. Aku hanya menarik turunkan kont0lku sampai setengahnya saja. Jepitan mem3k siswi cantik berjilbab itu lebih terasa. Kurasakan aliran darah di kont0lku semakin cepat. “Rita.. Aku mau keluar..”.

“Tunggu.. Kita bareng.. a.. nn mas..”

Kukangkangkan kaki siswi cantik berjilbab itu kembali. Kedua betisnya kujepit di ketiakku. Dalam posisi demikian maka mem3knya terbuka lebar sekali.

“Mas Herman..”. Tubuh Rita menegang.

“Rita aku juga.. Mau.. Ohh..”.

“Ahh.. Nikmatt”. Cairan mem3k siswi cantik berjilbab itu bertambah banyak, sementara itu ujung kont0lku berdenyut denyut. Tubuhnya bergerak seperti kuda Sumbawa yang melonjak-lonjak liar.

“Rita.. Oh.. nih ku kasih pejuh… nikmatin sayaannghhh..”

Dan kemudian.. Crot.. Crot.. Crot.. kutumpahkan spermaku di dalam guanya sampai menetes-netes keluar.

“Tahan sebentar.. Ahh..”.

Gadis cantik berjilbab itupun mendapatkan orgasmenya setelah berusaha sesaat sebelum kont0lku berhenti menyemprotkan pelurunya. Kutekankan lagi kont0lku, denyutan pada otot-otot kemaluan kami saling memberikan kenikmatan ekstra. Aku berguling ke samping. Kami berpelukan dengan badan bersimbah keringat. Jilbabnya basah karena keringat kami berdua. Sungguh nikmat bercinta dengan gadis perawan.

Setelah beristirahat beberapa saat, kami segera membenahi baju kami dan keluar dari hutan. Kembali kukecup mesra kening dan bibir gadis manis berjilbab itu. Kuminta ia meminum pil anti hamil yang selalu kubawa, dan memberinya 3 lembar seratus ribuan untuknya.

Tidak lupa kuantarkan dia kembali kerumahnya karena jam sudah menunjukkan pukul 11 siang dan kuminta nomor Hpnya, kali aja aku kangen dengan jepitan memeknya.